Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
KETUA Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menilai depresiasi rupiah yang terjadi melemahkan produktivitas dan daya saing industri. Pasalnya, itu dapat menambah beban operasi usaha serta menekan pertumbuhan penjualan pasar.
"Kombinasi dari dampak ini mengakibatkan kinerja usaha menurun, serta menghambat investasi dan perluasan usaha dalam jangka pendek," ujarnya saat dihubungi, Jumat (21/6).
Shinta mengatakan, sektor manufaktur padat karya yang berorientasi ekspor seperti tekstil dan garmen paling terdampak dalam situasi rupiah yang terdepresiasi. Pasalnya, industri di sektor itu telah lebih dulu tertekan karena penurunan market share pasar domestik dan penurunan daya saing ekspor besar.
Baca juga : Apindo: Permintaan Ekspor Industri Sepatu, Karet, Elektronik Anjlok
Sektor usaha yang memiliki ketergantungan pada kebutuhan impor bahan baku seperti otomotif, industri elektronik, farmasi/alat kesehatan, dan logistik juga mengalami tekanan imbas melemahnya rupiah.
"Bila depresiasi Rupiah dan inflasi kebutuhan pokok berlanjut, industri manufaktur nasional berorientasi domestik akan menghadapi penurunan produktivitas dan kesulitan mempertahankan tenaga kerja," kata Shinta.
Dia tak menampik, jika kondisi tersebut berlarut, maka harga produk di level konsumen akan meningkat, utamanya produk yang materialnya berasal dari impor. Dampak lainnya ialah terbukanya keran pemutusan hubungan kerja (PHK) pada industri terdampak pelemahan rupiah.
Baca juga : Geliatkan Industri, Indonesia Ekspor Baja Ke Amerika
Meski diakui tak akan berlangsung secara masif, Shinta menilai itu cukup menggambarkan kerentanan dunia usaha atas pelemahan rupiah saat ini. "Ini menegaskan pentingnya stabilitas nilai tukar untuk mencegah peningkatan beban usaha yang berlebihan dan mengurangi risiko PHK yang lebih besar," jelasnya.
Dia menyadari pemerintah memiliki ruang terbatas untuk mengatasi pelemahan rupiah. Namun dalam jangka pendek, pengambil kebijakan moneter dapat mengoptimalisasi intervensi pasar keuangan melalui instrumen yang ada seperti SVBI, SUVBI, SBBI, insentif penempatan DHE, kampanye penggunaan mata uang lokal, hingga peningkatan fasilitas currency swap dengan mitra dagang penting.
Karenanya, pemangku kepentingan didorong untuk meningkatkan dukungan melalui stimulus kebijakan guna mengerek kinerja ekspor dan investasi. Menurut Shinta, kebijakan intervensi pasar keuangan semata tidak akan cukup efektif menciptakan stabilitas nilai rupiah.
Baca juga : Menperin Minta Menkeu Konsisten antara Pernyataan dan Kebijakan Terkait Industri Tekstil dan Produk Tekstil
Pemerintah harus fokus menciptakan stimulus peningkatan produktivitas real untuk penerimaan valas yang lebih besar melalui peningkatan kinerja ekspor dan investasi asing langsung.
Pengambil kebijakan seharusnya menggencarkan reformasi struktural untuk meningkatkan efisiensi beban usaha universal agar kenaikan biaya operasional bisa dikompensasi dengan efisiensi di sisi beban usaha lain.
Kemudian perbaikan implementasi lapangan kebijakan reformasi struktural eksisting, seperti penyederhanaan perizinan usaha, simplifikasi dan efisiensi birokrasi investasi. "Terakhir, peningkatan fasilitas ekspor melalui akses dan affordability pembiayaan ekspor, kemudahan impor bahan baku untuk industri ekspor, dan pembinaan standar ekspor," pungkas Shinta. (Mir/Z-7)
Untuk mendorong daya saing usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), Bentoel Group meluncurkan program Bangun Karya.
Ayep Zaki menekankan pentingnya mentalitas dan kualitas sebagai pondasi utama dalam membangun usaha kecil menengah yang berdaya saing.
Kota Jakarta harus dipersiapkan sebagai kota global yang kompetitif dan berdaya saing usai Undang-Undang Daerah Khusus Jakarta (UU DKJ) disahkan pada 28 Maret kemarin.
Kewenangan Jakarta dalam pembiayaan dan penyediaan perumahan dijharapkan lebih meluas usai pebcavutan statusnya dari DKI.
Kota Jakarta diprediksi akan mengalami proses kemunduran kota (inner city decline) pasca tidak lagi menyandang status sebagai ibu kota negara
Setiap perusahaan yang concern menjalankan Environment Sosial Governance (ESG) bisa memperoleh sejumlah keuntungan.
Dalam kolaborasi ini, Melaney tidak hanya memberikan namanya, tetapi juga terlibat secara langsung dalam setiap tahap pembuatan parfum.
Samuel Wongso merefleksikan semangat inovatif dari Where Next Club ketika ia melanjutkan warisan Wong Hang Tailor, label fashion ikonik yang telah berkiprah di dunia mode Indonesia sejak 1933
Di balik gemerlapnya panggung fesyen, terdapat tantangan-tantangan besar yang dihadapi oleh para desainer. Persaingan tidak sehat membuat desainer sulit untuk meraih keuntungan
Berkat konsistensi dan kecintaan terhadap kuliner, Michelle Ongko dan Olivia berhasil membuktikan bisnis kuliner mereka mampu bertahan di tengah gempuran tren kuliner ‘kekinian’.
Ketiga menu tersebut yakni Fire Chicken, Flying Chicken, dan Richicken.
INDUSTRI perhotelan di Indonesia memiliki sejarah dan perjalanan yang panjang. Di baliknya, terdapat sosok-sosok pemimpin yang menjadi teladan. Salah satunya ialah Christian Jacob.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved