Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
KETUA Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Shinta Widjaja Kamdani, menyebut bahwa deflasi yang terjadi hingga saat ini berdasarkan keterangan Badan Pusat Statistik (BPS) dikontribusikan oleh harga pangan. Deflasi, sambungnya, terjadi khususnya pada harga pangan bergejolak seperti beras, cabai, dan lainnya yang sebelumnya saat Idul Fitri mengalami inflasi yang berlebihan.
"Jadi kami menilai deflasi m-to-m yang terjadi tidak perlu terlalu dikhawatirkan. Karena deflasi pada komponen kebutuhan pangan pokok sebetulnya dapat menciptakan efek positif terhadap konsumsi secara keseluruhan karena menciptakan potensi kebaikan discretionary income masyarakat," kata Shinta saat dihubungi, Minggu (6/10).
Shinta menjelaskan, masyarakat tidak perlu khawatir dengan kondisi deflasi sebab perekonomian Indonesia saat ini masih mengalami inflasi sebesar 1,84% secara year to year.
Baca juga : Deflasi Terdalam pada September, BPS : Salah Satunya Disumbang Harga Pangan
"Ini tingkat inflasi yg masih ada dalam range target inflasi pemerintah (2,5% plus minus 1) dan ini masih tergolong cukup baik," imbuhnya.
Meski demikian, Shinta menyebut bahwa inflasi 1,84% ini mengindikasikan adanya pertumbuhan konsumsi pasar domestik yang sangat lamban. Sehingga apabila tingkat inflasi yang terlalu rendah ini terus dibiarkan, dikhawatirkan inflasi tersebut menjadi beban bagi pemerintah untuk menciptakan pertumbuhan di atas 5% hingga akhir tahun.
"Perlu diingat, pertumbuhan ekonomi nasional sangat tergantung pada kinerja konsumsi dalam negeri, bila level konsumsi domestik sedemikian rendah, tentu pertumbuhan akan sulit dipacu. Industri juga akan wait and see untuk melakukan ekspansi usaha karena kekhawatiran produknya tidak dapat diserap pasar karena appetite konsumsi pasar yang rendah," ungkapnya.
Oleh karena itu, dirinya berharap pemerintah dapat menciptakan stimulus-stimulus yang dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja pasar. Hal tersebut menurutnya dilakukan dengan menciptakan quantitative easing (penurunan suku bunga acuan) dan menciptakan terobosan-terobosan kebijakan di sisi penciptaan produktivitas.
"Khususnya dalam hal fasilitasi investasi, peningkatan kinerja ekspor, pemberdayaan UMKM, dan upaya mentransformasikan sektor ekonomi informal menjadi sektor ekonomi formal. Agar pekerja di sektor informal memiliki tingkat produktivitas dan daya beli yang lebih baik sehingga pertumbuhan pasar domestik bisa dipacu agar lebih suportif untuk menciptakan level pertumbuhan yang diinginkan," pungkasnya. (J-3)
Pemerintah Provinsi Jawa Barat terus berupaya menekan inflasi dengan mengendalikan kenaikan harga-harga barang dan jasa.
Hingga Oktober 2023, inflasi tahunan Kota Bandung berada pada posisi paling rendah di Jawa Barat.
Badan Pusat Statistik dan Bank Indonesia menyatakan pada Oktober, inflasi masihcukup terkendali. Namun ada potensi kenaikan inflasi di minggu-minggu berikutnya.
Laju inflasi tahun ini sebetulnya diprediksi melandai. Namun perlu diantisipasi dampak risiko beberapa sektor yang akan memengaruhi inflasi.
PEMERINTAH daerah dan kalangan pebisnis di Jawa Barat optimistis investasi yang masuk ke wilayah ini pada 2024 masih akan tinggi.
Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Bandung terus mengoptimalkan berbagai program untuk terus menjaga angka inflasi
TPID telah melakukan pemantauan dan ditemukan ada komoditas yang hargnya masih tinggi.
ESKALASI harga pangan pada pertengahan 2024 sebenarnya ialah peristiwa siklikal biasa.
Berikut beberapa produk yang mengalami peningkatan harga di pasar saat ramadan dalam beberapa tahun terakhir .
PENJABAT (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono memastikan stok daging sapi, daging ayam, dan ikan aman menjelang Lebaran hingga Idulfitri 1444 Hijriah.
JELANG Idul Adha 2023, sejumlah harga pangan dan bahan pokok (bapok) di pasar tradisional seluruh wilayah hari ini Senin (26/6) merangkak naik.
PEMERINTAH Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memastikan ketersediaan stok pasokan pangan pada 2024 di Jakarta dalam kondisi cukup
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved