Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
DATA ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) kembali memberikan tekanan. Data Change in Nonfarm Payrolls meningkat dari sebelumnya 227 ribu menjadi 336 ribu. Hal ini memberikan gambaran bahwa tenaga kerja AS masih solid.
Data change in nonfarm payrolls adalah data yang menunjukkan perubahan jumlah tenaga kerja di Amerika Serikat di luar sektor pertanian, pemerintahan, rumah tangga, dan nirlaba.
Data ini sangat penting karena mencerminkan kondisi ekonomi dan ketenagakerjaan, yang menjadi mandat dari bank sentral AS The Fed untuk menjaga inflasi dan ketenagakerjaan.
"Ini merupakan peningkatan yang cukup besar dibandingkan dua bulan sebelumnya. Akibatnya, muncul kembali potensi kenaikan tingkat suku bunga Fed Rate yang lebih besar pada akhir tahun 2023, baik di bulan November dan Desember," kata Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus, Senin (9/10).
Hal ini mendorong imbal hasil US Treasury 10y naik dan ditutup di level 4,80% pada penutupan kemarin. Meski data ketenagakerjaan mendukung, Gubernur The Fed Jerome Powell mungkin akan lebih berhati-hati dengan langkah pelonggaran kebijakan moneter tambahan pada akhir tahun.
Bagi The Fed, kekuatan pasar tenaga kerja dapat menghambat proses pengendalian inflasi. Perekrutan tenaga kerja didorong oleh sektor rekreasi dan perhotelan, layanan kesehatan, serta layanan professional, dan bisnis.
Penghasilan rata-rata per jam meningkat 0,2% bulan lalu, dan naik 4,2% dari tahun sebelumnya. Meski tenaga kerja masih dalam hal yang baik, kenaikan upah melemah yang membuat data tenaga kerja belum solid sepenuhnya.
Rasio lapangan pekerjaan AS dengan penduduk yang berusia 24 – 54 tahun menurun ke level terendahnya dalam kurun waktu 4 bulan terakhir sebesar 80,8%. level pengganguran AS masih berada di level yang stabil yaitu di 3,8%, dan ada proyeksi meningkat pada tahun 2025 menjadi 4,1%.
"Dari sisi ketenagakerjaan masih memberikan tekanan, namun ada harapan pekan ini," kata Nico.
Data inflasi Amerika yang akan keluar pekan ini diharapkan secara proyeksi kami akan melandai. Inflasi AS secara bulanan (MoM) diperkirakan turun dari 0,6% menjadi 0,3% - 0,1% dan tahunan (YoY) turun dari sebelumnya 3,7% menjadi 3,6%.
Proyeksi pasar, data inflasi inti juga akan menurun dari 4,3% menjadi 4,2% – 4,0% (YoY). Hal ini memberi sentimen positif bagi pasar agar The Fed tidak kembali menjadi agresif.
Harapan itu mungkin akan tertutup oleh risalah FOMC meeting yang akan hadir dihari yang sama, yaitu 12 Oktober 2023. Tinggal bagaimana kedua data tersebut menyajikan yang terbaik, agar persepsi yang dibangun menjadi positif di masa yang akan datang.
Pekan ini tidak banyak yang bisa kita nantikan dari data dalam negeri. Maka data dari luar negeri akan menjadi harapan baru bagi pergerakan pasar.
"Tensi geopolitik yang meningkat di Timur Tengah akan menjadi sebuah perhatikan bagi pelaku pasar dan investor untuk menghadapi pekan ini," kata Nico. (Z-3)
LAPORAN Badan Pusat Statistik (BPS) Jakarta mencatat inflasi sebesar 0,13% pada Juni 2025 dibanding bulan sebelumnya.
Badan Pusat Statistik Daerah Istimewa Yogyakarta mencatat laju inflasi pada Juni 2025 di wilayah ini sebesar 0,23% (month-to-month - mtm).
INFLASI bulanan pada Juni 2025 tercatat sebesar 0,19%, ditandai dengan kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 108,07 pada Mei menjadi 108,27.
Pada pertengahan Juni 2025, harga beras di beberapa pasar tradisional Kabupaten Deli Serdang naik hingga 3,4% dibanding bulan sebelumnya.
Reorientasi belanja daerah sebagai bantalan fiskal yang tangguh dapat menjadi strategi lain guna mengendalikan inflasi daerah.
BANK Indonesia(BI) mempertahankan suku bunga acuan atau BI rate di angka 5,50%. Keputusan itu diambil melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 17-18 Juni 2025
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), pada Kamis 10 Juli 2025, diperkirakan bergerak menguat Penguatan bisa terjadi karena didorong sentimen global.
BANK Indonesia memperkirakan Federal Reserve (The Fed) akan melonggarkan kebijakan moneternya secara bertahap dalam dua tahun mendatang.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin, 30 Juni 2025, dibuka menguat 34,91 poin atau 0,51% ke posisi 6.932,31.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada perdagangan Kamis 26 Juni 2025, dibuka menguat 9,71 poin atau 0,14% ke posisi 6.841,85.
IHSG hari ini, Rabu 25 Juni 2025, berpeluang bergerak menguat. Sentimen utamanya tidak lain karena seiring meredanya konflik Iran vs Israel di kawasan Timur Tengah.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa, 24 Juni 2025, dibuka menguat 91,75 poin atau 1,35% ke posisi 6.878,89.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved