Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Data ekonomi Indeks Manajer Pembelian (PMI) Manufaktur Tiongkok meski naik dari 48,8 menjadi 49, namun masih di bawah level ekspansi yaitu 50. Ini merupakan kontraksi PMI manufaktur Tiongkok berturut-turut selama 3 bulan terakhir.
Data Caixin PMI Manufaktur Tiongkok juga kembali turun dari 54,5 menjadi 53,2. Ini menggambarkan ekonomi mereka telah kehilangan banyak tenaga pada bulan Juni dalam aktivitas manufaktur.
"Beberapa sektor lain juga gagal membangun kembali momentum pemulihan ekonomi. Permintaan barang-barang dari pabrik tetap menjadi perhatian, karena terus turun," kata Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus, Selasa (4/7).
Ini menunjukkan semakin dibutuhkannya stimulus kebijakan untuk mendorong pemulihan ekonomi Tiongkok yang mulai kehilangan daya tariknya di dunia, akibat pelemahan dari segala sisi, mulai dari belanja konsumen, pasar perumahan, ekspor, hingga investasi infrastruktur.
Bank Sentral Tiongkok juga telah memangkas tingkat suku bunga pada bulan Juni untuk pertama kalinya dalam 1 tahun terakhir. Namun pemangkasan yang terlalu sedikit tidak berarti apa-apa bagi pelaku pasar dan investor.
Pelaku pasar dan investor menginginkan sesuatu yang lebih impresif, untuk mendorong pemulihan ekonomi kembali kepada jalur yang benar.
Saat ini Bank Sentral Tiongkok telah memperluas kuota yang mendorong perbankan untuk dapat memberikan pinjaman kepada perusahaan kecil sebesar 120 miliar yuan atau US$16,5 miliar menjadi 1,75 triliun yuan.
"Angka yang fantastis, namun tidak ada artinya apabila tidak ada yang meminjam," kata Nico.
Harapan akan stimulus dan kebijakan mungkin akan datang pada bulan depan, saat Politbiro Partai Komunis yang akan bertemu untuk membahas perekonomian.
Selain itu, ada satu lagi harapan untuk Tiongkok kembali menggeliat, yaitu Menteri Keuangan Amerika, Janet Yellen akan mengadakan perjalan ke Beijing pada tanggal 6 – 9 Juli.
Yellen berniat untuk memperbaiki hubungan antara Amerika dan Tiongkok. Ini merupakan perjalanan ke-2 dari anggota kabinet Presiden AS Joe Biden setelah sebelumnya Antony Blinken mengunjungi Tiongkok.
Tujuan Yellen bertemu dengan beberapa pejabat senior pemerintah Tiongkok, membahas mengenai hubungan kerja sama antara Amerika dan Tiongkok, berkomunikasi terhadap berbagai bidang yang menjadi perhatian, hingga bekerja sama untuk menjawab tantangan global.
Komunikasi merupakan salah satu hal yang diinginkan oleh Biden terhadap Tiongkok. Keinginan Amerika untuk memperbaiki hubungan diharapkan akan dapat menenangkan perekonomian Tiongkok dan mendorong untuk bangkit bersama Amerika.
"Suka atau tidak suka, keduanya tetap akan saling membutuhkan. Bagi kami, kunjungan Yellen ke Tiongkok menjadi kesempatan baru untuk memperbaiki apa yang rusak, yang sebelumnya terhambat akibat komunikasi yang kurang baik antara Amerika dan Tiongkok," kata Nico. (Try/E-1)
Pelabuhan Bitung, Pusat Pertumbuhan Ekonomi dan Akses Terpadu di Sulawesi Utara
Digitalisasi diyakini menjadi kunci bagi pertumbuhan ekonomi masa depan. Semakin masif teknologi digital diimplementasikan, semakin cepat pertumbuhan ekonomi melesat.
Di Indonesia, bisnis yang dipimpin oleh perempuan memiliki potensi ekonomi yang sangat besar
Pertumbuhan ekonomi Jawa Barat masih dapat ditingkatkan hingga akhir 2023.
Investasi Jabar masih akan tertinggi secara nasional
PEMERINTAH daerah dan kalangan pebisnis di Jawa Barat optimistis investasi yang masuk ke wilayah ini pada 2024 masih akan tinggi.
Tiga mesin ekonomi harus bergerak bersama dan berkesinambungan
Banyak negara mulai memproduksi alat medis untuk tangani pandemi karena cemas dengan potensi monopoli Tiongkok atas suplai alat kesehatan dalam pandemi.
Presiden juga menerangkan bahwa Making Indonesia 4.0 adalah tema yang sangat relevan bagi Indonesia yang sedang bertransformasi ekonomi.
Secara global 61% perusahaan manufaktur berharap artificial intelligence (AI) mendorong pertumbuhan pada 2029 atau naik dari 41% di 2024.
Mantan bos Astra Grup itu dianggap memberi kontribusi yang besar terhadap industri manufaktur di Tanah Air.
Perhitungan emisi dan sertifikasi offset karbon tersebut dikeluarkan oleh dua badan independen yang berada di Amerika Serikat (AS).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved