Headline
Disiplin tidak dibangun dengan intimidasi.
DIREKTUR Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE), Mohammad Faisal menyatakan bahwa dirinya belum melihat dampak dari insiden tewasnya Presiden Iran Ebrahim Raisi ke harga minyak dunia.
"Karena beda dengan kasus dimana Iran terlibat perang. Karena kalau Iran terlibat perang memang bisa mengatrol harga minyak dunia karena muncul keresahan terkait dengan supply minyak. Tapi kalau kasus ini saya rasa dari ketika seorang presiden tewas dan juga sesuai dengan konstitusi negara Iran, ini akan segera digantikan oleh wakil presidennya," kata Faisal saat dihubungi pada Selasa (21/5).
Dengan digantinya pucuk pimpinan negara itu, sambung dia, diharapkan bisa mengurangi keresahan masyarakat termasuk dalam hal pengambilan keputusan terkait perekonomian.
Baca juga : Kematian Presiden Raisi tidak Berdampak Signifikan di Iran
"Kalau buat efek globalnya ke harga minyak ya kita lihat efeknya terhadap ekonomi dan dalam hal suplai minyak. Suplai minyak saya lihat berjalan biasa. Tidak ada disrupsi atas tewasnya presiden Iran ini sehingga dampak terhadap harga minyak masih relatif minimum," terang Faisal.
Akan tetapi, dia melihat bahwa akan ada sedikit guncangan terkait dengan perekonomian Iran pascainsiden tewasnya presiden Iran.
"Karena ada beberapa pimpinan Iran bukan hanya presiden, menteri luar negeri yang tewas disitu sedikit mengganggu dalam hal pengambilan keputusan dalam jangka pendek. Termasuk nanti bagaimana pengganti daripada para pemimpin yang tewas kalau tidak diatur dengan baik bisa merambah kepada perekonomian Iran. Untuk sampai menjalar efeknya ke negara-negara lain saya rasa itu masih relatif kecil," pungkas Faisal. (Z-6)
SERANGAN mendadak Israel terhadap Iran selama 12 hari pada Juni lalu tak hanya mengejutkan dunia internasional tetapi juga membuka tabir kerentanan serius dalam sistem keamanan.
IRAN akan menjadi tuan rumah pertemuan trilateral tingkat tinggi dengan Tiongkok dan Rusia pada hari ini waktu setempat.
Presiden Iran Masoud Pezeshkian dilaporkan mengalami luka ringan saat serangan udara Israel, 16 Juni lalu.
IRAN menerima sistem rudal permukaan-ke-udara dari Tiongkok sebagai bagian dari upaya cepat membangun kembali pertahanan udaranya yang rusak akibat serangan Israel selama konflik 12 hari.
Sistem rudal HQ-9B Tiongkok mampu menempuh jarak hingga mencapai 260 kilometer dan ketinggian maksimum 27 kilometer.
PRESIDEN Iran Masoud Pezeshkian mengeklaim bahwa Israel mencoba membunuhnya dalam serangan udara yang terjadi kurang dari sebulan lalu.
Tantangan yang dihadapi kedua negara, Indonesia dan Iran, ialah tidak saling mengenal atau kurangnya pengenalan antarkedua negara.
MASOUD Pezeshkian, mantan dokter bedah jantung berdarah Azerbaijan, terpilih menjadi presiden Iran menggantikan Ebrahim Raisi yang tewas karena kecelakaan helikopter.
MASOUD Pezeshkian seorang politisi dan ahli bedah, baru saja terpilih sebagai Presiden Iran. Dikenal luas di Iran, Pezeshkian membawa pengalaman luas dalam bidang medis dan politik
Pezeshkian, kandidat presiden Iran dari kubu reformis, memenangi putaran kedua pemilu presiden Iran mengalahkan pesaingnya dari kubu garis keras konservatif Saeed Jalili.
Pemerintah Iran telah menyetujui enam kandidat, termasuk Ketua Parlemen Mohammad Bagher Ghalibaf, bertarung dalam pemilihan presiden pascakematian Presiden Ebrahim Raisi.
Belum ada tanda-tanda perang Hamas-Israel yang telah mencapai bulan kedelapan di mana Iran memainkan peran besar akan segera berakhir.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved