Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
INDONESIA memiliki potensi besar di sektor tembaga melalui hilirisasi. Hilirisasi menghasilkan dua manfaat signifikan yakni manfaat ekonomi serta mendukung langkah Indonesia berperan aktif dalam menerapkan teknologi rendah karbon di era transisi energi global. Indonesia berada di jalur yang tepat untuk memperkuat posisi sebagai pusat industri tembaga dunia.
Menurut laporan terbaru dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), ekosistem hilirisasi tembaga di Indonesia telah berkembang pesat. Indonesia memiliki cadangan tembaga sebanyak 24.000 ton atau 3% dari total cadangan dunia sehingga berada di peringkat ke-10 global dan menjadi produsen tembaga terbesar di Asia Tenggara. Tren global menuju energi bersih dan teknologi hijau, seperti kendaraan listrik, panel surya, dan turbin angin, memberikan momentum strategis bagi Indonesia untuk memperkuat industri ini.
“Hilirisasi tembaga memberikan nilai tambah luar biasa. Pengolahan dari bijih menjadi konsentrat dapat meningkatkan nilai dua kali lipat, sedangkan produk akhir seperti kabel listrik mampu mencapai peningkatan hingga 71 kali lipat,” jelas Direktur Eksekutif INDEF, Esther Sri Astuti, dalam kajian berjudul “Laporan Akhir Kajian Kebijakan untuk Optimalisasi Pelaksanaan Industrialisasi dalam Hilirisasi Industri Strategis Tembaga.”
“Proses ini tidak hanya meningkatkan nilai ekspor, tetapi juga membuka ratusan ribu lapangan kerja dan memberikan kontribusi besar pada GDP nasional,” tambahnya.
Kebutuhan global terhadap tembaga terus meningkat dengan proyeksi pertumbuhan 14% per tahun hingga 2035. Industri kendaraan listrik menjadi pendorong utama permintaan ini. Selain itu, pengembangan energi terbarukan dan digitalisasi infrastruktur memperkuat peran tembaga sebagai logam strategis.
Berdasarkan data dari Kementerian Investasi, hilirisasi tembaga telah menciptakan 253.583 lapangan kerja dengan nilai ekspor mencapai 282 juta USD. Proyeksi hingga 2045 menunjukkan potensi dampak ekonomi yang luar biasa, dengan investasi senilai 16 miliar USD yang dapat memperkuat daya saing nasional dan menjadikan Indonesia sebagai produsen utama kabel listrik dan komponen kendaraan listrik.
Namun, dalam industri tembaga Indonesia harus bersaing dengan negara-negara produsen utama tembaga seperti Chile, Peru, dan Australia yang memiliki keunggulan dari sisi skala produksi dan teknologi. Posisi Indonesia dalam rantai nilai global masih cenderung dominan di sektor hulu, sementara sektor hilir yang memiliki nilai tambah tinggi masih tertinggal.
"Tantangan lain adalah kebutuhan investasi besar untuk mengembangkan industri hilir. Pembangunan smelter baru dan infrastruktur pengolahan yang memadai membutuhkan investasi yang signifikan. Meskipun investasi asing cukup tinggi, dengan Penanaman Modal Asing (PMA) menyumbang 66,8% pada 2023, investasi domestik masih terbatas," jelas Esther.
Selain itu, terdapat risiko oversupply di pasar global. Jika kapasitas produksi tembaga tidak seimbang dengan permintaan, kelebihan pasokan dapat menekan harga produk olahan tembaga, yang berpotensi mengurangi profitabilitas industri. Dalam hal ini, strategi diversifikasi produk dan pengembangan pasar domestik menjadi sangat penting.
Langkah strategis hilirisasi tembaga tidak hanya berorientasi pada manfaat ekonomi, tetapi juga keberlanjutan. Dengan kebijakan proaktif, insentif fiskal, dan reformasi perizinan berbasis risiko, Indonesia mampu menarik investasi strategis dan memperkuat posisinya dalam rantai pasok teknologi hijau dunia.
Esther menyebut Indonesia memiliki momentum yang tak tergantikan untuk menjadi pemain utama dalam industri tembaga global. Dengan dukungan kebijakan yang progresif dan inovasi teknologi, ia menilai Indonesia dapat mengubah potensi ini menjadi realitas yang membawa manfaat besar bagi bangsa dan dunia.
"Dengan visi besar dan langkah nyata, Indonesia sedang membangun masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan. Hilirisasi tembaga bukan hanya strategi ekonomi, tetapi juga kontribusi penting dalam menghadapi tantangan global dan memperkuat martabat bangsa di panggung internasional," ujar Esther.
Laporan INDEF menunjukkan bahwa keberhasilan hilirisasi tembaga di Indonesia tidak lepas dari terbentuknya ekosistem industri yang terintegrasi. Implementasi Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (UU Minerba) menjadi fondasi penting dalam membangun rantai pasok yang kuat antara sektor hulu dan hilir. Smelter tembaga, seperti yang dioperasikan PT Freeport Indonesia di Gresik, Jawa Timur, memainkan peran vital dalam mendukung hilirisasi.
Esther menilai, dengan kapasitas pengolahan 1,7 juta ton konsentrat tembaga per tahun, smelter ini menghasilkan 600.000 ton katoda tembaga, menjadikannya salah satu fasilitas terbesar di dunia.
Tidak hanya itu, fasilitas pemurnian logam mulia di bawah PT Amman Mineral Internasional Tbk di Kabupaten Sumbawa Barat juga memperkuat posisi Indonesia dalam rantai nilai global. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Bahlil Lahadalia, memuji langkah ini sebagai upaya nyata dalam menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan negara. (H-2)
PT Sumbawa Timur Mining memastikan bahwa praktik pertambangan yang bertanggung jawab terhadap lingkungan telah diterapkan sejak tahap eksplorasi.
DINAS ESDM NTB memberi keterangan terkait dugaan ditemukannya kolam limbah eksploitasi tambang di area kerja PT Sumbawa Timur Mining (STM), Kecamatan Hu’u, Kabupaten Dompu.
HARGA tembaga melonjak lebih dari 5% di New York. Penyebabnya yaitu Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyarankan impor logam tersebut dikenakan tarif sebesar 25%.
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali mengguncang kebijakan perdagangan global, dengan mengusulkan tarif baru pada impor tembaga sebesar 25%.
Dengan memiliki 3% dari cadangan tembaga yang ada di dunia, Indonesia disebut memiliki peluang untuk menjadi negara pengekspor produk derivatif tembaga.
Proyek ini diharapkan dapat menarik lebih banyak investor untuk berinvestasi di Natuna, sehingga memperkuat posisi daerah sebagai kawasan industri.
Presiden Prabowo Subianto dijadwalkan meresmikan smelter atau fasilitas pemurnian emas milik PT Freeport Indonesia di Gresik, Jawa Timur, pada Senin (17/3).
BMPP Nusantara II-60MW merupakan salah satu amanat yang tercantum dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) yang telah dicanangkan pemerintah.
PABRIK asam sulfat smelter PT Freeport Indonesia di Gresik, Jawa Timur, terbakar pada Senin (14/10) sore pukul 17.45 WIB.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved