Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
Ekonom senior Faisal Basri mempertanyakan alokasi belanja lain-lain yang cukup besar pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025 yang diusulkan pemerintah. Usulan dana untuk belanja lain-lain di tahun depan mencapai Rp631,8 triliun, atau 23,5% dari total belanja APBN.
"Pengeluaran lain-lain itu sudah ciri khas era Jokowi, bukan hanya rancangan. Karena realisasinya begitu, kelihatan selama 10 tahun," ujar Faisal dalam diskusi bertajuk Reviu RAPBN 2025: Ngegas Utang yang disaksikan secara daring, Rabu (21/8).
Dari catatannya, alokasi belanja lain-lain setiap tahun cenderung meningkat. Tercatat pada 2021, alokasi belanja lain-lain sebesar 4,0% dari total belanja APBN, lalu naik menjadi 17,7% di 2022. Kemudian pada 2023 alokasi belanja lain-lain tercatat turun menjadi 10% dari total belanja APBN. Namun kembali naik di 2024 menjadi 13,9%.
Baca juga : DPR ke Pemerintahan Baru: Pertumbuhan Ekonomi harus Berkualitas
Faisal menduga belanja lain-lain itu digunakan untuk membayar utang maupun beban utang pemerintah. Pasalnya, pengambil kebijakan tidak pernah mengungkap tujuan dan penggunaan dana dari pos belanja lain-lain tersebut.
"Jadi memang disembunyikan, seolah-olah subsidi mengecil, APBN makin sehat. Dimasukkan ke lain-lain itu supaya fleksibel. Padahal nyatanya ini tidak sehat. Ini akuntabilitas terganggu," jelasnya.
Di kesempatan yang sama, ekonom Awalil Rizky mengatakan, belanja lain-lain dan belanja pembayaran bunga utang menjadi bagian dari belanja pemerintah pusat yang mendapatkan alokasi tinggi pada RAPBN 2025. Belanja pembayaran bunga utang tercatat dialokasikan sebesar Rp552,8 triliun.
"Jenis belanja pemerintah pusat terbesar adalah belanja lain-lain dan pembayaran bunga utang. RAPBN 2025 melanjutkan tren besarnya kedua jenis itu," kata dia.
Adapun merujuk dari Buku II Nota Keuangan pemerintah, alokasi belanja lain-lain dalam RAPBN 2025 menjadi yang paling besar. Pada 2020, alokasi belanja lain-lain tercatat Rp120,0 triliun; Rp79,7 triliun di 2021; Rp404,3 triliun di 2022; Rp225,0 triliun di 2023; dan Rp335,4 triliun di 2024. (Z-11)
PRESIDEN Prabowo Subianto menegaskan komitmen pemerintahannya terhadap sektor pendidikan. Dalam pidato yang disampaikan di hadapan civitas akademika Unhan RI
Pernyataan Presiden ke-7 RI Joko Widodo atau Jokowi yang mengaku lebih memilih PSI ketimbang PPP dinilai merupakan sikap yang tidak konsisten.
Hingga April 2025, penerimaan kepabeanan dan cukai mencapai Rp100 triliun atau 33,1% dari target, tumbuh 4,4% (yoy), utamanya didorong oleh lonjakan penerimaan bea keluar.
Penyebab utama dari korupsi adalah mahalnya sistem politik untuk menjadi pejabat baik dari tingkat desa hingga presiden.
Namun hingga saat ini, banyak parpol yang belum secara aktif membuka laporan pertanggungjawaban kepada publik.
Selama parpol belum menerapkan prinsip akuntabilitas dan transparansi yang kuat, penambahan dana dari kas negara dinilai Jeirry belum penting dilakukan.
Didin S Damanhuri Guru Besar FEM IPB dan Paramadina
LANGIT kelabu pada 1998 menjadi saksi bisu runtuhnya tatanan ekonomi Indonesia.
Di saat banyak pemikir yang tak berani berusara, Faisal Basri kerap lantang menyuarakan bobroknya pemerintahan Soeharto kala itu
Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI, Jusuf Kalla, mengaku sangat kehilangan dengan kepergian Faisal Basri. Bagi JK, Faisal merupakan ekonom yang begitu pintar dan berani.
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan mengaku ingat momen pertemuan terakhirnya dengan Faisal Basri. Itu terjadi pada 2021, setelah Indonesia menghadapi gelombang pertama pandemi covid-19.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, menyampaikan rasa duka dan kehilangan atas meninggalnya Faisal Basri.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved