Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

HPP Gabah Rp6.500/Kg Diharapkan Dapat Mendongkrak Kesejahteraan Petani

Naufal Zuhdi
11/2/2025 01:05
HPP Gabah Rp6.500/Kg Diharapkan Dapat Mendongkrak Kesejahteraan Petani
Petani menurunkan karung berisi gabah dari atas mesin pemanen padi (combine harvester) di persawahan Pattallassang, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.(ANTARA/Arnas Padda)

WAKIL Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono yang juga menjabat Ketua Dewan Pengawas (Dewas) Bulog menegaskan, pembelian gabah sesuai dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) merupakan bagian dari komitmen Presiden dalam meningkatkan kesejahteraan petani. Petani diharapkan akan semakin produktif sehingga swasembada pangan dapat segera dicapai.

"Saya kira swasembada ini komitmen yang meyakinkan dari Bapak Presiden. Programnya sudah jelas, visinya juga sudah jelas, tinggal pelaksanaannya saja yang harus kita jaga seperti harga gabah tidak boleh turun dari HPP. Semua sudah diberikan, tinggal pelaksanaan yang kita tunggu," ujar Sudaryono dalam keterangan resminya, Senin (10/2).

Pemerintah telah menetapkan HPP gabah untuk masa panen raya 2025 sebesar Rp6.500 per kilogram. Keputusan itu berlaku mulai 15 Januari 2025, baik untuk pembelian oleh pemerintah maupun penggilingan swasta di seluruh Indonesia.

Serapan gabah sesuai dengan HPP, sambung dia, sangat penting dilakukan oleh Bulog untuk memastikan stok pangan nasional tercukupi dan meningkatkan kesejahteraan petani Indonesia.

Ia juga menekankan swasembada pangan merupakan prioritas utama Presiden yang harus segera dipenuhi.

"Swasembada itu adalah prioritas dari Presiden yang harus mampu kita penuhi. Artinya, stok nasional harus cukup dan petaninya juga wajib sejahtera. Karena itu, Presiden sudah memutuskan HPP gabah Rp6.500 dan Bulog ditargetkan menyerap 3 juta ton," katanya.

Kebijakan itu diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani secara perlahan namun pasti. Sehingga, lanjutnya, Indonesia dapat memutus ketergantungan pada impor pangan yang selama ini cukup besar.

"Tujuannya adalah harga pembelian gabah di tingkat petani bisa kita jaga sehingga NTP (nilai tukar petani) juga meningkat. Jadi negara hadir langsung bersentuhan dengan petani," pungkasnya. (Fal/E-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Mirza
Berita Lainnya