Headline

Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Bank Sentral Eropa Menahan Suku Bunga

Fetry Wuryasti
26/1/2024 10:50
Bank Sentral Eropa Menahan Suku Bunga
Bank Sentral Eropa belum mengubah kebijakan tinggi suku bunga mereka agar inflasi dapat mencapai targetnya.(AFP)

HASIL pertemuan dewan gubernur Bank Sentral Eropa belum mengubah kebijakan tingkat suku bunga mereka saat ini. Dengan keputusan ini, suku bunga operasi refinancing utama dan suku bunga fasilitas pinjaman marjinal dan fasilitas simpanan masing-masing akan tetap pada angka 4,50%, 4,75% dan 4,00%.

"Tampaknya mereka justru menegaskan akan berada di level yang tinggi untuk jangka waktu yang cukup lama, agar inflasi dapat mencapai targetnya," kata Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Indonesia Maximilianus Nico Demus, Jumat (26/1).

Ini ketiga kalinya, Bank Sentral Eropa menahan tingkat suku bunga karena Gubernur Bank Sentral Eropa Christine Lagarde mengatakan penurunan inflasi masih sedang proses.

Baca juga: Bank Indonesia Yakin Ada Ruang Penurunan BI Rate

Saat ini, terlalu dini untuk membahas penurunan tingkat suku bunga. Sebab, penurunan tersebut akan tergantung pada data yang masuk nantinya. Bahkan Governing Council’s mengatakan kebijakan tingkat suku bunga akan tetap pada level yang ketat selama diperlukan.

Saat ini Bank Sentral Eropa Tengah fokus pada pertumbuhan upah yang berjalan dengan baik. Meski mereka menahan tingkat suku bunga, pelaku pasar dan investor masih yakin pemangkasan tingkat suku bunga akan segera terjadi.

Baca juga: BI Perkirakan Fed Rate Baru akan Turun di Semester II 2024

"Mereka memiliki ekspektasi kemungkinan besar hal tersebut akan terjadi pada Juni 2024. Kami melihat ini sesuatu yang terlalu dini, khususnya bagi Eropa yang dalam beberapa bulan terakhir mendapatkan tekanan cukup besar dari tensi geopolitik," kata Nico.

Penurunan suku bunga yang terlalu cepat, hanya akan membuat situasi dan kondisi berdampak buruk. Meski demikian, pelaku pasar dan investor tetap yakin dan bersikukuh bahwa total penurunan akan sebanyak 100 – 150 bps pada tahun 2024.

Pelaku pasar dan investor berharap penurunan pertama akan terjadi pada April atau Juni. Hal ini terlihat dari peningkatan probabilitas penurunan tingkat suku bunga pada bulan April mendatang yang naik dari sebelumnya 65% menjadi 80%.

Meski pelaku pasar dan investor menggebu untuk perkiraan penurunan tingkat suku bunga, namun Lagarde tetap menahan diri dengan tidak memberikan sinyal apapun yang mengesampingkan potensi penurunan tingkat suku bunga.

Lagarde mengatakan data ekonomi yang akan keluar dalam beberapa bulan ke depan akan menjadi kunci apakah Bank Sentral Eropa akan menurunkan tingkat suku bunga atau tidak, mulai dari kenaikan upah hingga inflasi.

Pernyataan ini sama seperti yang diinginkan oleh The Fed mengenai indikator penurunan tingkat suku bunga. Secara kalimat, Bank Sentral Eropa menunjukkan pola lebih dovish dibandingkan sebelumnya, dan secara implisit tampaknya ada potensi penurunan dalam inflasi yang mendasarinya, meski sebelumnya proyeksi Bank Sentral Eropa terhadap inflasi masih berada di atas 2% hingga kuartal III-2025.

Lagarde juga menjelaskan bahwa perekonomian Kawasan Eropa mungkin akan sedikit lebih rendah dari proyeksi terbaru Bank Sentral Eropa, yang tampaknya justru berpotensi stagnasi.

Beberapa indikator saat ini, terlihat bahwa perekonomian akan pulih secara bertahap, khususnya di tahun 2024.

"Sejauh ini kami melihat masih terlalu dini untuk mengatakan Bank Sentral Eropa telah menang melawan inflasi, khususnya ketika tensi geopolitik masih terjadi. Memang ada potensi penurunan tingkat suku bunga, namun paling cepat pada kuartal IV 2024. Tidak ada yang salah dengan optimistis, namun juga harus realistis," kata Nico. (Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya