Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
INDEKS Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Kamis sore berakhir di zona merah, mencerminkan pelemahan yang terjadi di sejumlah bursa saham kawasan Asia.
IHSG tercatat turun 15,76 poin atau 0,22% ke level 7.064,59. Indeks LQ45, yang mencakup 45 saham unggulan, juga melemah 10,56 poin atau 0,05% ke posisi 821,39. Penurunan ini didorong oleh sentimen negatif global dan regional.
Analis Pilarmas Investindo Sekuritas menjelaskan bahwa pelemahan pasar di Asia, termasuk Indonesia, dipicu oleh respons terhadap risalah pertemuan Federal Reserve (The Fed).
"Pasar menilai risalah tersebut mengindikasikan bahwa pelonggaran kebijakan moneter akan melambat, sementara inflasi diprediksi terus bertahan," ujar Tim Riset Pilarmas.
Para pejabat The Fed mengungkapkan kekhawatiran terhadap inflasi yang berkelanjutan, serta dampak kebijakan perdagangan dan imigrasi di bawah pemerintahan Donald Trump yang akan datang. The Fed juga memberikan sinyal bahwa pelonggaran moneter mungkin mendekati batasnya.
Di sisi lain, data ekonomi dari China turut mempengaruhi sentimen pasar. Indeks harga konsumen di China hanya naik 0,1% pada Desember 2024, yang merupakan kenaikan terendah dalam sembilan bulan terakhir. Harga produsen juga menunjukkan kontraksi selama 27 bulan berturut-turut, menyoroti tekanan deflasi yang terus meningkat meski ada dukungan kebijakan moneter dan fiskal.
Laporan mengenai rencana Donald Trump untuk mengumumkan keadaan darurat ekonomi nasional juga turut menambah tekanan bagi pasar. Langkah ini dinilai akan memberikan dasar bagi penerapan tarif perdagangan yang lebih luas, baik terhadap sekutu maupun lawan dagang Amerika Serikat.
Setelah dibuka menguat, IHSG bergerak ke zona negatif hingga akhir perdagangan sesi pertama. Pada sesi kedua, IHSG bertahan di teritori merah hingga penutupan.
Berdasarkan data Indeks Sektoral IDX-IC, tiga sektor mencatatkan penguatan. Sektor industri memimpin kenaikan dengan 0,59%, diikuti sektor transportasi & logistik (0,16%) dan sektor properti (0,10%). Sebaliknya, delapan sektor mengalami pelemahan, dengan sektor energi mencatatkan penurunan terdalam sebesar 0,84%, diikuti sektor barang baku (-0,79%) dan sektor kesehatan (-0,59%).
Saham-saham dengan penguatan tertinggi antara lain:
BTEK
SSTM
FORU
BRRC
RATU
Sementara itu, saham-saham yang mencatatkan pelemahan terbesar meliputi:
KSIX
YOII
FUTR
AYLS
SAFE
(Ant/Z-10)
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada perdagangan Selasa 19 Agustus 2025, diprediksi bergerak mendatar.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat sejarah dengan menembus level psikologis 8.000 pada perdagangan Jumat (15/8).
INDEKS Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) menguat pada Jumat (15/8), di jelang pembacaan nota keuangan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun 2026.
INDEKS harga saham gabungan (IHSG) melanjutkan penguatannya pada penutupan perdagangan Rabu, 14 Agustus 2025. IHSG naik hingga mendekati level psikologis 8.000.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada perdagangan Kamis 14 Agustus 2025, dibuka menguat 29,63 poin atau 0,38% ke posisi 7.922,54.
Tren positif indeks harga saham gabungan (IHSG) berlanjut dengan melonjak 2,4% ke level 7.792 pada penutupan perdagangan Selasa (12/8).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved