Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
DIREKTUR Eksekutif Center of Reform on Economics (CoRE), Mohammad Faisal memprediksi bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan ketiga berpotensi di kisaran 4,9-5%.
"Jadi artinya kemungkinan besar sedikit dibawah 5%, bisa 5% tapi itu maksimum," kata Faisal saat dihubungi pada Senin (4/11).
Faisal menjabarkan, pertumbuhan ekonomi yang diprediksi maksimum di 5% di triwulan III ini disebabkan karena dua permasalahan utama sumber pertumbuhan ekonomi, yaitu konsumsi rumah tangga yang melemah dibarengi dengan industri manufaktur yang juga melemah.
"Dari sisi pengeluaran konsumsi rumah tangga yang berkontribusi lebih dari 50 persen mengalami pelemahan kemungkinan di kisaran 4,9 persen. Demikian pula jika dilihat dari lapangan usaha, dari sisi sektor industri manufaktur diperkirakan melambat karena dia merupakan kontributor besar terhadap PDB, maka perlambatan industri manufaktur berdampak besar terhadap pertumbuhan yang lebih lambat," jelasnya.
Selain itu Faisal menyebut bahwa bukan hanya industri manufaktur yang melambat, tetapi juga sektor perdagangan dan transportasi yang mengalami perlambatan juga memberikan dampak terhadap pertumbuhan ekonomi di kuartal III.
"Kembali lagi ke dari sisi pengeluaran, selain konsumsi rumah tangga juga investasi yang masih diprediksikan lambat, pertumbuhannya di kisaran 4 persenan di kuartal III. Sehingga ini susah untuk mengangkat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan ke atas 5 persen," bebernya.
Permasalahan ini, sambung Faisal, masih akan berlanjut bukan hanya di kuartal ketiga, tapi juga di kuartal keempat, dan kemungkinan besar juga sampai periode awal 2025. (Fal/M-4)
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) menilai persoalan utama dalam penyaluran kredit ialah pada kemampuan konsumsi rumah tangga, alih-alih pada tingkat bunga acuan.
Mesin utama pertumbuhan, yaitu konsumsi masyarakat, tumbuh melambat menjadi 4,91% secara tahunan pada kuartal ketiga 2024, lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang sebesar 4,93%.
Kinerja konsumsi rumah tangga dan industri pengolahan mendorong pelambatan pertumbuhan ekonomi triwulan III 2024.
Pemerintah didorong untuk bisa menarik investasi asing secara deras guna mendukung penciptaan lapangan kerja.
Direktur Eksekutif Core Mohammad Faisal menilai anjloknya Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) dipicu dari tren pelemahan konsumsi rumah tangga, utamanya kelas menengah.
Mitsubishi Electric Factory Automation berkontribusi terhadap Karbon Netral dengan memanfaatkan perangkat yang sudah berbasis AI (Artificial Intelligence) yaitu perangkat EcoAdviser.
Budi Arie menegaskan komitmen Kominfo untuk mewujudkan transformasi digital dan mencapai Visi Indonesia Digital 2045.
Ada 166 kriteria audit yang dinilai dan GRP mampu memperoleh predikat memuaskan dengan nilai 85,5% dalam kategori manufaktur baja dan fabrikasi.
Rencana penaikan harga gas bumi industri non harga gas bumi tertentu (HGBT) oleh PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) atau PGN dikhawatirkan oleh kalangan industri.
PepsiCo menanamkan investasi di Indonesia dengan nilai investasi sekitar US$200 juta
Sebagai mother of industry, aspek keberlanjutan industri baja memang penting. Pasalnya, industri baja menopang berbagai pembangunan industri manufaktur dan konstruksi infrastruktur.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved