Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Indonesia Terancam tidak Dapat Manfaatkan Bonus Demografi

Despian Nurhidayat
05/2/2024 17:05
Indonesia Terancam tidak Dapat Manfaatkan Bonus Demografi
Ilustrasi.(ANTARA/MUHAMMAD ADIMAJA)

PENGAMAT Ketenagakerjaan Universitas Gadjah Mada (UGM) Tadjuddin Noer Effendy mengatakan bahwa berdasarkan kajian yang dia buat, pemanfaatan bonus demografi kelihatannya belum maksimal atau hanya masih dalam pemikiran dan belum sampai kepada implementasinya.

“Karena masih banyak pengangguran. Ini kan paling banyak justru di sekolah menengah. SMK yang kita harapkan bekerja sesudah tamat justru mereka yang paling besar penganggurannya. Ini berdasarkan data 2023,” ungkapnya dalam acara Forum Merdeka Barat 9 bertajuk Pemilu 2024: Strategi Perluas Lapangan Kerja, Senin (5/2).

Lebih lanjut, menurutnya sejauh ini bonus demografi di Indonesia hanya akan menjadi impian saja. Pasalnya Indonesia sendiri tidak dapat memanfaatkan hal ini.

Baca juga : Pemerintah Dinilai belum Konsisten Kejar Visi Indonesia Emas

Dia mencontohkan, investasi untuk membuka peluang kerja untuk dapat menyerap tenaga kerja di Indonesia sampai saat ini hanya disia-siakan begitu saja.

“Contohnya pada 2019 ada 25 industri dari Tiongkok yang mau relokasi ke Asia Tenggara. Ternyata itu banyak ke Vietnam, Thailand dan Malaysia. Satupun tidak ada yang masuk Indonesia. Ternyata sesudah ditelusuri itu disebabkan permasalahan perizinan, kemudian kondisi politik juga yang tidak stabil, lalu juga kompetensi sumber daya manusia,” tegas Tadjuddin.

Dia menekankan jika Indonesia tidak dapat memecahkan permasalahan ini, menurutnya tidak akan tercipta peluang kerja untuk memanfaatkan bonus demografi.

Baca juga : Prabowo Subianto: 10 Ribu Anak Pintar akan Diberikan Beasiswa

“Hal-hal seperti ini harusnya dapat perhatian. Saya singgung sedikit di debat capres kemarin tidak ada hal itu dibicarakan. Bagaimana kita membuat peluang kerja? Bagaimana investasi bisa masuk? Itu yang harus kita bahas juga,” tuturnya.

Tadjuddin menekankan bahwa kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan kerja menjadi hal yang sangat penting. Hal ini yang menurutnya tidak mudah diciptakan karena perkembangan teknologi yang berjalan dengan lambat di dunia pendidikan di Indonesia.

“Teknologinya sudah berkembang jadi tidak bisa menyesuaikan hal-hal seperti ini kita hadapi. Ini bukan hal yang mudah. Butuh perhatian serius dan sayangnya tidak muncul dalam debat kemarin,” ujar Tadjuddin. (Z-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto
Berita Lainnya