Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Pemerintah Bentuk EU Desk untuk Sambut Investasi Uni Eropa

M Ilham Ramadhan Avisena
09/12/2024 22:46
Pemerintah Bentuk EU Desk untuk Sambut Investasi Uni Eropa
Ilustrasi(Antara)

Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Perkasa Roeslani mengungkapkan pihaknya telah membentuk EU Desk untuk menjembatani urusan investasi Uni Eropa di Indonesia. 

"Kita juga sepakat akan menjalankan EU Desk di kementerian kami. Selama ini hanya ada China Desk, Japan Desk, dan Korea Desk, kita akan menjalankan EU Desk. Mungkin itu salah satu outcome dari hasil pertemuan kita ini," ujarnya seusai Indonesia-Europe Investment Summit 2024 bertajuk Bridging Horizons: European Investment and Indonesia's Path to a Sustainable Future, Jakarta, Senin (9/12).

Salah satu yang disasar dari Uni Eropa ialah terkait investasi di sektor energi terbarukan. Indonesia, kata Rosan, sejauh ini belum begitu optimal memanfaatkan energi terbarukan yang tersedia. Melalui penanaman modal, diharapkan potensi yang menanti dapat dioptimalkan. 

"Potensi selama ini di green energy yang mungkin pengenalannya baru kurang dari 1% di Indonesia itu bisa kita aktivasi, atau kita bisa gencarkan secara cepat dan kita bisa mengakselerasi pertumbuhan," terangnya. 

Di saat yang sama kehadiran EU Desk juga diharapkan dapat melengkapi Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) saat disepakati nantinya. Perjanjian perdagangan itu menurut Rosan akan berdampak besar bagi investasi Uni Eropa di Indonesia. 

"Itu akan berdampak sangat besar, membuka potensi antara kita dengan negara-negara EU, tidak hanya dari sisi investasi, tapi juga perdagangan, pendidikan, jasa dan lainnya," kata dia. 

Harapan serupa juga diungkapkan oleh Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Anindya Novyan Bakrie. Menurutnya, IEU-CEPA akan menjadi hal penting bagi perkembangan perdagangan dan ekonomi kedua pihak.

Melalui kerja sama itu, nilai perdagangan antara Indonesia dan Uni Eropa dapat bertambah hingga 6 kali lipat. Hal tersebut merupakan aspek potensial dan strategis bagi kedua belah pihak yang saat ini masih bernegosiasi. 

"Itu akan membuka akses kepada kawasan yang US$17 triliun dan sebaliknya buat Eropa, indonesia ini adalah kakak dari ASEAN dengan 285 juta orang, PDB US$1,3 triliun, jadi ini hal strategis buat dua-duanya," kata Anindya.

"Sekarang trade Indonesia dengan Eropa US$30 miliar, tapi kalau dibuka, paling tidak bisa cepat dua kali lipat. Kalau misalnya nanti kita buka sumbatan-sumbatan, itu bisa dua sampai enam kali lipat (tambahannya)," lanjutnya.

Sementara itu, Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam Denis Chaibi juga mengharapkan perundingan IEU-CEPA dapat segera dituntaskan dalam waktu dekat. 

"Kami sangat berharap dapat menyelesaikan negosiasi CEPA dengan sangat cepat, sehingga bersama-sama kita dapat memulai perjalanan investasi dan pertumbuhan," terangnya. (Z-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika
Berita Lainnya