Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
KINERJA perbankan Indonesia disebut masih cukup baik dan kuat. Itu dilihat dari kinerja intermediasi perbankan dalam negeri yang masih tumbuh positif dengan profil risiko yang terjaga. Salah satunya dapat dilihat dari kinerja penyaluran kredit yang tumbuh dengan tingkat kredit bermasalah yang relatif terkendali.
“Kinerja intermediasi perbankan masih tumbuh positif dengan profil risiko tetap terjaga pada November 2024,” ujar Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Merangkap Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Dian Ediana Rae dalam konferensi pers secara daring, Selasa (7/1).
Data OJK menunjukkan, pertumbuhan kredit pada November 2024 tercatat mencapai 10,92% secara tahunan (year on year/yoy) dengan nilai sebesar Rp7.717 triliun. Sementara Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan tercatat tumbuh 7,54% (yoy), lebih baik dari bulan sebelumnya yang ada di angka 6,74% (yoy) dengan nilai DPK di November 2024 mencapai Rp8.835,9 triliun.
Sedangkan tingkat kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) gross tercatat di angka 2,19%, turun tipis dari Oktober 2024 di angka 2,20%. Adapun NPL net tercatat 0,75%, juga lebih rendah dari posisi Oktober 2024 di angka 0,77%. Kemudian loan at risk tercatat di angka 9,82% dan lebih baik dari kondisi sebelum pandemi covid-19 di angka 9,93%.
“Secara umum, tingkat profitabilitas bank atau ROA sebesar 2,69%, dibandingkan Oktober adalah sebesar 2,73%, menunjukkan kinerja industri perbankan tetap resiliens dan stabil,” jelas Dian.
Demikian halnya dengan rasio permodalan (Capital Adequacy Ratio) perbankan yang tetap berdaya tahan dan stabil di angka 26,29%. Itu menurut Dian, dapat menjadi bantalan bagi perbankan untuk memitigasi risiko yang kuat di tengah ketidakpastian global.
Adapun pertumbuhan debet produk kredit Buy Now Pay Later (BNPL/beli sekarang bayar nanti) yang dilakukan perbankan tercatat 42,68% secara tahunan, setara Rp21,73 triliun dengan jumlah rekening mencapai 24,51 juta.
“Ini sebetulnya menunjukkan bahwa memang bank sendiri melaksanakan ekspansi kredit terkait konsumsi cukup signifikan melalui pay later, menunjukkan concern perbankan terhadap kebutuhan masyarakat secara umum, yang dalam level sebetulnya adalah kredit kecil,” pungkas Dian. (Mir/M-3)
PT Bank Central Asia Tbk (BCA) kembali menyelenggarakan BCA Business Case Competition (BBCC), sebuah kompetisi tahunan bagi mahasiswa Indonesia.
Kesadaran akan pentingnya perencanaan keuangan jangka panjang mendorong banyak individu dan keluarga menjadikan asuransi jiwa sebagai bagian dari strategi perlindungan masa depan.
Sebagai platform investasi digital, Fundtastic terus berinovasi memperkuat posisinya dalam ekosistem keuangan di Indonesia.
PT Bank Negara Indonesia (BNI) menegaskan reputasinya sebagai institusi keuangan nasional yang mampu bersaing di panggung global dengan masuk ke daftar Global 2000 Forbes pada 2025.
Data Bank Indonesia mencatat peningkatan transaksi perbankan digital sebesar 54,89% secara tahunan (YoY) hingga September 2024.
GUBERNUR Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa menerima kunjungan Gubernur Banten, Andra Soni di Surabaya sebagai upaya bersinergi menguatkan perekonomian antar daerah.
PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) mencatatkan kinerja positif sepanjang semester I 2025. Penyaluran kredit tumbuh sebesar 5,97% secara tahunan (yoy) menjadi Rp1.416,62 triliun.
Keputusan Bank Indonesia (BI) yang menurunkan suku bunga acuan (BI rate) menjadi 5,5% akan disambut positif sektor perbankan dan sektor riil.
Mengutip Hasil Survei Perbankan BI, pada jenis kredit konsumsi di triwulan II 2024, penyaluran KPR/KPAÂ diprediksi masih menjadi prioritas utama.
Bank Jago juga membukukan laba bersih setelah pajak (net profit after tax) sebesar Rp60 miliar per akhir Maret 2025 atau tumbuh 178% dari akhir Maret 2024 sebesar Rp22 miliar.
Keberpihakan BRI dalam mendukung UMKM tercermin dari porsi penyaluran kredit yang didominasi oleh segmen UMKM, mencapai 81,97% dari total kredit atau senilai Rp1.110,37 triliun.
OJK memproyeksikan kredit perbankan tumbuh sebesar 9%-11% di 2025, didorong oleh pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang diprediksi berada di kisaran 6%-8%.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved