Headline
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Masalah kesehatan mental dan obesitas berpengaruh terhadap kerja pelayanan.
ANALIS kebijakan pangan Syaiful Bahari meramalkan harga beras premium masih tetap mahal selama Ramadan tahun ini dari Maret hingga April 2024. Hal ini disebabkan belum meratanya musim panen. Puncak panen diperkirakan April sampai Mei.
Mengutip data panel Badan Pangan Nasional (Bapanas), harga beras premium sebesar Rp16.480 per kilogram (kg) per Selasa (12/3). Data lain yakni dari Informasi Pangan Jakarta, harga beras premium tertinggi dijual di pasar Mayestik dengan Rp18.000 per kg.
"Sampai April pun masyarakat akan menghadapi harga beras yang tinggi," ungkap Syaiful saat dihubungi Media Indonesia, Selasa (12/3).
Baca juga : Ramadan, Harga Bahan Pokok Masih Tinggi di Pasar Gedhe Klaten
Soal panen kali ini, lanjut Syaiful, banyak dikeluhkan penggilingan beras karena rendemen gabah di sejumlah wilayah turun. Produksi beras di panen raya dikatakan belum bisa dipastikan, mengingat curah hujan cukup tinggi yang menyebabkan banjir di beberapa daerah di Jawa.
"Artinya, pemerintah juga harus berhati-hati dalam menghitung luas panen dengan produksi beras, yang dalam kondisi seperti ini tidak otomatis rendemennya sama seperti kondisi normal," ujarnya.
Ketua Komunitas Industri Beras Rakyat (Kibar) itu menegaskan dengan melihat fakta tersebut, harga beras akan sulit kembali turun seperti semula karena produksi beras dalam negeri masih defisit dibandingkan jumlah konsumsi masyarakat. Pemerintah mau tidak mau masih menggunakan instrumen impor untuk pengendalian harga beras.
Baca juga : Pemerintah Naikkan Harga Eceran Tertinggi Beras Premium
"Apalagi, impor beras yang direncanakan pemerintah tidak datang sekaligus," tambahnya.
Syaiful menegaskan bila pemerintah gagal melakukan peningkatan produksi dalam negeri dan keterbatasan impor karena ruang fiskal semakin menyempit, maka bisa jadi harga beras melambung tinggi tembus di atas Rp20.000 per kg.
"Kalaupun terjadi panen raya nanti di bulan April-Mei, tanpa intervensi pemerintah melalui beras impor, maka harga beras sulit turun," tegasnya.
Baca juga : Panen Raya tidak akan Turunkan Harga Beras secara Signifikan
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengungkapkan lambannya penurunan harga beras lantaran dibutuhkan waktu untuk memproses gabah kering panen (GKP) menjadi gabah kering giling untuk menghasilkan beras.
Kemudian, harga beras yang semakin mahal disebabkan kenaikan harga GKP. Beberapa pelaku usaha penggilingan padi mengeluhkan stok GKP yang tidak mencukupi kebutuhan operasional, sehingga pabrik tidak bisa beroperasi secara optimal.
"Jika harga GKP sudah mulai turun, maka akan diikuti dengan harga beras yang akan terkoreksi," imbuhnya.
Arief menambahkan untuk menjamin stok beras, kegiatan operasi pasar melalui program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) juga dipastikan berjalan lancar dengan menyalurkan ke pasar rakyat dan ritel modern.
"Insya Allah harga dan stok beras sangat terjaga saat puasa dan Lebaran ini," pungkas Arief. (Z-6)
Harga beras terus merangkak naik terutama terjadi pada beras premium super semula dijual Rp13.500 perkg menjadi Rp 15 ribu hingga Rp 16 ribu per kg.
Harga beras di sejumlah daerah di Jawa Tengah sempat melonjak. Rata-rata beras kelas medium yang seharusnya dijual sesuai HET Rp12.500 per kilogram naik menjadi Rp13.500-14.000 per kilogram.
BULOG mulai menyalurkan cadangan beras pemerintah (CBP) ke masyarakat dan pasar. Hal itu dinilai jadi angin segar bagi masyarakat saat harga beras tinggi.
TINGGINYA harga beras saat ini, tak begitu saja dinikmati oleh para petani di Purwakarta Jawa Barat, yang terbebani dengan harga pupuk dan obat pertanian yang mahal.
DALAM rangkaian kunjungan kerja di Majene, Sulawesi Barat, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman turut memantau jalannya Gerakan Pangan Murah Beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan).
Pernyataan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman yang mengungkap temuan 212 merek beras diduga melakukan pengoplosan dan pelanggaran mutu, memantik perhatian publik.
Pemerintah resmi mengubah klasifikasi penjualan beras dari sebelumnya berdasarkan kualitas (medium dan premium) menjadi dua kategori baru.
Total proyeksi produksi beras sampai Agustus dapat mencapai 24,96 juta ton, sementara total konsumsi beras Januari-Agustus membutuhkan 20,66 juta ton.
BADAN Pangan Nasional (Bapanas) akan menugaskan Perum Bulog untuk menambah serapan beras satu juta ton sampai akhir tahun ini.
Ketua Bapanas Arief Prasetyo Adi menerima kunjungan Menteri Pertanian Jepang Taku Eto. Pertemuan tersebut membahas terkait kerja sama ekspor-impor. Ekosistem pangan di Indonesia
Bapanas telah melaksanakan pemantauan pasokan dan harga pangan di wilayah Kota dan Kabupaten Bandung pada 24-25 Maret 2025.
Sekretaris Utama (Sestama) Badan Pangan Nasional (Bapanas), Sarwo Edhy memaparkan bahwa produksi beras di tahun ini akan mencapai 32,29 juta ton.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved