Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

RI Disebut Berpotensi Besar Jadi Kekuatan Baru di Dunia, Luhut: Indonesia harus Kerja Keras Dulu

Denny Parsaulian Sinaga
05/9/2024 15:38
RI Disebut Berpotensi Besar Jadi Kekuatan Baru di Dunia, Luhut: Indonesia harus Kerja Keras Dulu
(DOK )

MENTERI Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marvest) Luhut Binsar Pandjaitan mengaku mendapatkan bisikan dari Ray Dalio, pendiri Bridgewater Associates yang merupakan hedge fund terbesar di dunia. Luhut mengatakan salah satu orang terkaya dunia itu meyakini Indonesia akan menjadi negara maju.

"Tadi juga dari Ray Dalio, ada kita bikin satu forum, itu juga memberi tahu bahwa Indonesia kurvanya sangat baik sekarang ini untuk menjadi negara yang bisa high income country," kata Luhut di Nusa Dua, Bali, Selasa (3/9/2024).

Luhut mengatakan meski demikian ucapan Ray Dalio itu akan tetap jadi ramalan saja tanpa usaha nyata dari Indonesia. Dia mengatakan Indonesia harus bekerja keras untuk mencapai proyeksi tersebut. "Jadi, tergantung kita, tetapi kita harus hati-hati karena bonus demografi kita ini kan sampai tahun 2040," kata dia. "Jadi, saya pikir kalau kita semua satu padu dengan baik, tahun emas kita itu kita bisa paling tidak jadi high income country," lanjutnya.

Baca juga : Ada Perang Dagang, AS dan Tiongkok Tetap Mitra Utama RI

Dalam rilis wawacara singkat yang diterima Media Indonesia, Kamis (5/9), Ray Dalio menegaskan bahwa Indonesia Punya Potensi Besar untuk Menjadi Kekuatan Baru di Dunia. Yang disampaikan Dalio dalam wawancara ini seakan menegaskan pernyataaan Menko Marvest Luhut pada Selasa lalu.

Indonesia mempunyai potensi besar untuk bisa bisa terus berkembang sebagai kekuatan baru di dunia. Kunci utamanya adalah peningkatan produktivitas bangsa, dan salah satu cara yang harus ditempuh adalah melakukan investasi di sektor pendidikan.

Hal itu diungkapkan Dalio yang merupakan pendiri Bridgewater Associates dalam wawancara khusus yang diterima sebelum berlangsungnya Forum Indonesia-Afrika Kedua di Nusa Dua, Bali.

Baca juga : Titik Awal Baru, Perjalanan Baru

“Presiden Indonesia terpilih berada di negara yang memiliki potensi besar. Dalam hal pembentukan modal dan pendidikan dan sebagainya. Ia memiliki uang dan kemauan untuk berinvestasi dengan baik, untuk meningkatkan produktivitas dengan berbagai cara,” kata Ray.

Ray menambahkan, Indonesia bisa belajar dari apa yang dilakukan Deng Xiaoping di Tiongkok pada 1980-an. Ketika itu, Deng melakukan kebijakan pintu terbuka dan reformasi. Dua hal itu bisa menciptakan modal dan juga ide-ide baru dan modal tersebut bisa digunakan untuk investasi di pendidikan.

“Jadi kombinasi antara berada dalam kurva pertumbuhan ketika Anda memiliki modal internal yang cukup sehingga Anda dapat berinvestasi dengan baik dan mendapatkan dorongan produktivitas,” ungkap Ray.

Baca juga :  Menilik Laku Trump, AS, dan Indonesia

Menurut Ray yang merupakan orang terkaya ke-124 di dunia itu, Indonesia bisa menciptakan zona ekonomi khusus yang dapat menjadi laboratorium untuk eksperimen reformasi dan pengembangan ekonomi. Reformasi ini termasuk perubahan dalam sistem hukum dan kebijakan ekonomi untuk menarik investasi dan meningkatkan produktivitas.

“Tentu saja, untuk mereformasi sebuah negara secara keseluruhan. Seperti yang dilakukan oleh Deng Xiaoping di Tiongkok dan Nahrendra Modi di India, lebih menantang. Dan, tentu saja, setiap negara yang sukses bermuara pada dua hal itu, yaitu reformasi dan meritokrasi. Anda membawa pengetahuan dan talenta asing serta modal asing, dan Anda berinvestasi untuk melakukan reformasi tersebut,” jelas Ray.

Menurut Ray, Presiden yang baru juga harus bisa menciptakan lingkungan yang memungkinkan adanya produktivitas. “Jadi, Anda harus memiliki produktivitas berbasis luas. Jika Anda tidak memiliki produktivitas berbasis luas, Anda memiliki terlalu banyak kesenjangan kekayaan dan kesenjangan kesempatan, dan itu menyebabkan masalah tersendiri,” ujar Ray. (S-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya