Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Mentan Lakukan Percepatan Tanam di Lahan Rawa untuk Tekan Impor

M Ilham Raamdhan Avisena
18/11/2023 10:58
Mentan Lakukan Percepatan Tanam di Lahan Rawa untuk Tekan Impor
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman(MI)

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman melakukan kebijakan percepatan tanam di lahan rawa sebagai antisipasi dampak El Nino. Upaya tancap gas itu dilakukan sebagai bukti konkret dalam menekan kebijakan impor.

Diketahui, saat ini ada lebih dari 10 juta hektare lahan rawa yang berpotensi menambah daya gedor produksi nasional. Dari semua lahan tersebut, beberapa di antaranya sudah menghasilkan produktivitas sebanyak 5 ton per hektare.

"Saat ini baru 5 ton (per hektare), tapi ke depan kita akan tingkatkan menjadi 7 ton per hektare. Jadi yang indeks pertaniannya (IP) 1 kita naikan jadi 2 atau menjadi 3. Semua perlu kolaborasi dan kerja keras untuk memaksimalkan lahan rawa yang ada," ujar Amran melalui keterangan tertulis, Sabtu (18/11).

Baca juga: Mentan Lakukan Akselerasi di Kalsel Demi Kembalikan Swasembada Pangan Nasional

Di Sumatera Selatan (Sumsel), Mentan meninjau langsung luasan lahan rawa 128.000 hektare yang digarap petani untuk produksi padi. Selai itu, petani juga melakukan percepatan tanam untuk komoditas jagung dan hortikultura. Menurutnya, potensi panen dari sebagian luasan lahan di sana bisa mencapai 1 juta ton gabah atau bila dikonversi menjadi beras bisa mencapai 500.000 ton.

"Dan itu baru satu provinsi, rencana kita garap di 10 provinsi di seluruh indonesia," katanya.

Mentan mengatakan saat ini potensi keseluruhan di Sumsel mencapai 500 ribu hektare dengan rata-rata IP baru 1,1. Artinya, kalau IP tersebut bisa dinaikkan menjadi dua kali panen maka produksi yang ada bisa mencapai 3 juta ton.

Baca juga: Mentan Amran Siap Pacu Produksi di Kalsel dengan Optimasi Lahan Rawa

"Anggaplah yang kita garap 400 ribu hektare itu saja bisa menghasilkan 2 juta ton gabah dan menghasilkan 1 juta ton beras. Yang terpenting sumsel sudah melakukan di tahun-tahun sebelumnya di periode pertama sebanyak 68.000 hektare dan ini sudah dikerjakan tinggal dilanjutkan. Produksinya besar sekali karena di atas rata-rata nasional yakni 5,4 ton per hektare. Dengan demikian kita harus optimis Indonesia bangkit dan bisa swasembada pangan," katanya.

Sementara itu, di Kalimantan Selatan (Kalsel) Amran akan menyulap lahan rawa seluas 200 ribu hektare untuk ditanami komoditas strategis dalam menopang produksi nasional.

Dia menyebut potensi lahan rawa di sana apabila dikelola secara maksimal dapat menghasilkan satu juta ton beras. Adapun upaya yang dilakukan dalam optimasi lahan rawa tersebut bisa melalui rehabilitasi dan selebihnya dibangun menjadi lahan sawah.

"Indeks pertanaman lahan sawah rawa di sana satu kali setahun, kita akan naikkan menjadi dua kali. Maka, kita akan membangun tanggul sepanjang sungai, agar tersedia air dan tidak terjadi banjir," jelasnya.

Dia mengaku optimistis dapat membangun dan mengoptimalkan lahan rawa di Kalsel khususnya di Kabupaten Tanah Laut melalui program selamatkan lahan rawa sejahterakan petani.

Diketahui, lokasi tersebut dulunya mengalami kendala yang menghambat pertanaman. Namun dengan program Serasi, manajemen air ditingkatkan dan memungkinkan pertanaman pada musim hujan, yang sebelumnya sulit karena risiko banjir.

Dari Sulawesi Tengah, Mentan mendorong ribuan petani dan penyuluh agar terlibat langsung dalam percepatan tanam tahun ini. Hal tersebut disampaikan Mentan saat menghadiri jambore penyuluh di Kabupaten Sigi, Provinsi Sulteng. Bagi Mentan, keterlibatan penyuluh sangat penting untuk mencapai produksi padi setara 35 juta ton beras.

"Penyuluh dan petani merupakan garda terdepan dalam pembangunan pertanian. Sebagai garda terdepan penyuluh dan petani harus memastikan pangan tidak bersoal. Karena kita harus menyediakan pangan bagi seluruh masyarakat," jelasnya. (Z-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika
Berita Lainnya