Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
BADAN Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Agustus 2024 mengalami surplus US$2,90 miliar. Surplus tersebut didukung oleh sektor nonmigas sebesar US$4,34 miliar.
Meski masih surplus secara bulanan, angka tersebut ternyata masih lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya di bulan yang sama atau secara year on year (yoy). Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda, menilai hal itu dipengaruhi oleh ekspor nonmigas Indonesia ke Tiongkok yang terus mengalahkan penurunan.
"Sangat penting kita mengubah orientasi ekspor kita dari negara Tiongkok ke negara alternatif lain. Mengandalkan para duta besar sebagai marketing produk nonmigas kita. Secara produk pun harusnya juga sudah berubah bukan lagi minyak nabati, tetapi yang bernilai tambah tinggi di bidang teknologi, industri middle-high tech," ujarnya kepada Media Indonesia, Selasa (17/9).
Baca juga : Neraca Dagang Surplus 4 Tahun Beruntun
Menurutnya, ketergantungan ekspor Indonesia ke Tiongkok masih sangat tinggi. Secara detail, ekspor nonmigas Indonesia ke Tiongkok secara tahunan (yoy) turun -0,75%. Secara akumulasi (Januari-Agustus) bahkan turun hingga -7,52%.
"Dengan ekonomi Tiongkok yang sedang turun, Indonesia terkena imbas cukup dalam. Kemudian industri yang kena cukup dalam adalah sektor lemak dan minyak hewani/nabati. Sedangkan dari dahulu ekspor andalan Indonesia ya komoditas tersebut," imbuhnya.
Di sektor migas, ekspor Indonesia memang terus turun. Neraca perdagangan komoditas migas tercatat defisit US$1,44 miliar dengan komoditas penyumbang defisit yang pertama ialah hasil minyak dan minyak mentah. Defisit neraca perdagangan migas Agustus 2024 tidak sedalam bulan sebelumnya, tetapi masih lebih dalam jika dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun lalu.
Secara kumulatif hingga Agustus 2024, surplus neraca perdagangan barang Indonesia mencapai US$18,85 miliar. Jika dilihat lebih rinci secara kumulatif neraca perdagangan barang nonmigas mengalami surplus sebesar US$32,54. Sementara defisit neraca perdagangan migas mencapai US$13,69 miliar. (Z-2)
PT Pertamina Hulu Energi (PHE), anak usaha Pertamina, melakukan berbagai upaya teknis untuk menahan laju penurunan produksi migas (decline), terutama dari lapangan-lapangan utama.
Demi menjamin keandalan operasi, Pertamina Hulu Energi Offshore Northwest Java (PHE ONWJ) terus tingkatkan integritas fasilitas pipa penyalur bawah laut.
Kementerian ESDM meninjau dan mengevaluasi kondisi lapangan terkait tata kelola minyak mentah, serta memastikan kualitas dan kuantitas Bahan Bakar Minyak terjaga hingga ke tangan konsumen
Pertamina EP menggandeng BUMD dan KUD untuk mengoperasikan sumur tua dan sumur idle atau sumur yang menganggur.
PRAKTISI minyak dan gas (migas) Hadi Ismoyo menilai rencana pemerintah menetapkan harga elpiji 3 kilogram (kg) menjadi satu harga nasional tidak serta-merta menjamin hilangnya kecurangan.
PEMERINTAH Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, menuntut hak atas Dana Bagi Hasil (DBH) Migas dari aktivitas eksplorasi dan produksi gas bumi berskala jumbo di Selat Makassar.
Neraca perdagangan Indonesia pada April tercatat surplus sebesar US$160 juta. Kendati surplus, angka ini turun drastis dibandingkan capaian pada Maret 2025 yang mencapai US$4,33 miliar.
Surplus neraca perdagangan Indonesia masih mencatat angka besar, namun sejumlah risiko mulai mengintai kelanjutannya. Pada Maret 2025, surplus dagang Indonesia mencapai US$4,33 miliar.
Kebijakan tarif impor AS itu akan mengganggu neraca pembayaran Indonesia, khususnya neraca perdagangan dan arus investasi. Ini mengingat AS adalah mitra dagang utama Indonesia.
EKONOM Bank Danamon Indonesia Hosianna Evalita Situmorang menuturkan penurunan surplus neraca perdagangan pada Februari 2025 dibandingkan Januari lebih disebabkan oleh peningkatan impor.
NERACA perdagangan Indonesia masih resilien di tengah pelemahan ekonomi global. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ssebesar US$3,45 miliar atau senilai Rp55,81 triliun pada Januari 2025.
Bergabungnya Indonesia menjadi anggota penuh BRICS adalah Indonesia bisa membuka akses market ke pasar global dan potensi meningkatkan kualitas neraca dagang luar negeri.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved