Headline
Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.
NILAI tukar rupiah diperkirakan masih akan terus bergerak tidak pasti hingga akhir tahun ini. Sebab utamanya ialah kondisi ekonomi global dan sentimen pasar terhadap perekonomian dalam negeri.
Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto mengatakan, nilai tukar rupiah akan cenderung menguat di triwulan IV tahun ini. Itu besar kemungkinan terjadi karena ada momentum yang bisa mendorong laju pertumbuhan ekonomi.
"Dugaan saya akan ada booster di triwulan IV 2024 karena ada pilkada dan libur akhir tahun. Tapi memang secara umum rupiah ini akan cenderung tidak stabil," ujarnya dalam seminar nasional Kajian Tengah Tahun Indef bertajuk Presiden Baru, Persoalan Lama, Selasa (25/6).
Baca juga : 3 Alasan di Balik Menguatnya Rupiah Hari Ini
Eko menilai, salah satu penyebab tidak stabilnya nilai tukar rupiah ialah karena persoalan mendasar pada perekonomian dalam beberapa waktu terakhir. Berbagai indikator ekonomi yang tampak positif menurutnya berbanding terbalik dengan realitas.
Indeks keyakinan, misalnya, kerap disebut oleh pemerintah berada dalam zona optimis. Namun jika dibedah, kata Eko, komponen yang ada di dalamnya justru mengalami penurunan. "Ini gambaran dan mengonfirmasi apa yang terjadi di triwulan I bahwa konsumsi mulai turun," ujarnya.
"Kalau dibedah lagi, penggunaan pendapatan di rumah tangga, konsumsi, menabung, dan cicilan pinjaman. Kalau kita lihat, di akhir Mei, yang naik itu adalah cicilan pinjaman," tambahnya.
Baca juga : Nilai Tukar Rupiah Kian Melemah, Mendag: Jangan Khawatir
Di kesempatan yang sama, peneliti makroekonomi dan keuangan Indef Abdul Manap Pulungan menilai pelemahan nilai tukar rupiah yang terjadi belakangan ini juga sedianya merupakan imbas dari kebijakan Bank Indonesia yang tidak tepat.
Menurut dia, bank sentral seolah menemui jalan buntu dan hanya mengandalkan kebijakan suku bunga untuk menjaga stabilitas rupiah. Padahal kebijakan itu justru tak memberikan pengaruh apa pun pada nilai tukar rupiah.
"Pada April 2024 hanya BI yang menaikan suku bunga acuan, reaktif pada situasi global. Dari negara-negara G-20, hanya BI yang naikan suku bunga. Dia mau ahead the curve, tapi malah beyond the curve, yang lain tidak menaikan, dia menaikan sendiri," kata Abdul.
Baca juga : Pekan Depan, Kurs Rupiah Diramalkan Melemah Tajam
"Sebetulnya rentang depresiasinya itu tidak terlalu tinggi. Rentang pada 1 Januari sampai 23 April itu depresiasi rupiah 5,08%. Sementara ada negara lain yang terdepresiasi lebih tinggi, tapi tidak menaikan suku bunga acuan," tambahnya.
Alih-alih ada perbaikan, lanjut Abdul, depresiasi rupiah terus berlanjut. Sedangkan negara-negara lain yang tak mengutak-atik bunga acuannya justru mengalami apresiasi pada nilai tukarnya. "Jadi saya pikir ini adalah kita yang bermasalah," tuturnya.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani mengungkapkan, kondisi rupiah saat ini menjadi yang paling buruk jika dibandingkan dengan mata uang negara ASEAN 5. Itu turut mengonfirmasi gagalnya Indonesia membendung penguatan dolar AS.
"Pada saat ini, walau semua nilai tukar menurun, Indonesia ini salah satu yang terparah di ASEAN 5. Kalau ditanya pengusaha itu mau nilai tukar berapa. Dari survei Apindo itu menemukan bahwa 54% pengusaha itu tahun lalu menginginkan nilai tukar Rp14 ribu per dolar AS. Dengan kondisi sekarang mungkin akan terlihat ambisius," pungkasnya.
(Z-9)
Nilai tukar rupiah pada perdagangan Kamis, 19 Juni 2025, dibula melemah sebesar 39 poin atau 0,24% menjadi Rp16.352 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.313 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah pada perdagangan Rabu, 18 Juni 2025, dibuka melemah sebesar 13 poin atau 0,08% menjadi Rp16.303 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.290 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah pada perdagangan Selasa, 17 Juni 2025, dibuka melemah sebesar 34 poin atau 0,21% menjadi Rp16.299 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.265 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah pada perdagangan Senin, 16 Juni 2025, melemah 4 poin atau 0,02% menjadi Rp16.308 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.304 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah pada perdagangan Kamis, 12 Juni 2025, menguat sebesar 8 poin atau 0,05% menjadi Rp16.252 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.260 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah pada perdagangan Rabu, 11 Juni 2025, dibuka menguat sebesar 3 poin atau 0,02% menjadi Rp16.272 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.275 per dolar AS.
Kedua sistem ini, QRIS dan Project Nexus, sejatinya bersifat komplementer, bukan saling menggantikan.
Kenaikan harga minyak akan berdampak langsung terhadap situasi ekonomi domestik Indonesia.
OLAHRAGA padel saat ini begitu viral dengan banyak kalangan yang memainkan olahraga ini. Mulai dari kalangan figur publik hingga warga umum, padel menjadi kecintaan baru.
Sistem outsourcing atau alih daya selama ini menjadi solusi efisiensi bagi berbagai perusahaan di Indonesia.
DALAM politik global, kekuasaan bukan lagi sekadar tentang peluru, melainkan juga tentang persepsi. Tentang bagaimana risiko direkayasa, bukan untuk dihindari, melainkan untuk dijual.
KETUA DPR RI Puan Maharani meminta pemerintah proaktif dan menyiapkan strategi menghadapi fenomena pemutusan hubungan kerja (PHK) yang semakin mengkhawatirkan
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved