Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
MENTERI Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki potensi dan peluang besar dalam penyimpanan emisi karbon secara permanen melalui teknologi Carbon Capture Storage (CCS).
Hal itu disampaikan Luhut saat membuka acara International and Indonesia CCS Forum (IICCS Forum) 2023 di Jakarta, Senin (11/9).
"Negara-negara ASEAN dengan pertumbuhan ekonomi dan populasi yang terus berkembang memainkan peran penting dalam jejak karbon global. Ketika kawasan ini terus mengalami pertumbuhan industri dan kebutuhan energi yang signifikan, maka penanganan emisi menjadi prioritas. Penangkapan dan penyimpanan karbon menghadirkan teknologi menjanjikan yang telah diterapkan di negara-negara global," kata Luhut.
Baca juga : PLN Gandeng Korea Pasang Teknologi Penangkap Karbon di PLTU
Luhut menjelaskan, pada awal tahun 2023, ICCS Center mengumumkan visinya mengenai pengembangan potensi CCS di Indonesia. Potensi penyimpanan di Indonesia saat ini, diperkirakan mencapai 400 Giga Ton. Tentunya hal ini menghadirkan peluang bisnis dan investasi yang signifikan bagi Indonesia.
"Investasi global baru-baru ini di CCS telah mencapai US$6,4 miliar dan Asia memberikan kontribusi sebesar US$1,2 miliar. Indonesia siap menjadi bagian utama dari investasi teknologi ini," jelasnya.
Baca juga : Pertamina Sebut Indonesia Miliki Kapasitas Cadangan Karbon 400 Giga Ton
Gambaran proses penangkapan karbon yang dilakukan di Norwegia. (Sumber : AFP)
Lebih lanjut, Luhut juga menambahkan bahwa pengembangan pusat CCS di Indonesia memiliki potensi yang sangat besar karena memiliki sumber daya yang diperlukan dari lokasi penyimpanan CO2 dan lokasi industri yang berdekatan, termasuk mitra dari industri Asia Timur untuk transportasi karbon internasional.
"Penerapan pajak karbon regional juga memberikan dorongan ekonomi pada proyek ini. Fasilitas minyak dan gas yang ada mulai dari Aceh, Utara Jawa, Kalimantan, dan pengembangan terbaru di Papua secara teknis layak untuk pengoperasian CCS. Dengan mendorong kolaborasi dan berbagi pengetahuan, kita dapat memanfaatkan potensi penuh CCS untuk mewujudkan masa depan berkelanjutan di Asia Tenggara," ujarnya.
Oleh karena itu, ia mengungkapkan, acara ini sangat penting untuk dibahas guna mendorong keberhasilan Indonesia lebih lanjut. Di sisi lain, acara ini juga merupakan side event dari kegiatan KTT ASEAN.
"Kami yakin bahwa upaya kolektif kami untuk mendefinisikan kerangka peraturan dapat memberikan pesan yang jelas, Indonesia akan menjadi pionir penerapan CCS di tahun-tahun berikutnya," pungkas Luhut. (Z-4)
Inisiatif ini merupakan langkah konkret menuju pengurangan signifikan jejak karbon yang dapat diadopsi oleh Bandara Soekarno-Hatta maupun bandara lainnya di seluruh Indonesia
Menurut para peneliti, meskipun ada kemajuan yang menggembirakan di Amazon, kondisi di tempat lain kurang menggembirakan.
Indonesia memiliki potensi yang luar biasa dalam hal penangkapan dan penyimpanan karbon (Carbon Capture Storage/CCS).
Program Pranaraksa menanam 300 bibit yang diestimasi dapat menyerap sebanyak 18 tCO2/tahun.
Teknologi Honeywell lainnya yang dapat membantu Indonesia mencapai net zero emission pada 2026 di antaranya ialah blue hydrogen melalui penangkapan CO2.
CHINA Energy Investment Corporation (China Energy) telah mengoperasikan fasilitas penangkap, pemanfaat dan penampung karbon (CCUS) di pembangkit listrik batu bara terbesar di Asia.
Ketidakpastian aturan, integritas pasar, dan infrasruktur menjadi hambatan Indonesia menjadi hub pasar karbon Asia Tenggara.
MENTERI Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq menyatakan bakal melakukan pertemuan dengan Menteri Keuangan untuk membahas perihal pajak karbon.
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengungkapkan pasar karbon dunia berpotensi menghasilkan pendapatan Rp8.000 triliun bagi Indonesia.
PEMERINTAH diminta mempertimbangkan kembali penerapan kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12% di 2025. Ruang untuk menunda kebijakan itu dinilai terbuka lebar dan mudah
Pengenalan pajak karbon oleh Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, untuk menekan emisi CO2 dihadapkan pada penolakan.
CALON wakil presiden nomor urut satu Muhaimin Iskandar menyinggung soal penundaan implementasi pajak karbon hingga 2025.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved