Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Mantan PM Australia Pamerkan Sumber Energi Hijau Baru di Electricity Connect 2024

Putri Anisa Yuliani
28/11/2024 12:26
Mantan PM Australia Pamerkan Sumber Energi Hijau Baru di Electricity Connect 2024
Mantan Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull(Instagram/MalcolmTurnbull)

MANTAN Perdana Menteri Australia, Malcolm Turnbull, memamerkan sumber energi hijau baru untuk menekan emisi berupa pembangkit listrik tenaga air pompa penyimpanan (pumped storage hydropower/PSH) dalam acara Electricity Connect (EC) 2024.

Dia mengeklaim pembangkit ini sebagai teknologi baterai terbesar di dunia, dengan kapasitas terpasang global hampir 200 GW. “PSH ini menyerupai baterai raksasa yang menyimpan kelebihan hasil penyerapan energi surya atau angin,” ujar Turnbull melalui keterangan pers, Kamis (28/11).

Turnbull yang kini menjabat sebagai Presiden International Hydropower Association (IHA) juga menekankan pentingnya persoalan waktu yang mepet untuk penerapan teknologi hijau dalam rangka mencapai target penurunan suhu global pada 2050.

"Kita semua memiliki sumber daya. Yang kita butuhkan cuma satu, waktu. Waktu kini hampir habis dan kita harus segera bangun," ucapnya 

Ia menyebutkan, mengacu pada Perjanjian Paris (Paris Agreement), para pemimpin dunia berjanji untuk berupaya membatasi kenaikan suhu global jangka panjang di angka 1,5 derajat celsius, dibandingkan masa praindustrialisasi, pada 2100.

Untuk mewujudkan hal tersebut, emisi perlu dikurangi hingga 45% pada 2030 dan mencapai nol bersih (net zero) pada 2050. “Kondisi bumi saat ini sudah sekitar 1,2 derajat celsius lebih hangat dibanding akhir tahun 1.800," tuturnya.

Sebagai informasi, Indonesia sudah berancang-ancang menerapkan PLTA PSH usai menandatangani kesepahaman (MoU) dengan Perusahaan Jerman Germany’s Kreditanstalt für Wiederaufbau (KfW), pada ajang COP29, di Baku, Azerbaijan, Rabu (13/11).

Menurut Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Yuliot Tanjung, besarnya potensi energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia yang belum dimanfaatkan secara optimal.

Hal tersebut menunjukkan peluang besar sekaligus tantangan bagi Indonesia dalam transisi energi menuju net zero emission (NZE) pada 2060. Oleh karena itu, Kementerian ESDM menggandeng banyak pihak untuk memaksimalkan potensi EBT.

"Ada pembangkit baru yang harus kita bangun dan juga ada kebutuhan investasi untuk bagaimana kita menyediakan tenaga listrik yang berasal dari energi baru dan terbarukan," katanya.

Ia menjabarkan, dari total potensi sebesar 3.687 Gigawatt (GW), pemanfaatannya saat ini baru mencapai 0,3%. Secara rinci, potensi tenaga surya sebesar 3.294 gigawatt (GW), sementara yang baru termanfaatkan hanya sekitar 675 megawatt (MW). Sementara untuk tenaga hidro, potensinya sebesar 94 gigawatt (GW), sementara yang dimanfaatkan hanya sekitar 6,6 GW.

"Sementara di dalam pelaksanaanya ini kita sudah memanfaatkan gasifikasi batubara sebesar 250 megawatt, untuk angin kita memiliki potensi sekitar 155 gigawatt, baru termanfaatkan sekitar 152 megawatt, masih ada gap potensi yang besar," pungkasnya.

Menangkap potensi ini, pemerintah terus berkomitmen mendorong pemanfaatan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) menuju Net Zero Emission (NZE) 2060.

Salah satu komitmennya, diwujudkan melalui gelaran acara Electricity Connect 2024 bertajuk Go Beyond Power Energizing The Future untuk memperkuat kolaborasi lintas sektor dalam mempercepat transisi Energi Baru Terbarukan (EBT).

Event besar ini diharapkan bisa memberikan wawasan bagi generasi muda dan profesional di industri tentang bagaimana masa depan ketenagalistrikan berkembang, seiring dengan tren energi terbarukan dan teknologi digital. (Z-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika
Berita Lainnya