Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Penguatan Satu Data Beras Nasional Bisa Sejahterakan Petani

Media Indonesia
05/10/2023 16:02
Penguatan Satu Data Beras Nasional Bisa Sejahterakan Petani
Stok beras di Gudang Bulog(MI/Dwi Apriani)

GURU Besar IPB Prof Dr Dwi Andreas Santosa mendukung gagasan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir tentang satu data ketika pemerintah hendak mengambil keputusan mengenai impor beras.

Menurut Ketua Umum AB2TI (Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia) itu, selama ini dalam melakukan impor beras, pemerintah memiliki pertimbangan tertentu.

Namun, kerap kali ketika kebijakan impor yang dibuat oleh pemerintah salah, baik dari sisi waktu maupun jumlah. Andreas menilai keputusan impor beras harusnya diputuskan pada Agustus usai diketahui perkiraan produksi beras.

Baca juga: Erick Thohir Ingatkan Jangan Ada yang Berani Menimbun Beras

"Pemerintah seharusnya memiliki data stok beras nasional selama tiga bulan. Data beras nasional terdiri dari produksi, stok yang dimiliki pemerintah di Bulog, stok beras yang dimiliki oleh petani, konsumen, penggilingan dan pedagang."

"Jika pemerintah punya data yang presisi mengenai stok beras nasional, diharapkan pemerintah memiliki perencanaan yang baik dalam melakukan impor beras. Tata kelola impor beras harus diperbaiki sehingga tidak merugikan petani,” ungkap Andreas dalam keterangannya, di Jakarta, Kamis (5/10).

Berdasarkan data yang dimiliki Andreas, menyebutkan harga beras dari Juni 2022 hingga September 2023 terus mengalami peningkatan. Rata-rata dari periode tersebut kenaikannya sudah mencapai 19,6%.

Baca juga: 27 Ribu Ton Beras Impor dari Vietnam Tiba di Pelabuhan Tanjung Priok

Kenaikan harga beras ini dinilai Andreas masih bisa diterima dan tidak memberatkan beban masyarakat.

Jika melihat harga beras pada tingkat petani periode Juni 2022 hingga September 2023 sudah naik 50,4%. Kenaikan harga gabah kering panen di periode yang sama mengalami kenaikan 83,6%.

Dia menilai dampak cuaca ekstrem saat ini akan mempengaruhi penurunan produksi padi di Indonesia sebesar 5% atau setara 1,5 juta ton beras.

Dengan beras impor yang sudah masuk sebesar 1,6 juta ton, 400 ribu ton yang belum masuk dan sisa impor tahun lalu 300 ribu ton, dia menilai stok beras di Indonesia saat ini sangat cukup hingga panen raya 2024. 

Baca juga: Harga Beras Mahal, Pedagang di Pasar Gedhe Klaten Keluhan Pembeli Sepi

Andreas menduga kenaikan harga beras yang saat ini terjadi di pasar akibat kepanikan di pasar.

“Kenaikan harga beras yang kini terjadi tidak perlu kita khawatirkan. Saat ini petani tengah menikmati harga gabah kering panen yang sangat baik. Survei AB2TI tahun lalu harga gabah kering panen hanya Rp5.667 per kilogram. Saat ini, harga gabah kering panen mencapai Rp7.500 per kilogram,” katanya.

Sebagai informasi, saat peninjauan operasi pasar beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta Timur, Menteri BUMN Erick Thohir menjelaskan, kebijakan impor beras harus melihat produksi dalam negeri.

Ia menyebut program impor tak bisa berjalan sendiri dengan mengabaikan produksi dalam negeri. Erick menilai hal ini acapkali menimbulkan area abu-abu yang dimanfaatkan oknum yang ingin mencari keuntungan sesaat.

"Jadi saya terus mendorong impor dan produksi harus satu data, tidak boleh beda data, kasihan rakyat, kasihan petani, kalau pemainnya begitu-begitu saja selalu cari uang cepat, nah ini harus diberantas. Sudah waktunya kita berantas mereka," ucap Erick. (RO/S-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sidik Pramono
Berita Lainnya