Headline
Rakyat menengah bawah bakal kian terpinggirkan.
KINERJA perbankan Indonesia disebut masih cukup baik dan kuat. Itu dilihat dari kinerja intermediasi perbankan dalam negeri yang masih tumbuh positif dengan profil risiko yang terjaga. Salah satunya dapat dilihat dari kinerja penyaluran kredit yang tumbuh dengan tingkat kredit bermasalah yang relatif terkendali.
“Kinerja intermediasi perbankan masih tumbuh positif dengan profil risiko tetap terjaga pada November 2024,” ujar Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Merangkap Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Dian Ediana Rae dalam konferensi pers secara daring, Selasa (7/1).
Data OJK menunjukkan, pertumbuhan kredit pada November 2024 tercatat mencapai 10,92% secara tahunan (year on year/yoy) dengan nilai sebesar Rp7.717 triliun. Sementara Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan tercatat tumbuh 7,54% (yoy), lebih baik dari bulan sebelumnya yang ada di angka 6,74% (yoy) dengan nilai DPK di November 2024 mencapai Rp8.835,9 triliun.
Sedangkan tingkat kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) gross tercatat di angka 2,19%, turun tipis dari Oktober 2024 di angka 2,20%. Adapun NPL net tercatat 0,75%, juga lebih rendah dari posisi Oktober 2024 di angka 0,77%. Kemudian loan at risk tercatat di angka 9,82% dan lebih baik dari kondisi sebelum pandemi covid-19 di angka 9,93%.
“Secara umum, tingkat profitabilitas bank atau ROA sebesar 2,69%, dibandingkan Oktober adalah sebesar 2,73%, menunjukkan kinerja industri perbankan tetap resiliens dan stabil,” jelas Dian.
Demikian halnya dengan rasio permodalan (Capital Adequacy Ratio) perbankan yang tetap berdaya tahan dan stabil di angka 26,29%. Itu menurut Dian, dapat menjadi bantalan bagi perbankan untuk memitigasi risiko yang kuat di tengah ketidakpastian global.
Adapun pertumbuhan debet produk kredit Buy Now Pay Later (BNPL/beli sekarang bayar nanti) yang dilakukan perbankan tercatat 42,68% secara tahunan, setara Rp21,73 triliun dengan jumlah rekening mencapai 24,51 juta.
“Ini sebetulnya menunjukkan bahwa memang bank sendiri melaksanakan ekspansi kredit terkait konsumsi cukup signifikan melalui pay later, menunjukkan concern perbankan terhadap kebutuhan masyarakat secara umum, yang dalam level sebetulnya adalah kredit kecil,” pungkas Dian. (Mir/M-3)
Pengamat Perbankan & Praktisi Sistem Pembayaran Arianto Muditomo mengatakan penurunan BI Rate sebesar 25 bps pada Rabu (20/8), memberikan sinyal pelonggaran kebijakan moneter.
Penyelenggaraan IDBS 2025 sejalan dengan pesatnya pertumbuhan ekonomi digital Indonesia, yang pada 2024 mencapai US$90 miliar dan naik 13% dari tahun sebelumnya.
PT Trimegah Karya Pratama atau UltraCorp terus mengembangkan bisnis dengan menjalin kerja sama dengan berbagai perusahaan termasuk perbankan.
PT Bank Central Asia Tbk (BCA) kembali menyelenggarakan BCA Business Case Competition (BBCC), sebuah kompetisi tahunan bagi mahasiswa Indonesia.
Kesadaran akan pentingnya perencanaan keuangan jangka panjang mendorong banyak individu dan keluarga menjadikan asuransi jiwa sebagai bagian dari strategi perlindungan masa depan.
Sebagai platform investasi digital, Fundtastic terus berinovasi memperkuat posisinya dalam ekosistem keuangan di Indonesia.
Kementerian UMKM mencatat hingga 19 Agustus 2025, realisasi penyaluran KUR telah mencapai Rp169,2 triliun.
PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) mencatatkan kinerja positif sepanjang semester I 2025. Penyaluran kredit tumbuh sebesar 5,97% secara tahunan (yoy) menjadi Rp1.416,62 triliun.
Keputusan Bank Indonesia (BI) yang menurunkan suku bunga acuan (BI rate) menjadi 5,5% akan disambut positif sektor perbankan dan sektor riil.
Mengutip Hasil Survei Perbankan BI, pada jenis kredit konsumsi di triwulan II 2024, penyaluran KPR/KPA diprediksi masih menjadi prioritas utama.
Bank Jago juga membukukan laba bersih setelah pajak (net profit after tax) sebesar Rp60 miliar per akhir Maret 2025 atau tumbuh 178% dari akhir Maret 2024 sebesar Rp22 miliar.
Keberpihakan BRI dalam mendukung UMKM tercermin dari porsi penyaluran kredit yang didominasi oleh segmen UMKM, mencapai 81,97% dari total kredit atau senilai Rp1.110,37 triliun.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved