Headline
KPK akan telusuri pemerasan di Kemenaker sejak 2019.
KASUS kerugian investasi Khazanah Nasional dan Permodalan Nasional Berhad (PNB), membuat netizen Malaysia geram. Kedua perusahaan investasi yang terkait dengan pemerintah Malaysia itu menderita kerugian sebesar RM43,9 juta (Rp157 miliar lebih) dari investasi mereka ke Fashionvalet.
Fashionvalet merupakan e-commrce fesyen pertama Malaysia yang didirikan pada 2010 oleh pasangan suami – istri Fadza Anuar dan Vivy Yusof. Vivy sendiri telah menjadi influencer global dan bersama Fadza mendirikan sejumlah brand fesyen modest, Duck dan Lilit.
Netizen Malaysia mengungkapkan kekesalan mereka di jagat maya. “Ini adalah di mana uang kami pergi ... satu bisnis mengambil semua dana RM43 juta dan menjalani gaya hidup super kaya,” kata seorang pengguna X @annunxia pada 29 Oktober. “Bagaimana bisa PNB dan Khazanah terus berinvestasi (di FashionValet) meskipun perusahaan ini terus mencatat kerugian? Siapa yang memutuskan kesepakatan itu?” kata pengguna X lainnya @Alturkistiano.
Khazanah Nasional dan PNB menyuntik modal ke Fashionvalet pada 2018 sebesar RM47 juta (Rp168 miliar lebih). Namun pada penjualan kembali di 2023, Khazanah dan PNB hanya mendapat RM3,1 juta (Rp11 miliar lebih).
Pada Kamis (31/10), Menteri Komunikasi Malaysia Fahmi Fadzil mengatakan bahwa Khazanah dan PNB harus menjelaskan kerugian tersebut karena ini melibatkan uang publik. “Karena ini melibatkan uang publik, tentu saja orang-orang akan bertanya. Kami juga mulai melihat konten-konten yang mengungkapkan apa yang mungkin telah terjadi ... demi kepentingan publik, saya yakin mereka harus mengeluarkan pernyataan,” ujar Fahmi dikutip dari Channel News Asia, Sabtu, (2/11).
Namun, Fahmi yang juga merupakan juru bicara Pemerintah Persatuan menambahkan kedua perusahaan tersebut harus diberi waktu untuk mengeluarkan tanggapan resmi.
Menyusul laporan Fashionvalet telah dijual dalam keadaan yang disebut “jual rugi” ke perusahaan investasi lokal lainnya, NXBT Partners, Kementerian Keuangan Malaysia membela investasi awal Khazanah ke dalam perusahaan itu. Kementerian mengatakan pada awal September, investasi tersebut sejalan dengan mandat sovereign wealth fund pada saat itu untuk mempromosikan wirausahawan teknologi lokal dan memungkinkan mereka untuk mendapatkan eksposur di sektor e-commerce yang sedang berkembang.
“Pada saat yang sama, tesis investasi PNB difokuskan untuk mendukung perusahaan-perusahaan ritel digital anak bangsa yang berkembang pesat untuk berkembang menjadi platform ritel regional untuk merek-merek Malaysia,” tambahnya.
Pada 2022, di tengah meningkatnya persaingan dan tantangan bisnis lainnya, Vivy dan suaminya menutup platform e-commerce Fashionvalet dan beralih untuk fokus pada merek-merek pakaian mereka sendiri, Duck dan Lilit. Saat ini, Vivy menjabat sebagai direktur kreatif, sementara suaminya, Fadza, menjabat sebagai CEO.
Menurut The Edge Malaysia, FashionValet telah mencatat kerugian selama tiga tahun berturut-turut. Pada tutup buku 31 Desember 2022, Fashionvalet mengalami kerugian setelah pajak sebesar RM34,51 juta, tiga kali lipat dari kerugian RM9,63 juta yang tercatat pada tahun 2021. Terkait meruginya Khazanah dan PNB, pada Jumat (1/11), Vivy Yusof dan Fadza Anuar menyatakan mundur dari Fashionvalet. (M-1)
Kerugian Fashionvalet melibatkan dua perusahaan terkait pemerintah Malaysia, yakni Khazanah Nasional dan Permodalan Nasional Berhad (PNB) menderita kerugian sekitar Rp157 miliar.
Konser di Malaysia yang sangat dinantikan ini akan menjadi momen bersejarah karena Rahat Fateh Ali Khan akan berkolaborasi dengan putranya, Shahzaman Ali Khan
PT Asuransi BRI Life menjalin kerja sama strategis dengan International Assistance, perusahaan penyedia layanan jaringan medis global.
Tragedi kematian Zara Qairina Mahathir, siswi berusia 13 tahun dari sekolah berasrama di Papar, Sabah, menarik perhatian nasional di Malaysia.
Investigasi kematian siswi SMKA Tun Datu Mustapha, Zara Qairina Mahathir, kini mengarah pada dugaan unsur kriminal dan perundungan.
GUBERNUR DKI Jakarta Pramono Anung melakukan kunjungan kerja ke Kuala Lumpur, Malaysia pada 11-13 Agustus 2025.
Film ini bercerita tentang kembar laki-laki Ali dan Amir yang terpaksa harus mengurus diri sendiri ketika sang ayah meninggalkan mereka
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved