Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
BANK sentral AS, The Fed, kembali mempertahankan suku bunga, dan tiga kali penurunan suku bunga untuk tahun 2024. Federal Reserve mempertahankan Fed Funds Rate (FFR) stabil pada 5,25% - 5,5% untuk pertemuan ketiga berturut-turut di bulan Desember 2023.
"Ini sejalan dengan ekspektasi pasar," kata Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro, melalui keterangan yang diterima, Kamis (14/12).
Para pembuat kebijakan The Fed mengatakan indikator-indikator terbaru menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi telah melambat, kenaikan lapangan kerja telah moderat namun tetap kuat, dan tingkat pengangguran tetap rendah. Sistem perbankan AS dinilai sehat dan tangguh.
Baca juga: IHSG Menguat Jelang Keputusan Suku Bunga The Fed
Kondisi keuangan dan kredit yang lebih ketat untuk rumah tangga dan bisnis cenderung membebani aktivitas ekonomi, perekrutan, dan inflasi. Lonjakan suku bunga menyebabkan biaya pinjaman konsumen meroket sementara inflasi tetap tinggi, membuat banyak rumah tangga berada di bawah tekanan.
The Fed mengupayakan lapangan kerja maksimum dan inflasi sebesar 2% dalam jangka panjang. The Fed akan terus menilai informasi tambahan dan implikasinya terhadap kebijakan moneter.
Baca juga: Pidato Pejabat The Fed Beri Optimistisme Pasar akan Kemungkinan Suku Bunga Ditahan
Telain itu, the Fed akan terus mengurangi kepemilikannya atas surat utang lembaga sekuritas Treasury dan sekuritas yang didukung hipotek, seperti yang dijelaskan dalam rencana yang telah diumumkan sebelumnya. Mereka juga berkomitmen kuat untuk mengembalikan inflasi ke target 2%.
Panduan Fed yang baru mengindikasikan pertumbuhan yang kuat pada tahun 2023. Mereka juga menerbitkan proyeksi baru untuk Desember 2023.
The Fed melihat aktivitas ekonomi sedikit meredup tahun depan setelah tahun 2023 yang kuat. Pertumbuhan ekonomi AS diperkirakan akan mencapai 2,6% pada akhir tahun ini, sedikit naik dari proyeksi September 2023 bahwa produk domestik bruto riil akan tumbuh 2,1% tahun ini.
Anggota komite The Fed memperkirakan pertumbuhan PDB riil akan mencapai 1,4% pada akhir tahun depan, sedikit turun dari perkiraan sebelumnya sebesar 1,5%, sebelum rebound ke 1,8% pada 2025 dan 1,9% pada 2026.
"Hal ini menunjukkan bahwa mereka tidak memperkirakan ekonomi AS akan memasuki resesi setidaknya selama dua tahun," kata Asmo.
Pernyataan Fed mengisyaratkan pengetatan kebijakan dapat dilakukan. Dari panduan terbaru, inflasi Belanja Personal (PCE) direvisi lebih rendah untuk tahun 2023 (2,8% vs 3,3% pada proyeksi September 2023) dan 2024 (2,4% vs 2,5% pada proyeksi September 2023) serta inflasi PCE inti, yang terlihat pada 3,2% di 2023 (vs 3,7%) dan 2,4% (vs 2,6%) pada tahun 2024.
Proyeksi tingkat pengangguran AS tetap stabil di 3,8% untuk tahun 2023 dan 4,1% untuk tahun depan. Dot plot menunjukkan proyeksi median akhir tahun 2024 untuk FFR turun menjadi 4,6% dari 5,1% yang terlihat pada proyeksi September 2023.
Setelah keputusan rapat The Fed (FOMC), indeks dollar turun ke 103,2, level terendah dalam lebih dari seminggu setelah the Fed mempertahankan suku bunga sesuai ekspektasi dan mengisyaratkan tiga kali pemangkasan suku bunga untuk tahun depan, lebih banyak dari yang diperkirakan oleh sebagian besar investor.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun juga turun di bawah 4,1%, terendah sejak awal Agustus. Saham-saham AS menguat dan membukukan keuntungan setelah Federal Reserve mempertahankan suku bunga acuannya.
Ketiga indeks saham utama AS terbang sekitar 0,7% lebih tinggi setelah bergerak datar di sebagian besar aktivitas perdagangan pagi hari, dengan Dow Jones berada pada rekor tertinggi.
"Perkembangan ini juga diharapkan dapat menjadi katalis positif bagi pasar keuangan Indonesia pada perdagangan hari ini, yang memungkinkan nilai tukar rupiah terapresiasi terhadap dolar AS, penurunan imbal hasil obligasi, dan kenaikan pasar saham domestik," kata Asmo. (Z-10)
Fixed Income Research PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Karinska Salsabila Priyatno menilai ruang bagi Bank Indonesia (BI) untuk menurunkan suku bunga dalam waktu dekat sangat terbatas.
Keputusan Bank Indonesia (BI) yang menurunkan suku bunga acuan (BI rate) menjadi 5,5% akan disambut positif sektor perbankan dan sektor riil.
Ketua Umum Apindo, Shinta Widjaja Kamdani, menyambut baik keputusan Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan ke 5,5%.
Menurutnya, perbankan juga perlu menyesuaikan struktur biaya dana, termasuk dana pihak ketiga dan bunga kredit, agar penyaluran kredit semakin efektif.
DALAM Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada Selasa-Rabu, 20-21 Mei 2025 memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan atau BI-Rate sebesar 25 basis points (bps) menjadi 5,5%.
Bulan ini, Mei 2025, jadi waktu yang tepat bagi Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga acuan (BI Rate). Pasalnya, nilai tukar rupiah mulai stabil.
Bank Indonesia (BI) dan Bank Prancis atau Banque de France (BdF) menyepakati penguatan kerja sama bilateral di area kebanksentralan.
Bank Indonesia bakal menambah besaran insentif dalam Kebijakan Likuiditas Makroprudensial (KLM) di 2025 menjadi Rp283 triliun.
LPEM FEB UI mendesak Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan BI-Rate pada level 6% pada Rapat Dewan Gubernur BI November 2024.
BANK sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) kembali memangkas suku bunga acuan dengan besaran 25 basis poin (bps) menjadi 4,50-4,75% pada Kamis (7/11) waktu AS
INDEKS Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (27/9) sore ditutup melemah di tengah penguatan mayoritas bursa saham kawasan Asia.
IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (24/9) sore ditutup menguat seiring pelaku pasar merespons positif komentar dovish pejabat Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Fed.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved