Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PEMERINTAH telah mengumumkan kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11% menjadi 12% mulai 1 Januari 2025. Kebijakan ini mengacu pada Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP).
Namun, tidak semua barang dan jasa terkena dampaknya. Berikut daftar lengkapnya:
Beberapa barang dan jasa tertentu akan dikenakan tarif PPN baru sebesar 12%. Berikut daftarnya:
Rumah, apartemen, dan kondominium dengan harga jual Rp30 miliar ke atas.
Private jet, helikopter, dan balon udara.
Kapal pesiar, yacht, dan kendaraan bermotor tertentu yang juga dikenai Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM).
Senjata api, kecuali yang digunakan untuk keperluan negara.
Barang dan jasa umum yang saat ini dikenakan PPN 11% tetap berlaku dengan tarif lama. Contohnya: Produk kebutuhan sehari-hari seperti sampo dan sabun.
Barang dan jasa yang mendapatkan pembebasan PPN tetap tidak berubah. Beberapa contohnya adalah:
Kebutuhan Pokok
Layanan Esensial
Transportasi Umum
Pemerintah juga telah menyiapkan berbagai stimulus untuk menjaga daya beli masyarakat di tengah kenaikan PPN. Berikut beberapa di antaranya:
Bantuan pangan berupa 10 kg beras untuk 16 juta penerima (Januari-Februari 2025).
Diskon listrik sebesar 50% untuk pelanggan dengan daya ≤2.200 VA selama dua bulan.
Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) bagi pekerja yang mengalami PHK.
PPh final sebesar 0,5% diperpanjang hingga akhir 2025.
Bebas pajak penghasilan untuk UMKM dengan omzet di bawah Rp500 juta per tahun.
Pajak penghasilan (PPh Pasal 21) untuk karyawan bergaji hingga Rp10 juta per bulan ditanggung pemerintah.
Subsidi bunga sebesar 5% untuk revitalisasi mesin di industri padat karya.
Diskon PPN hingga 100% untuk pembelian rumah dengan harga maksimal Rp2 miliar (berlaku hingga 9 Juni 2025).
Efektif Berlaku: 1 Januari 2025.
Tujuan Kebijakan: Menjaga daya beli masyarakat, memastikan stabilitas ekonomi, dan mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
Kenaikan PPN 12% hanya berlaku untuk barang dan jasa tertentu yang masuk kategori mewah, sementara kebutuhan pokok, jasa penting, dan barang sehari-hari tidak terpengaruh.
Selain itu, pemerintah juga memberikan berbagai insentif dan stimulus untuk menjaga daya beli masyarakat.
Dengan memahami daftar barang dan jasa ini, Anda dapat mempersiapkan diri menghadapi perubahan kebijakan pajak di tahun 2025.
Pastikan Anda terus mengikuti informasi terkini terkait peraturan pajak untuk tetap memanfaatkan insentif dan stimulus yang tersedia. (MI/Z-10)
PENERAPAN tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12% tak semata berdampak pada barang mewah atau objek yang selama ini dipungut Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved