Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
SELAIN pertemuan The Fed pada Rabu (1/11) waktu setempat, perhatian pasar tertuju pada sejauh mana Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen akan meningkatkan pinjaman melalui utang jangka panjang untuk menutup defisit anggaran AS yang semakin lebar.
"Sebanyak 2 dari 3 lembaga pemeringkat juga sudah menurunkan rating Amerika, yang disebabkan oleh dinamika politik yang dianggap terlalu berbahaya bagi keberlangsungan Amerika," kata Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus, Selasa (31/10).
Hal ini memberi risiko tambahan bagi Yellen untuk memberikan imbal hasil surat utang AS yang lebih tinggi, karena adanya penambahan risiko bagi perekonomian Amerika.
Baca juga : The Fed Beri Sinyal Tahan Suku Bunga
Belum lagi aksi jual yang terjadi belakang ini, telah mendorong imbal hasil obligasi AS US Treasury memiliki alasan untuk naik lebih tinggi melebihi masa masa ketika terjadinya krisis keuangan.
"Sejauh ini Kementerian Keuangan AS juga menunjukkan defisit anggaran yang kira kira 2x lipat lebih besar apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yang secara efektif mencapai US$2,02 triliun," kata Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus, Selasa (31/10).
Baca juga : Ekonomi Dunia sedang Tidak Baik-Baik Saja
Sementara itu, Bank Sentral Jepang akan melakukan pembahasan, bahwa imbal hasil Japan Goverment Bond 10y akan dibiarkan untuk melewati batas 1%. Hal ini mencuri perhatian pelaku pasar dan investor.
Sebab Bank Sentral Jepang selalu terkenal dengan Yield Curve Controlnya, yang memang diperuntukkan untuk menjaga imbal hasil untuk tetap rendah. Ada
kemungkinan Bank Sentral Jepang akan memberikan fleksibilitas terhadap pergerakan imbal hasil untuk sementara waktu naik di atas 1%, dengan asumsi tingkat suku bunga Bank Sentral Jepang tidak berubah.
"Kabar baik bagi mata uang Yen, yang selama ini mengalami depresi terhadap Dollar, menjadi menguat hingga 149 Yen per dolar untuk pertama kalinya dalam waktu 2 minggu terakhir," kata Nico.
Sebelumnya, Bank Sentral Jepang menjaga imbal hasil Japan Government Bond untuk berada di kisaran 0,5%, dengan titik maksimal 1%. Meski demikian, Kazuo Ueda sebetulnya disarankan agar imbal hasil Japan Government Bond untuk tidak mencapai 1%. Namun kenyataannya imbal hasil 10y berhasil menyentuh 0,89% kemarin, dan merupakan tertinggi sejak Juli 2013.
Saat ini situasi dan kondisi yang ada, mulai dari kenaikan imbal hasil, pelemahan Yen, hingga inflasi yang berkelanjutan menjadi sebuah perhatian bagi Bank Sentral Jepang. Mereka tampaknya akan melakukan beberapa penyesuaian terhadap Yield Curve Control pada pertemuan pekan ini.
Kenaikan imbal hasil akan mempengaruhi Yen, karena sejauh ini setiap putaran pembelian obligasi Japan Government Bond merupakan salah satu langkah untuk menjaga pelonggaran kebijakan moneter namun terukur.
Community Lead IPOT, Angga Septianus mengatakan dari sentimen eksternal dan internal pada minggu ini yang wajib pula dicermati yakni dari Amerika Serikat ada S&P Global Manufacturing PMI dengan konsensus 50 yang didukung consumer spending dan pasar tenaga kerja yang kuat.
"Ada pula suku bunga The Fed yang diprediksi tetap di 5,5% dan unemployment rate yang diprediksi akan tetap di 3,8% sama seperti pada September lalu," kata Angga.
Adapun sentimendari dalam negeri yakni ekspektasi pertumbuhan ekonomi (PDB) yang positif didukung output dari pertambangan, manufaktur, ritel dan transportasi yang meningkat, tingkat inflasi Oktober yang diprediksi meningkat ke 2,6% setelah turun drastis pada September di 2,28% dibandingkan 3,27% di Agustus.
"Inflasi disebabkan oleh kenaikan harga makanan, minuman, dan tembakau terutama beras, gula pasir, dan cabai," kata Angga. (Z-4)
MENAFSIR Trump pasca-inaugurasi awal pekan ini tak ubahnya definisi Protagoras terhadap persepsi hangat atau dingin.
Dengan eksistensi yang semakin disegani, Indonesia telah menjelma menjadi kekuatan yang tidak bnisa diabaikan untuk turut menavigasi perekonomian dunia.
PERUSAHAAN farmasi Novartis menyatakan program restrukturisasi yang diumumkan sebelumnya dapat menyebabkan 8.000 pekerja dipangkas atau sekitar 7,4%.
Perang Rusia dan Ukraina menyulut kenaikan inflasi akibat melambungnya harga pangan dan energi dunia.
AMERIKA Serikat (AS) membantah disebut sebagai sumber malapetaka krisis pangan dunia. Washington pun menyatakan tidak melarang ekspor peralatan pertanian ke Moskow.
PEMERINTAH Rusia, Ukraina dan Turki akan menandatangani kesepakatan yang didukung PBB untuk membebaskan ekspor gandum dari pelabuhan Ukraina pada Jumat (22/7).
Guru Besar Hukum Internasional UI Hikmahanto Juwana mengungkapkan, stabilitas ekonomi bakal sulit terwujud tanpa adanya stabilitas dalam geopolitik dunia.
Johnny mengatakan Indonesia memahami dampak situasi geopolitik global seperti konfik Rusia dengan Ukraina. Hal itu bahkan memengaruhi kondisi ekonomi dunia.
Dalam pertemuan bilateral yang berlangsung di Uzbekistan, kedua pemimpin negara akan membahas situasi konflik di Ukraina dan Taiwan.
Pengamat militer Connie Bakrie menilai Presiden Rusia Vladimir Putin adalah ‘edisi baru’ dari perwujudan figur kekuatan pikiran founding father Presiden Soekarno
Hubungan antara Tiongkok dan Amerika Serikat kian memanas. Tiongkok memberi peringatan agar Amerika Serikat menghentikan konfrontasi dan mau mengikuti aturan.
Dalam makalah Integrated Review (IR), pemerintah Inggris menyebut Tiongkok sebagai ancaman nyata bagi Inggris dan tatanan dunia saat ini. Terutama karena Tiongkok makin dekat dengan Rusia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved