Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Kementan Gandeng Korsel Kembangkan Smart Farming

Rahmatul Fajri
06/8/2023 19:29
Kementan Gandeng Korsel Kembangkan Smart Farming
Kerja sama Kementan dengan EPIS KOREA(Dok.Kementan)

KEMENTERIAN Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) mengembangkan smart farming lewat kerja sama dengan pemerintah Korea Selatan.

Tanda tangan perjanjian kerja sama dilakukan sejak Agustus 2021, antara BPPSDMP dengan Korea Agency of Education, Promotion and Information Service in Food, Agriculture, Forestry and Fisheries (EPIS KOREA). Kerja sama itu meliputi Project on Enhancing Millenial Farmer’s Income by Adopting K-Smart Farm technologies in Indonesia.

Proyek ini akan menjadikan petani milenial sebagai sasaran dalam penerapan teknologi Smart Farming yang di Korea dikenal sebagai K-SMART FARM Technology. Lokasi proyek berada di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan Jawa Timur dan Politeknik Pembangunan Pertanuan (Polbangtan) Bogor Jawa Barat.

Baca juga : Budi Daya Kakao, Petani Milenial Jatim Belajar hingga Palopo 

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, Indonesia tidak boleh hanya mengandalkan pertanian konvensional namun harus menggunakan smart farming dan digitalisasi.

"Guna menerapkan semua itu, maka peningkatan kapasitas sumber daya manusia pertanian yang profesional, mandiri dan berdaya saing mutlak dibutuhkan untuk mewujudkan pertanian Indonesia yang maju, mandiri dan modern di masa depan," sebut Syahrul, melalui keterangannya, Minggu (6/8).

Baca juga : Polbangtan Kementan Ajak Pelajar Kenal Lebih Luas Soal Pertanian 

Salah satu bentuk kerja sama antara BPPSDMP dengan EPIS Korea adalah pelaksanaan Training K-Smart Farm di Korea Selatan. Training akan dilaksanakan pada 6-12 Agustus 2023 yang merupakan undangan dari Enhancing Milenial Farmers Income by Adopting K-Smary Farm Technologies in Indonesia. Para peserta berasal dari pengelola proyek, dosen, widyaiswara dan pengusaha pertanian milenial dari Indonesia.

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan wawasan peserta serta untuk mempelajari pembangunan pertanian negara Korea yang telah mengaplikasikan teknologi tinggi dalam berusaha tani.

Peserta pelatihan K Smart Farm Korea Selatan mendapatkan pembekalan di Hotel Ibis Style Jakarta, Sabtu (5/8). Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi dalam pembekalan itu mengatakan memasuki era industri 4.0, insan pertanian harus mulai memahami arti penting sistem digitalisasi serta teknologi dan inovasi.

"Persaingan yang ketat di tingkat global harus diimbangi dengan pola-pola pergerakan usaha baik itu usaha tani dan bisnis lainnya secara lebih efisien, lincah, dan produktif," katanya.

Ia menambahkan, teknologi dan inovasi sebagai modal utama dalam menarik generasi muda untuk menggeluti bidang pertanian, baik secara keilmuan ataupun praktek langsung di lapang. 

"Peran generasi milenial dalam pembangunan pertanian di era digital sangat penting sebagai kekuatan bagi ketahanan pangan. Untuk itu, Regenerasi Petani dan Petani Milenial masuk dalam Program Aksi BPPSDMP Tahun 2020-2024, melalui pendidikan vokasi, pelatihan vokasi, penyuluhan, pemberdayaan P4S, Program Penumbuhan Wirausaha Muda Pertanian (PWMP), dan Youth Entrepreneur and Employment Support Services (YESS)," terangnya.

Ia menambahkan, masa depan pembangunan pertanian ada di Agribisnis. Sehingga, pengelolaan pembangunan pertanian tidak boleh lagi memakai cara cara yang konvensional tapi harus dikelola secara modern.

"Caranya bagaimana? Ada tiga cara, pertama Smart Farming, karena efisien dan terbukti mendongkrak produktifitas. Kedua permodalan, untuk mengembangkan usaha perlu didukung oleh permodalan dalam hal ini KUR," ujarnya.

"Yang ketiga adalah kolaborasi, kalian harus membuka jejaring usaha dengan sesama petani milenial diseluruh Indonesia. Saya yakin Smart Farming adalah masa depan pertanian untuk itu tugas kalian training di sana adalah mendalami smart farming," katanya.

Dedi meminta para petani milenial mempelajari dan mencermati varietas unggul di Korea. Selain itu, mempelajari nutrisi, formulasi nutrisi, sistem nutrisi, media tanam, pupuk dan pemupukan dan terakhir pengendalian hama dan penyakit.

"Mungkin tidak semua yang kalian lihat di Korea dapat diterapkan di sini, namun pelajari esensinya, pelajari sistemnya, bagaimana membangun sistem, bila selama ini kalian sudah menerapkannya, bagaimana meningkatkan kualitas sekembalinya dari sana," katanya.

"Terapkan pengetahuan smart farming yang kalian dapat di sana, dan sesuaikan dengan kondisi di lapangan," pungkasnya. (Z-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya