Headline

Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.

Fokus

Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.

Daya Tahan Ekonomi Mengesankan meski Terancam Perlambatan

Mirza Andreas
08/1/2025 23:18
Daya Tahan Ekonomi Mengesankan meski Terancam Perlambatan
Kapal tongkang pengangkut batu bara melintas di Sungai Musi, Palembang, Sumatra Selatan. Ekonomi Indonesia sepanjang 2024 dinilai cukup mengesankan, salah satunya karena harga komoditas batu bara cukup tinggi di pasar global.(ANTARA/Nova Wahyudi)

HEAD Center of Macroeconomics and Finance Indef M Rizal Taufikurahman menilai perekonomian Indonesia sepanjang 2024 menunjukkan daya tahan yang mengesankan, di tengah kondisi beberapa negara maju yang terjebak resesi atau menghadapi ancaman perlambatan ekonomi.

"Dengan pertumbuhan yang stabil di kisaran 5%, Indonesia diuntungkan oleh konsumsi domestik yang kuat, diversifikasi mitra dagang, serta ekspor komoditas seperti batu bara dan nikel," katanya, Rabu (8/1).

Namun ia mengingatkan, daya tahan yang baik itu karena tertolong oleh harga komoditas global yang sedang tinggi. Menurutnya, ketergantungan pada sektor komoditas memiliki risiko laten. Jika harga global turun atau regulasi lingkungan internasional diperketat, pendapatan ekspor dapat tergerus signifikan.

Karena itu, ketergantungan pada komoditas harus segera diimbangi dengan penguatan sektor manufaktur dan ekonomi digital.

Di tengah ketidakpastian global itu, Rizal mengatakan langkah yang strategis dan reformasi struktural yang berkelanjutan akan menjadi kunci agar Indonesia tidak hanya bertahan, tetapi juga unggul dalam kompetisi ekonomi global.

Pada triwulan I 2024, ekonomi Indonesia tercatat tumbuh 5,11% secara tahunan (yoy). Selanjutnya, pertumbuhan ekonomi mencapai 5,05% pada triwulan II 2024 dan 4,95% triwulan III 2024.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati, dalam konferensi pers APBN KiTa, di Jakarta, Senin (6/1), memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya mencapai kisaran 5% pada 2024.

Angka tersebut lebih rendah dibandingkan asumsi makro dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024 yang ditetapkan sebesar 5,2%.

Tingkat inflasi pada 2024 berada di level 1,57% (yoy), jauh lebih rendah dari asumsi APBN sebesar 2,8%. Namun, nilai tukar rupiah tercatat berada di level Rp15.847 per dolar AS pada akhir tahun, tertekan oleh berbagai faktor global.

Sri Mulyani menjelaskan bahwa ketidakpastian global, termasuk gejolak geopolitik dan pasar keuangan dunia, menjadi faktor utama perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Ketegangan di Timur Tengah, perlambatan ekonomi Tiongkok, dan penurunan harga komoditas andalan Indonesia juga turut memengaruhi kinerja ekonomi nasional.

Bendahara Negara itu juga mencatat dampak dari kemenangan Donald Trump dalam Pemilihan Presiden Amerika Serikat. Kebijakan yang bakal diambil Trump, seperti penetapan tarif dan pendekatan ekonomi nasionalistik, kian memperburuk tekanan ekonomi global. (E-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Mirza
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik