Headline
Pemerintah tegaskan KPK pakai aturan sendiri.
SATU bulan terakhir ini pernyataan-pernyataan pejabat Bank Sentral AS The Federal Reserve mengenai arah suku bunga dan inflasi cenderung menciptakan pesan yang berbagai rupa, terkadang terlihat dovish, namun bisa tiba-tiba berubah hawkish.
Senior Portfolio Manager, Equity, PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI), Samuel Kesuma, mengatakan di bulan Maret Gubernur The Fed Jerome Powell menyatakan tren inflasi berada dalam penurunan, meski sesekali terjadi ‘bumpy path’ volatilitas data jangka pendek, dan telah memproyeksikan Fed Funds Rate (FFR) dapat turun tiga kali tahun 2024.
Namun di pertengahan April, Powell menyatakan data inflasi dan ketenagakerjaan terkini membuat kebijakan restriktif masih mungkin harus dipertahankan untuk sementara waktu.
Baca juga : Harga Emas Diprediksi Melemah Menjelang Pidato The Fed
"Pernyataan-pernyataan The Fed yang terlihat kontradiktif sebenarnya tetap menunjukkan konsistensi, bahwa mereka sangat digerakkan oleh data untuk mengambil keputusan penurunan suku bunga. Yang perlu kita cermati lebih dalam, apakah inflasi AS yang meningkat lagi ini adalah ‘bumpy path’ atau tren struktural," kata Samuel, Selasa (23/4).
Kenyataannya ada beberapa faktor yang berpotensi menopang terjadinya non-inflationary growth, atau pertumbuhan ekonomi dengan inflasi yang cenderung terjaga.
Pertama, terlihatnya normalisasi sisi pasok pada perekonomian yang dapat meningkatkan ketersediaan barang. Lalu, peningkatan partisipasi tenaga kerja yang dapat memperbaiki ketersediaan jasa.
Baca juga : OJK: Ketahanan Perbankan Tetap Terjaga di Tengah Penguatan Dolar AS dan Tekanan Geopolitik Global
"Seharusnya kombinasi kedua faktor ini dapat meredam kenaikan inflasi lebih lanjut. Kami masih dapat berharap membandelnya data inflasi akhir-akhir ini memang adalah volatilitas data jangka pendek," kata Samuel.
Perkembangan dan komentar The Fed terkini membuat pasar mengubah ekspektasi pemangkasan FFR. Gabungan berbagai faktor seperti masih kuatnya data ekonomi AS, komentar pejabat The Fed, serta meningkatnya tensi geopolitik di Timur Tengah membuat pelaku pasar mengubah besaran dan frekuensi pemangkasan FFR tahun ini.
"Estimasi pemangkasan pertama di akhir kuartal kedua berubah ke kuartal tiga, dan proyeksi tiga kali pemangkasan saat ini sudah mulai berubah menjadi dua kali saja," kata Samuel.
Baca juga : Harga Minyak ke Puncak dalam Lima Bulan, Emas Cetak Rekor Lagi
Pada faktor global lainnya, tensi geopolitik Timur Tengah tiba-tiba meningkat di awal bulan April. Eskalasi konflik geopolitik Timur Tengah yang dipantik oleh saling serang antara Israel dan Iran tentunya melemahkan sentimen terhadap aset berisiko dan meningkatkan minat terhadap aset safe haven seperti emas dan mata uang Dolar AS.
"Tidak bisa dimungkiri, ketidakpastian pasar akibat tensi geopolitik yang tiba-tiba meningkat masih mungkin terjadi," kata Samuel.
Di lain pihak, negara-negara sekutu dari kedua negara yang bertikai terlihat berupaya untuk meredam terjadinya eskalasi lebih lanjut.
"Sebab pada akhirnya tensi geopolitik yang berkepanjangan akan merugikan sentimen dan meningkatkan risiko makro ekonomi global keseluruhan," kata Samuel. (Try/Z-7)
SITUASI geopolitik yang memanas antara Iran dan Israel dinilai masih akan mempengaruhi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan ini.
meningkatnya volatilitas di pasar global dalam beberapa hari terakhir. Sentimen investor saat ini dibayangi sikap kehati-hatian, di tengah masih tingginya ketegangan geopolitik
Indonesia dinilai perlu tampil sebagai middle power atau kekuatan menengah dalam spektrum kekuatan internasional dalam menghadapi perang tarif global.
PARA akademisi diminta untuk lebih peka dan aktif merespons permasalahan global seperti geopolitik, keamanan, ekonomi, energi, lingkungan, dan teknologi informasi.
BI menyebut perlu ada kebijakan-kebijakan yang antisipatif, forward looking dan pre-emptive. Salah satunya adalah dengan menaikkan suku bunga BI-Rate sebesar 25 basis poin menjadi 6,25%.
BANK Mandiri memandang keputusan Bank Indonesia menaikan BI Rate sebesar 0,25 basis poin menjadi 6,25% sebagai upaya menjaga stabilitas ekonomi makro
Emas dikenal sebagai safe-haven yang mampu menjaga nilai kekayaan di tengah ketidakpastian ekonomi dan laju inflasi.
Meskipun pasar mengalami tekanan, Bitcoin tetap stabil di angka 104.000 dolar AS.
Emas adalah logam mulia yang langka dan bernilai tinggi. Temukan fakta ilmiah tentang total emas yang telah ditambang, cadangan yang tersisa di kerak Bumi.
KETIDAKPASTIAN ekonomi global tidak selalu identik dengan risiko. Hal tersebut salah satunya terjadi pada emas yang mengalami lonjakan harga.
OneGold.io hadir untuk memberi nilai lebih pada kerja keras petani emas serta mengembalikan emas ke tangan mereka dalam bentuk token yang bernilai dan bisa diakses secara global.
Tidak hanya bernilai seni tinggi, Noor Dinar dan Rana Gold Bar, yang diproduksi oleh Peruri, dilengkapi dengan teknologi keamanan mutakhir.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved