Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
INDONESIA diperkirakan akan mengalami deflasi bulanan pada akhir bulan ini. Chief Economist Permata Bank Josua Pardede mengatakan Indeks harga konsumen (IHK) pada September 2024, Indonesia diperkirakan akan mengalami deflasi sebesar 0,04% month to month (mtm). Itu melanjutkan tren deflasi yang diamati selama empat bulan terakhir yakni 0,03% pada Agustus, 0,18% pada Juli, 0,08% pada Juni dan 0,03% pada Mei 2024.
"Dengan demikian menandai deflasi kelima kalinya secara berturut-turut," ujar Josua dalam keterangannya kepada Media Indonesia, Senin (30/9).
Baca juga : Deflasi dan Turunnya Fed Fund Rate Jadi Faktor Pendorong BI Turunkan Suku Bunga
Dia menjelaskan tren yang berlanjut itu didorong oleh deflasi komponen bergejolak sejalan dengan penurunan harga bahan makanan, terutama cabai merah dan cabai rawit. Oleh sebab itu, ungkapnya Josua, IHK komponen bergejolak diperkirakan akan mengalami deflasi bulanan sebesar 1,01% mtm.
"IHK komponen inti dan IHK harga diatur pemerintah akan menunjukkan tingkat inflasi bulanan yang terkendali masing-masing sebesar 0,17% mom dan 0,05% mtm," jelasnya.
Hal tersebut, katanya, mencerminkan normalisasi setelah inflasi terkait pendidikan dan penyesuaian harga bahan bakar non-subsidi. Josua memperkirakan inflasi year-to-date (ytd) atau dari Januari hingga September, akan berada pada kisaran 0,83%. Itu jauh lebih rendah dari 1,69% ytd yang tercatat pada periode yang sama tahun lalu.
Josua memperkirakan inflasi secara tahunan akan tetap berada dalam kisaran target Bank Indonesia sebesar 1,5-3,5% year on year (yoy) untuk tahun ini. Sepanjang sisa 2024, ia menuturkan tekanan inflasi kemungkinan akan tetap rendah karena pemerintah cenderung menunda penerapan cukai plastik dan minuman kemasan berpemanis untuk mendukung daya beli dan pertumbuhan ekonomi.
"Kami memperkirakan tingkat inflasi tahunan akan berada di kisaran target tahun ini yaitu 1,5-3,5% yoy," tuturnya. (H-3)
BPS mencatat deflasi Gabungan Kota Indeks Harga Konsumen (IHK) DIY Mei 2025 sebesar -0,15% (mtm), turun dibandingkan realisasi April 2025 yang mengalami inflasi sebesar 1,67% (mtm).
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadi deflasi sebesar 0,37% pada Mei 2025. Angka ini berbanding terbalik dengan yang terjadi di April 2025 yang mengalami inflasi 1,17%.
BPS mencatat inflasi Jakarta pada April 2025 sebesar 1,44%, terutama bersumber dari kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga, kelompok perawatan pribadi dan jasa
PENURUNAN harga sejumlah komoditas pangan dalam sepekan terakhir membuka potensi terjadinya deflasi di Sumatra Utara pada April 2025.
BERDASARKAN rilis Badan Pusat Statistik (BPS), Jakarta pada Maret 2025 mengalami inflasi sebesar 2,00% (mtm), setelah bulan sebelumnya mengalami deflasi sebesar -0,29% (mtm).
KETUA umum Apindo memprediksi bahwa momen Lebaran 2025 masih dibayang-bayangi sentimen daya beli masyarakat yang masih belum sepenuhnya pulih sejak akhir tahun lalu.
INDEKS Harga Konsumen (IHK) pada Februari 2025 diperkirakan akan kembali mengalami deflasi, melanjutkan tren di bulan sebelumnya. Deflasi itu terjadi didorong oleh penurunan harga pangan.
INDEKS Harga Konsumen (IHK) Kota Tegal, Jawa Tengah, di awal Januari 2025, deflasi sebesar 0,49% (mtm) atau lebih rendah ketimbang bulan sebelumnya yang tercatat inflasi 0,48% (mtm).
Inflasi pada Januari 2025 yang terjaga rendah merupakan hasil dari konsistensi kebijakan moneter serta eratnya sinergi pengendalian inflasi antara BI dan pemerintah baik pusat maupun daerah.
Penaikan pajak pertambahan nilai (PPN) 12 persen di tahun depan akan mengerek inflasi sebesar 0,2 persen.
Shinta Widjaja Kamdani mengkhawatirkan daya beli masyarakat semakin tergerus.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved