Headline

Penyelenggara negara tak takut lagi penegakan hukum. Kisruh royalti dinilai benturkan penyanyi dan pencipta lagu yang sebenarnya saling membutuhkan.

Panel Surya Antariksa Bisa Jadi Kunci 80% Energi Terbarukan Eropa 2050

Inqilaf Nur Aprilla
24/8/2025 09:15
Panel Surya Antariksa Bisa Jadi Kunci 80% Energi Terbarukan Eropa 2050
Panel surya berbasis antariksa (SBSP) berpotensi mengurangi ketergantungan Eropa pada energi darat hingga 80% pada 2050.(Wikimedia)

PANEL surya berbasis antariksa (SBSP) berpotensi memangkas ketergantungan Eropa terhadap energi terestrial hingga 80% pada 2050. Temuan ini dipublikasikan melalui penelitian tim King's College London yang memodelkan sistem listrik masa depan benua tersebut.

Studi menunjukkan teknologi ini dapat mengurangi biaya sistem kelistrikan Eropa hingga 15% secara keseluruhan. Selain itu, kebutuhan penyimpanan energi melalui baterai berkurang drastis, bahkan lebih dari dua pertiga.

Apa itu SBSP

Space-Based Solar Power  (SBSP) adalah konsep penangkapan energi surya di orbit dengan satelit surya (SPS). Panel ditempatkan di luar angkasa untuk menangkap sinar matahari tanpa terhalang cuaca,lalu energi dipancarkan ke Bumi melalui gelombang mikro atau laser.

Keunggulannya antara lain efisiensi lebih tinggi karena minim pantulan atmosfer, malam yang sangat singkat, serta orientasi panel yang optimal terhadap Matahari.

Cara Kerja SBSP

Teknologi ini menggunakan konsep heliostat, yakni reflektor mirip cermin untuk mengumpulkan cahaya matahari di orbit. Energi ditransmisikan ke Bumi, diubah menjadi listrik, lalu disalurkan ke jaringan.

Dalam simulasi berbasis model NASA, hasilnya menunjukkan SBSP mampu menggantikan 80% energi terbarukan berbasis darat di Eropa. Berbeda dengan tenaga surya di Bumi yang bergantung cuaca, SBSP menawarkan listrik berkelanjutan dalam skala gigawatt.

Risiko dan Tantangan

Meski menjanjikan, ada risiko serius seperti kepadatan orbit, gangguan transmisi, serta perubahan intensitas pancaran energi yang bisa memengaruhi kinerja sistem. 

Biaya juga menjadi hambatan besar karena pembangunan dan pemeliharaan sistem masih sangat mahal. Efisiensi biaya baru mungkin tercapai sekitar 2050, jika teknologi berkembang dan biaya turun signifikan.

“Ada beberapa risiko yang perlu dipertimbangkan, misalnya bagaimana satelit di luar angkasa bisa memiliki terlalu banyak panel surya. Mungkinkah hal itu menyebabkan tabrakan atau rusak akibat puing-puing di luar angkasa?” Dr. Wei He, dosen senior di departemen teknik KCL sekaligus peneliti utama. 

Masa Depan Eropa

Dr. Wei He menegaskan SBSP berpotensi besar mendukung target nol emisi. "Energi terbarukan untuk menggantikan bahan bakar fosil adalah tindakan terpenting yang kita ambil sebagai manusia. Tenaga surya berbasis luar angkasa merupakan teknologi potensial dan dapat menyediakan tenaga surya berkelanjutan sebagai sumber energi terbarukan,” ujarnya, dikutip dari The Guardian. 

Ia menambahkan Jepang telah mengintegrasikan SBSP ke dalam strategi luar angkasa dan energi nol bersih. Menurut Wei, Eropa bisa menempuh jalur serupa lewat kerja sama multinasional di bawah Badan Antariksa Eropa. 

Dengan kerja sama tersebut, benua ini berpeluang memperoleh pasokan energi stabil dan mengurangi ketergantungan pada gas.  (The Guardian/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya