Headline
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.
USAI bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga acuan atau Fed funds rate/FFR secara besar yakni 50 basis points (bps) menjadi 4,75-5,0% pada Rabu (19/9) waktu AS, harga emas dunia tertekan.
Analis Dupoin Indonesia Andy Nugraha mengungkapkan setelah mencapai titik tertingginya di US$2.602 per ons, harga emas merosot ke level US$2.547 per ons. "Pengumuman pemotongan suku bunga besar-besaran yang dilakukan oleh The Fed telah mendorong penguatan dolar AS yang pada gilirannya membuat harga emas tertekan," ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (19/9).
Kenaikan dolar AS biasanya berdampak negatif pada harga emas, karena logam mulia ini dihargai dalam dolar AS dan menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lain. Hal ini menyebabkan tekanan jual pada emas, terutama setelah lonjakan harga yang terjadi pada minggu sebelumnya.
Baca juga : Lagi, The Fed Naikkan Suku Bunga Acuan 25 Bps
Nugraha menyimpulkan prediksi harga emas saat ini sangat bergantung pada interaksi antara kebijakan Federal Reserve, pergerakan dolar AS, dan reaksi pasar terhadap ekspektasi inflasi dan prospek pertumbuhan ekonomi AS. "Dalam waktu dekat, diperkirakan volatilitas tinggi akan tetap menjadi ciri khas pasar emas," sebutnya.
Nugraha menuturkan saat ini berdasarkan indikator teknikal Moving Average, tren bullish pada emas (XAUUSD) tampak mulai memudar harga emas. Dia memperkirakan bahwa harga emas kemungkinan akan terus terkoreksi di kisaran US$2.528 per ons.
"Namun, apabila terjadi rebound, target terdekat yang dapat dicapai ialah US$2.578 per ons," jelasnya. (Z-2)
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), pada Kamis 10 Juli 2025, diperkirakan bergerak menguat Penguatan bisa terjadi karena didorong sentimen global.
BANK Indonesia memperkirakan Federal Reserve (The Fed) akan melonggarkan kebijakan moneternya secara bertahap dalam dua tahun mendatang.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin, 30 Juni 2025, dibuka menguat 34,91 poin atau 0,51% ke posisi 6.932,31.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada perdagangan Kamis 26 Juni 2025, dibuka menguat 9,71 poin atau 0,14% ke posisi 6.841,85.
IHSG hari ini, Rabu 25 Juni 2025, berpeluang bergerak menguat. Sentimen utamanya tidak lain karena seiring meredanya konflik Iran vs Israel di kawasan Timur Tengah.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa, 24 Juni 2025, dibuka menguat 91,75 poin atau 1,35% ke posisi 6.878,89.
Keputusan BI mempertahankan suku bunga acuan di level 5,50% dipandang sebagai langkah konservatif yang tepat di tengah ketidakpastian global dan perlambatan ekonomi domestik.
Keputusan Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan, atau BI Rate di level 5,50% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) 17-18 Juni 2025 dinilai sebagai langkah yang tepat.
Fixed Income Research PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Karinska Salsabila Priyatno menilai ruang bagi Bank Indonesia (BI) untuk menurunkan suku bunga dalam waktu dekat sangat terbatas.
KETIDAKPASTIAN arah kebijakan moneter Amerika Serikat kembali menjadi perhatian setelah desakan terbuka Presiden Donald Trump agar Federal Reserve memangkas suku bunga acuan.
BTN mempertegas posisinya sebagai pemimpin pembiayaan perumahan nasional dengan menggelar Akad Kredit Massal KPR Non-Subsidi secara serentak di lima kota besar
Ketua Umum Apindo, Shinta Widjaja Kamdani, menyambut baik keputusan Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan ke 5,5%.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved