Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
DUA komoditas unggulan Indonesia, yakni batu bara dan minyak kelapa sawit mencatatkan performa ekspor yang menurun pada Juli 2023. Penurunan tersebut terjadi secara bulanan (month to month/mtm) maupun tahunan (year on year/yoy).
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor batu bara pada Juli 2023 sebesar US$2,55 miliar. Angka tersebut turun 4,53% (mtm) dari bulan sebelumnya yang mencapai US$2,67 miliar dan terjun bebas dari perolehan nilai ekspor di Juli 2022 yang menembus US$4,73 miliar, alias anjlok hingga 46,1% (yoy).
"Batu bara mengalami penurunan baik secara bulanan maupun tahunan. Batu bara nilainya turun, namun volumenya meningkat secara bulanan," ujar Pelaksana Tugas Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers, Selasa (15/8).
Baca juga : Ekspor Batu Bara dan Besi Baja Cuan, CPO Boncos
Sementara nilai ekspor komoditas minyak kelapa sawit tercatat sebesar US$2,28 miliar. Itu lebih rendah 1,51% (mtm) dari Juni 2023 yang mencapai US$2,31 miliar dan berada bawah nilai ekspor minyak kelapa sawit pada Juli 2022 yang sebesar US$2,82 miliar, atau turun 19,25% (yoy).
"Penurunan kinerja ekspor minyak kelapa sawit tersebut didorong karenanya adanya penurunan dari sisi volume maupun harga," terang Amalia
Berbeda dengan batu bara dan minyak kelapa sawit, komoditas unggulan lainnya, yakni besi dan baja mencatatkan kinerja positif. BPS mencatat komoditas tersebut memiliki nilai ekspor US$2,21 miliar pada Juli 2023.
Baca juga : Neraca Dagang RI pada Juni 2022 Surplus, BPS: Ditopang Minyak Kelapa Sawit
Realisasi nilai ekspor tersebut lebih tinggi 1,60% (mtm) dari Juni 2023 yang tercatat US$2,18 miliar dan tumbuh 11,71% (you) dari Juli 2022 yang mencapai US$1,98 miliar. Dus, ekspor besi dan baja membukukan kenaikan baik secara bulanan maupun tahunan.
"Untuk komoditas besi dan baja terjadi peningkatan ekspor baik dari sisi nilai dan volumenya dan peningkatan ini terjadi bulanan maupun tahunan," tutur Amalia.
Lebih lanjut BPS juga mencatat share ekspor dari ketiga komoditas unggulan tersebut terhadap total ekspor Juli 2023 ialah sebesar 35,82%. Itu berasal dari batu bara (12,98%), minyak kelapa sawit (11,59%), dan besi dan baja (11,25%).
Baca juga : Nilai Ekspor Tiga Komoditas Unggulan Indonesia Tumbuh di Oktober 2023
Adapun nilai ekspor Indonesia pada Juli 2023 diketahui sebesar US$20,88 miliar, naik 1,36% dari bulan sebelumnya yang tercatat US$20,60 miliar. (Z-4)
SEMANGAT pemerintah untuk mendorong hilirisasi, khususnya pada komoditas batu bara, hingga saat ini masih belum ada titik terang.
PT Baramulti Suksessarana Tbk (BSSR) merealisasikan produksi batu bara sebesar 103,34% dari target tahunan.
Oli bekas, buangan padat dari pengolahan kelapa sawit, popok, kemasan oli bekas, serta berbagai jenis limbah lainnya kini menjadi bahan bakar.
Pemerintah kembali merencanakan pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berbahan bakar batu bara pada periode 2029 hingga 2033.
MIND Id memperkuat pembangunan sumber daya manusia (SDM) sebagai tulang punggung hilirisasi mineral dan batu bara Indonesia masa depan.
Para peneliti dari Universitas Texas di Austin mengidentifikasi mineral langka atau unsur tanah jarang senilai US$8,4 miliar yang terkunci dalam endapan abu batu bara Amerika Serikat (AS).
DALAM beberapa pemberitaan, pemerintah menyatakan bahwa produksi minyak kelapa sawit nasional ditargetkan mencapai 100 juta ton pada tahun Indonesia emas 2045.
Pasar properti di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan menunjukkan tren pertumbuhan positif. Faktor utama yang mendorong perkembangan ini adalah stabilnya harga komoditas lokal.
Pemerintah terus memperkuat komitmennya terhadap pengelolaan kelapa sawit yang berkelanjutan melalui berbagai langkah strategis, salah satunya dengan Perpres Nomor 16 Tahun 2025.
Dewan Negara-Negara Penghasil Minyak Sawit (Council of Palm Oil Producing Countries/CPOPC) secara resmi mengumumkan transisi kepemimpinan eksekutifnya.
Tiga varietas bibit unggul sawit terbaru dirilis PT Astra Agro Lestari. Semua varietas itu memiliki ketahanan terhadap penyakit ganoderma.
Sistem tracing itu akan memuat data penting seperti sertifikasi lahan, titik koordinat kebun, status legalitas, serta aspek lingkungan dan sosial yang terkait.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved