Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Trump Diperkirakan Menang, Rupiah Melemah Imbas Penguatan Dolar AS

Insi Nantika Jelita
06/11/2024 15:32
Trump Diperkirakan Menang, Rupiah Melemah Imbas Penguatan Dolar AS
ilustrasi(Antara Foto)

 

DIREKTUR PT. Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan mata uang rupiah ditutup melemah 84 poin menjadi Rp.15.832 per dolar Amerika Serikat (AS) sore ini (6/11). Dollar menguat seiring peluang Donald Trump memenangkan pemilu AS 2024 semakin nyata. Trump sudah meraih 277 dari 270 electoral vote yang dibutuhkan untuk menang. 

"Mata uang rupiah melemah 84 poin. Pasar bersiap untuk masa jabatan kedua Trump yang mengungguli Kamala Haris dalam Pilpres AS 2024," ujar Ibrahim dalam keterangan resmi, Rabu (6/11).

Ia menuturkan ke depan ada potensi AS mempertahankan suku bunga tetap tinggi dan dolar tetap kuat di tahun-tahun mendatang serta kembali melonjaknya imbal hasil treasury.

Dalam Pilpres AS, penghitungan suara awal menunjukkan Trump unggul dengan 230 suara elektoral, sementara Harris unggul di 192 suara. Associated Press juga menyatakan bahwa Trump telah memenangkan North Carolina, negara bagian medan pertempuran utama, dan unggul di negara bagian lain yang menjadi penentu, termasuk Arizona, Pennsylvania, Wisconsin, dan Michigan. 

Trump secara luas diperkirakan akan memberlakukan lebih banyak kebijakan inflasi, mengingat pendiriannya tentang perdagangan proteksionis dan imigrasi. Skenario seperti itu diperkirakan akan membuat suku bunga relatif lebih tinggi dalam jangka panjang. 

Selain itu, prospek kemenangan Trump menghadirkan lebih banyak tekanan ekonomi pada Tiongkok. Trump telah berjanji untuk mengenakan tarif perdagangan yang tinggi pada Tiongkok, yang menandakan lebih banyak tekanan ekonomi pada negara itu saat bergulat dengan deflasi yang terus-menerus dan penurunan pasar properti yang berkepanjangan. 

Penguatan dolar AS, kata Ibrahim, disebabkan penantian penurunan suku bunga AS sebesar 25 basis poin dalam waktu dekat. 

Di dalam negeri, faktor pelemahan rupiah dikatakan tak lepas dari melandainya konsumsi rumah tangga Indonesia. Hal ini menjadi permulaan yang kurang baik bagi Presiden Prabowo Subianto di awal masa pemerintahannya. Terlebih, konsumsi adalah mesin utama penggerak pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Badan Pusat Statistik telah merilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia  melandai ke angka 4,95% (yoy) untuk kuartal III-2024 atau terburuk dalam setahun terakhir. Angka ini lebih rendah dibandingkan kuartal II-2024 yang berada di angka 5,05% dan posisi ini juga merupakan yang terendah sejak kuartal III-2023 yang pada saat itu tumbuh sebesar 4,94% yoy.

Jika dilihat berdasarkan pengeluaran, tampak konsumsi rumah tangga tumbuh tak sampai 5% atau tepatnya 4,91% yoy. Padahal konsumsi  menyumbang 53,08% terhadap total PDB Indonesia. Pertumbuhan konsumsi pada kuartal III juga di bawah data historisnya yakni 5%. (H-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indriyani Astuti
Berita Lainnya