Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Perlu Langkah Antisipatif Menyikapi Dampak Konflik Global

Media Indonesia
02/7/2025 19:35
Perlu Langkah Antisipatif Menyikapi Dampak Konflik Global
WAKIL Ketua MPR RI Lestari Moerdijat.(Dok. Antara)

WAKIL Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mendorong dilakukannya upaya antisipatif dalam menyikapi dampak konflik global terhadap perekonomian nasional.

"Langkah antisipatif harus mampu dipersiapkan dengan baik dalam upaya mewujudkan perlindungan bagi setiap warga negara dari dampak ekonomi akibat konflik global yang terjadi," kata Lestari dalam sambutan tertulisnya saat membuka diskusi daring bertema Dampak Ekonomi Keterlibatan Amerika Serikat dalam Perang Israel dan Iran 2025 yang diselenggarakan Forum Diskusi Denpasar 12, Rabu (2/7).

Menurut Lestari, kenaikan harga minyak dan gas akibat konflik Israel-Iran mempengaruhi ekonomi global, termasuk Indonesia. Dalam kondisi ini, Rerie, sapaan akrab Lestari berpendapat, kebijakan fiskal dan jaminan pemenuhan kebutuhan energi setiap negara mesti diperkuat.

Rerie yang juga anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah itu mendorong sejumlah langkah untuk penguatan sektor ekonomi itu didasari atas dasar semangat negara untuk melindungi setiap anak bangsa.

Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu berharap, para pemangku kepentingan, para pakar, dan masyarakat dapat berkolaborasi dengan baik untuk  melahirkan sejumlah solusi dalam mengatasi dampak ekonomi akibat konflik global yang terjadi.

Wakil Ketua Komisi XII DPR RI, Sugeng Suparwoto berpendapat, DPR saat ini sedang menyusun asumsi makro yang salah satu dasar perhitungannya adalah sektor energi.

Menurut Sugeng, kita perlu memitigasi kondisi saat ini dengan cermat, mengingat Indonesia saat ini murni pengimpor minyak.

Bila harga minyak dunia melampaui harga minyak yang ditetapkan di APBN, Sugeng menilai, dampaknya akan ke mana-mana.

Menurut Sugeng, patokan harga minyak mentah Indonesia di APBN saat ini ditetapkan US$82 per barel. Dampak konflik Israel-Iran menyebabkan harga minyak mencapai US$78 per barel.

"Bersyukur harga minyak dunia saat ini belum melampaui harga patokan di APBN kita," ujarnya.

Menurut Sugeng, berbagai upaya efisiensi dan pemanfaatan energi baru terbarukan harus segera dilakukan untuk meredam dampak gejolak harga BBM akibat konflik global.

Kepala Ekonom BCA, David Sumual mengungkapkan, sentimen negatif yang dominan saat ini antara lain perang dagang Amerika Serikat dan tensi geopolitik di sejumlah kawasan.

Menurut David, ada sejumlah negara yang survive pada kondisi saat ini dan bisa menjadi contoh. Salah satunya adalah Malaysia.  "Investasi teknologi China di Malaysia saat ini cukup tinggi," ujarnya.

Sejatinya, ungkap David, ekonomi China sangat bergantung pada permintaan dari Amerika Serikat.  Meski diakuinya, impor Amerika Serikat hanya 13% dari impor dunia.
(H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik