Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
KEPALA Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi mengatakan bahwa Bulog harus menjemput bola agar penyerapan beras di momen panen raya ini bisa diserap secara maksimal.
"Bulog harus jemput bola, karena kemarin di beberapa tempat rebutan sama private. Jadi kalau private belum kenyang, Bulog kemudian masuk maka harganya akan tinggi lagi. Jadi ini awal-awal mengisi lumbung-lumbung penggiling padi diisi dulu," ucap Arief di Jakarta pada Kamis (18/4).
Lebih lanjut, Arief mengatakan bahwa di momen panen raya April ini, sebanyak 4,9 juta ton setara beras akan dipanen. Sedangkan untuk Mei mendatang, Arief menyebut akan ada sebanyak 3 juta ton beras yang dipanen.
Baca juga : DPR: Pemerintah Gagap Kendalikan Harga Pangan
"Ya sekarang kan lagi panen. Bulan lalu 3,8 juta ton dari 3,5 juta ton, jadi naik malah 300 ribu ton. Kemudian dikurangi banjir di Demak dan lain-lain sekitar 17 ribu hektare, itu ekuivalen 200 ribu ton. Kemudian bulan ini panen 4,9 juta ton, bulan depan sekitar 3 juta ton, ya itu waktu kita semua untuk serap (beras)," jelasnya.
Namun, lanjut Arief, ada satu masalah yang membayangi momen panen raya di Indonesia, masalah tersebut adalah kapasitas mesin pengering (Dryer) padi yang cukup terbatas. Oleh karena itu, kedepannya, pemerintah Indonesia harus memiliki rencana untuk membangun dryer.
"Dryer itu kan punya kapasitas, jadi challange kita masih sama kapasitas dryer. Kan sebagian besar kita pakainya lantai jemur, kalau lantai jemur tidak ada matahari maka tidak ada pilihan, 1x24 jam setelah dipanen itu harus masuk dryer. Kenapa? Supaya berasnya gak kuning, supaya berasnya juga tidak basah. Kalau di PIBC itu namanya beras sayur, harganya itu kalau kadar airnya diatas 15-17% itu harganya akan jatuh, kedepan kita harus punya perencanaan untuk membangun dryer," pungkasnya. (Fal/Z-7)
Pemerintah resmi mengubah klasifikasi penjualan beras dari sebelumnya berdasarkan kualitas (medium dan premium) menjadi dua kategori baru.
Total proyeksi produksi beras sampai Agustus dapat mencapai 24,96 juta ton, sementara total konsumsi beras Januari-Agustus membutuhkan 20,66 juta ton.
BADAN Pangan Nasional (Bapanas) akan menugaskan Perum Bulog untuk menambah serapan beras satu juta ton sampai akhir tahun ini.
Ketua Bapanas Arief Prasetyo Adi menerima kunjungan Menteri Pertanian Jepang Taku Eto. Pertemuan tersebut membahas terkait kerja sama ekspor-impor. Ekosistem pangan di Indonesia
Bapanas telah melaksanakan pemantauan pasokan dan harga pangan di wilayah Kota dan Kabupaten Bandung pada 24-25 Maret 2025.
Sekretaris Utama (Sestama) Badan Pangan Nasional (Bapanas), Sarwo Edhy memaparkan bahwa produksi beras di tahun ini akan mencapai 32,29 juta ton.
DIREKTUR Utama Perum Bulog, Ahmad Rizal Ramdhani mengungkapkan bahwa sejauh ini Bulog telah melakukan penyaluran beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) melalui berbagai skema.
MENTERI Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan menyatakan bahwa stok cadangan beras pemerintah (CBP) masih dalam angka aman. Sebelummya diberitakan beras premium dan medium mulai langka
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal, Ruszaeni, menjelaskan angka stunting di Kabupaten Tegal menunjukan trend penurunan meski relatif masih tinggi.
PERUM Bulog melalui Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) tahun 2025 kembali mengarahkan fokusnya pada tiga bidang prioritas.
Peneliti Center of Reform on Economic (CoRE) Eliza Mardian menanggapi penghentian operasional sekitar 30% pengusaha penggilingan kecil di Jawa Tengah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved