Headline
Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.
Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economic (Core) Mohammad Faisal menilai anjloknya Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) dipicu dari tren pelemahan konsumsi rumah tangga, utamanya kelas menengah. Bank Indonesia (BI) melaporkan data IKK pada Oktober 2024 berada di angka 121,1, menurun dibandingkan data IKK pada September lalu yang di posisi 123,5.
Sementara, berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Harga Konsumen (IHK) mengalami penurunan dari 105,93 pada September 2024 menjadi 106,01 pada Oktober 2024.
"Saya melihat distribusi terbesar pelemahan konsumsi itu ada di kelas tengah," ungkap Faisal kepada Media Indonesia, Senin (11/11).
Faisal menuturkan keyakinan konsumen terpantau menyusut pada seluruh kategori penghasilan, terutama pada persepsi responden dengan penghasilan Rp2 juta-Rp3 juta yang mengalami penurunan dari level 114,9 pada September 2024 menjadi 111,5 pada Oktober lalu. Responden dengan penghasilan Rp3,1 juta-Rp4 juta juga mengalami penurunan optimisme yang cukup dalam dari 122,1 pada September menjadi 114,0 pada bulan lalu.
"Kalau kita lihat distribusi IKK Oktober ini yang mengalami pelemahan terdalam di kelas pengeluaran Rp2 juta sampai Rp4 juta. Namun, penurunan keyakinan ini sebenarnya sudah terlihat sejak kuartal III 2023," ujarnya.
Menurut Faisal pemerintah perlu segera menelurkan kebijakan yang mendorong pendapatan kelas menengah naik agar belanja konsumsi mereka juga terangkat. Namun, jika tanpa ada intervensi yang berarti dari pemerintah, kondisi pelemahan daya beli di kelas menengah dikhawatirkan terus terjadi ke depannya.
"Jika tidak usaha dari pemerintah untuk mengembalikan keadaan, atau justru semakin diperparah, maka ini semakin menekan konsumsi rumah tangga kelas menengah karena luput dari perhatian pemerintah," pungkasnya.
Dihubungi terpisah, ekonom Yusuf Rendy Manilet berpandangan penurunan IKK menunjukkan bahwa konsumen merasakan penurunan dalam penghasilan, ketersediaan lapangan kerja, dan kemampuan untuk membeli barang tahan lama. Katanya, ini dapat diartikan sebagai sinyal bahwa konsumen mulai merasa kurang yakin terhadap stabilitas ekonomi mereka.
"Hal ini bisa disebabkan oleh faktor-faktor seperti inflasi, ketidakpastian politik, atau perubahan dalam pasar tenaga kerja," imbuhnya.
Melihat lebih jauh ke dalam data, penurunan dalam sub-indeks IKK seperti indeks penghasilan saat ini dan indeks ketersediaan lapangan kerja menandakan adanya kekhawatiran konsumen terhadap pendapatan dan peluang pekerjaan mereka.
Penurunan ini, ungkap Yusuf, bisa disebabkan oleh perlambatan pertumbuhan ekonomi atau kebijakan pemerintah yang mungkin belum sepenuhnya dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
"Penurunan dalam ekspektasi ketersediaan lapangan kerja dan kegiatan usaha menunjukkan bahwa konsumen lebih pesimis tentang kondisi ekonomi di masa depan," tuturnya. (Z-11)
Faisal menyatakan bahwa sebelumnya, CoRE Indonesia memprediksi pertumbuhan investasi Indonesia pada kuartal II hanya berada pada angka di atas 3%.
BPKH Limited mengambil langkah cepat dan bertanggung jawab dalam merespons kekurangan layanan konsumsi bagi jemaah haji Indonesia pada 14 Zulhijah 1446 H (10 Juni 2025).
BPKH Limited menyampaikan permohonan maaf secara terbuka kepada jemaah haji Indonesia atas ketidaksempurnaan layanan konsumsi yang terjadi pada 14 Dzulhijjah 1446
Pada Mei 2025, kondisi pendapatan konsumen tergerus. Sementara itu, proporsi pembayaran cicilan atau utang justru mengalami peningkatan.
Untuk BBM, tersedia cadangan dengan ketahanan 8-13 hari, sedangkan LPG memiliki ketahanan hingga 5 hari.
MENURUT Asosiasi Pengusaha Kopi dan Cokelat Indonesia (APKCI), jumlah kedai kopi di Tanah Air diperkirakan mencapai 10 ribu gerai yang terdiri dari merek lokal dan merek internasional.
capaian pertumbuhan ekonomi Indonesia meningkat menjadi 5,12 persen. Itu dinilai ekonom didorong oleh investasi dan konsumsi rumah tangga
Tulus Abadi menuding angka pertumbuhan ekonomi yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) tidak tidak mencerminkan kondisi masyarakat di lapangan.
Data pertumbuhan ekonomi triwulan II 2025 yang baru dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) penuh kejanggalan dan tanda tanya.
MENTERI Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menyampaikan, capaian pertumbuhan ekonomi sebesar 5,12% pada triwulan II 2025 tak lepas dari campur tangan pemerintah.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, Indonesia membutuhkan pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan investasi yang tinggi guna mencapai target pertumbuhan ekonomi.
KEPALA Pusat Makroekonomi dan Keuangan Institute for Development of Economics and Finance (Indef) M. Rizal Taufikurahman mengungkapkan rumah tangga Indonesia semakin tertekan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved