Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
MENTERI Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah melalui Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Bulog) akan menggelontorkan 100 ribu ton beras untuk program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP). Kebijakan itu untuk menahan laju kenaikan harga beras. Hal itu ia sampaikan seusai rapat tertutup mengenai harga beras di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (27/9).
"Beraskan kita sekarang kita operasi SPHP akan ditingkatkan dari 50 ribu (kilogram) ke 100 ribu, dan kemudian bantuan beras kan terus berjalan, itu kan minimal 200 ribu sebulan, operasi pasar 300 ribu sebulan," ujar Airlangga.
Menanggapi distribusi beras ke pasar-pasar induk, Airlangga mengatakan itu akan ditingkatkan serta didorong supaya lancar. Tujuannya agar stok beras tetap terpenuhi dan harga terkendali. SPHP pun, imbuhnya, akan ditambah.
Baca juga: Harga Beras Mahal, Pedagang di Pasar Gedhe Klaten Keluhan Pembeli Sepi
"SPHP diminta untuk naik," ucap Airlangga.
Harga beras saat ini dilaporkan terus mengalami kenaikan. Airlangga mengatakan kenaikan harga beras akan berpengaruh pada inflasi tetap belum signifikan. Beras, sebut Airlangga, berkontribusi 0,05% pada inflasi.
Baca juga: Harga Beras Mahal Imbas Tingginya Harga Gabah di Tangan Petani
"Kalau inflasi kan bertahap, jadi dari segi inflasi masih di bawah 3%, dan inflasi kan month to month (bulan ke bulan) jadi relatif kalau inflasinya terjaga walaupun pengaruh beras itu masih 0,05% untuk yang bulan ini," terangnya.
Selain beras, ia menuturkan kenaikan harga jagung juga turut mengerek inflasi harga. Berdasarkan keterangan Badan Pusat Statistik (BPS) saat ini yang menjadi penyumbang inflasi di sebagian daerah di Indonesia adalah beras dan gula pasir.
" Satu lagi jagung, itu akan segera diselesaikan juga," ucapnya.
Presiden Joko Widodo, terang Airlangga, meminta harga beras bisa diselesaikan dalam satu atau dua bulan ke depan.
"Ya pokoknya sampai akhir tahun ini bisa selesai, dalam 1-2 bulan ke depan," tukasnya.
(Z-9)
HARGA beras premium di sejumlah pasar tradisional di wilayah Priangan Timur, Jawa Barat, merangkak naik. Kenaikan beras diduga terjadi akibat pasokan menipis
Melemahnya daya beli masyarakat menyebabkan penjual beras menurun hingga 50%.
Nantinya, beras konsumsi harian akan disederhanakan hanya menjadi satu jenis, yaitu beras reguler.
Hasil pengamatan Ombudsman menunjukkan bahwa isu pengoplosan beras yang selama ini menimbulkan kekhawatiran masyarakat sebenarnya tidak sepenuhnya tepat.
Setelah ada keputusan, pemerintah akan memberikan waktu transisi untuk penyesuaian sehingga tidak serta merta langsung diterapkan.
BPS melaporkan kenaikan harga beras pada Juli 2025, dengan inflasi mencapai 4,14%. Beras medium mengalami lonjakan tertinggi. Simak detail selengkapnya.
DIREKTUR Utama Perum Bulog, Ahmad Rizal Ramdhani mengungkapkan bahwa sejauh ini Bulog telah melakukan penyaluran beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) melalui berbagai skema.
MENTERI Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan menyatakan bahwa stok cadangan beras pemerintah (CBP) masih dalam angka aman. Sebelummya diberitakan beras premium dan medium mulai langka
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal, Ruszaeni, menjelaskan angka stunting di Kabupaten Tegal menunjukan trend penurunan meski relatif masih tinggi.
PERUM Bulog melalui Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) tahun 2025 kembali mengarahkan fokusnya pada tiga bidang prioritas.
Peneliti Center of Reform on Economic (CoRE) Eliza Mardian menanggapi penghentian operasional sekitar 30% pengusaha penggilingan kecil di Jawa Tengah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved