Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
Badan Pangan Nasional menyatakan kondisi beras dalam neraca pangan masih mencukupi hingga akhir tahun, alias aman. Itu diyakini kendati hasil survei Kerangka Sampel Area (KSA) dari Badan Pusat Statistik (BPS) memproyeksikan produksi beras konsumsi bakal turun tahun ini.
"Secara hitungan, itu sampai dengan sisa tahun anggaran itu masih cukup. Artinya masih ada di awal tahun sekitar 5 juta ton, untuk awal tahun, itu sekitar. Jadi untuk beras secara neraca pangan masih aman," ujar Sekretaris Utama Badan Pangan Nasional Sarwo Edhy di Jakarta, Kamis (17/10).
Dia mengatakan, hasil survei KSA yang dilakukan BPS masih bersifat potensi lantaran periode September-Desember 2024 (subround III) urung terlihat realisasi produksinya. Sejauh pengamatan Bapanas, panen padi masih terjadi dan itu memengaruhi tingkat produksi beras hingga akhir tahun.
Namun Bapanas juga akan terus mengalkulasi produksi beras konsumsi nasional hingga akhir tahun. Jika produksi memang dirasa kurang untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, maka impor merupakan opsi yang tersedia.
Diketahui sebelumnya, produksi beras konsumsi nasional pada 2024 diperkirakan sebesar 30,34 juta ton. Itu berarti, produksi beras dalam negeri mengalami penurunan sebanyak 0,76 juta ton dari realisasi di tahun lalu.
"Produksi beras untuk konsumsi pangan penduduk 2024 diperkirakan mencapai 30,34 juta ton, atau turun sebesar 0,76 juta ton dibanding tahun lalu," ujar Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers, Jakarta, Selasa (15/10).
Dia menerangkan, penurunan proyeksi produksi beras konsumsi itu disebabkan oleh penurunan produksi yang terjadi pada periode Januari-April 2024 (subround I). Pada periode itu, produksi beras tercatat 11,07 juta ton, lebih rendah dari periode yang sama di 2023 sebanyak 12,98 juta ton.
Sementara produksi beras pada Mei-Agustus 2024 (subround II) tercatat naik 0,16 juta ton dari 10,65 juta ton menjadi 10,81 juta ton. Sedangkan produksi pada subround III diprediksi mencapai 8,46 juta ton, naik 1 juta ton dari realisasi di periode yang sama tahun lalu.
"Memang datanya seperti itu. Jadi data BPS memang ada penurunan. Tapi kan ini masih panen-panen juga. Jadi kita lihat saja nanti selesai panen ini dapatnya berapa. Kan target Kementan itu satu tahun ini kalau tidak salah 31 juta ton setara beras," kata Edhy. (Z-11)
Pemerintah tengah melakukan transformasi standar mutu dan harga eceran tertinggi (HET) beras untuk menjawab tantangan perberasan saat ini.
Pemerintah saat ini tengah membenahi situasi perberasan nasional dengan mendorong produsen beras, terutama beras premium, agar dapat memperhatikan secara serius kualitas dan mutu beras.
Pemerintah memastikan bantuan pangan beras mulai disalurkan pada Juli ini.
Keberadaan ritel modern sebagai mitra pemerintah sangat strategis dalam memperluas akses pasar, memperpendek rantai distribusi, serta menjaga pasokan dan harga pangan yang terjangkau
Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan menyatakan pemerintah akan akan menyalurkan sebanyak 10 ribu ton beras sebagai bentuk bantuan kemanusiaan ke Palestina.
Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyebutkan bantuan pangan beras untuk periode Juni-Juli 2025 siap disalurkan kepada 18,3 juta penerima bantuan pangan (PBP).
Blue bites adalah bentuk konkret dari konsep blue food, yaitu pangan yang berasal dari ekosistem perairan, laut, pesisir, sungai, dan danau—seperti ikan, rumput laut, moluska, dan krustasea.
EDITORIAL Media Indonesia pada Rabu (16/7) lalu menggambarkan kenyataan pahit mengenai dugaan beras oplosan di Indonesia.
Anggota Komisi C DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan, Hardiyanto Kenneth, mendesak Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Food Station bersikap terbuka terkait beras oplosan.
PEMERINTAH Indonesia tengah memacu transformasi ekonomi nasional melalui penguatan sektor pangan dan energi domestik.
Holding Perkebunan Nusantara PTPN III mendukung upaya pemerintah dalam menjaga stabilitas harga dan pasokan pangan nasional melalui partisipasi aktif dalam program Gerakan Pangan Murah.
Diduga Langgar Mutu, Pemprov DKI Sebut Beras Subsidi Food Station Sudah Diuji
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved