Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
Belum satu bulan Yunia menjadi mitra usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) Bank Rakyat Indonesia (BRI), ia sudah dipercaya untuk terlibat dalam program Panen Hadiah Simpedes yang diselenggarakan di BRI Kantor Cabang Bekasi.
Lini bisnis yang unik menjadi alasan utama Yunia begitu cepat mendapat tempat dalam agenda yang diadakan perseroan. Perempuan asal Padang, Sumatra Barat, yang kini menetap di Bekasi, Jawa Barat, itu menggeluti bisnis bunga sintetis yang memang lebih sulit ditemui jika dibandingkan UMKM di bidang kuliner.
“Saya belum lama jadi mitra BRI dan ini pertama kali diajak. BRI bilang saya berbeda dari yang lain. Pelaku usaha lain jual makanan, sementara saya jual bunga,” ujar Yuni di BRI Kantor Cabang Bekasi Kota, Jawa Barat, Sabtu (24/6).
Baca juga: BRI Dorong Pelaku UMKM Naik Kelas dengan Masuk ke Ekosistem Digital
Ia pun tidak merasa minder dengan bisnisnya yang berbeda. Itu, menurutnya, justru menjadi peluang karena dia bisa memaksimalkan pasar yang tersegmentasi. Yunia merasa tidak memiliki banyak pesaing dan dia yakin pembeli akan terus berdatangan selama ia menyajikan produksi dengan kualitas terbaik.
Keyakinannya itu pun terbukti. Hanya dalam empat jam membuka gerai di Pesta Hadiah Simpedes, ia sudah mengantongi pemasukan Rp600 ribu.
Baca juga: Meraup Jutaan Rupiah dari Merangkai Bunga
“Di sini banyak ibu-ibu. Mereka suka bunga untuk dijadikan hiasan di rumah,” tutur pemilik usaha Anfira Floris itu.
Sembari menunggu pembeli, Yunia mengisahkan awal mula memiliki relasi dengan BRI. Sedianya, ia sudah menggeluti usaha bunga sintetis sejak tiga tahun lalu, tepatnya ketika pandemi Covid-19 melanda Indonesia. Saat itu, ia memulai bisnis dengan modal sendiri.
Usahanya pun berjalan lancar selama dua tahun sampai akhirnya ia kehilangan sosok suami pada 2022. Kepergian sang suami yang begitu mendadak membuatnya terpuruk dan bisnis yang ia jalankan pun vakum selama beberapa bulan.
“Suami saya meninggal begitu mendadak. Tidak ada tanda-tanda sakit atau apapun. Itu membuat saya shocked hingga akhirnya menelantarkan bisnis ini,” ucapnya.
Beberapa bulan berselang, setelah mengumpulkan kekuatannya kembali, Yunia memutuskan untuk melanjutkan bisnis bunga sintetis yang memang dibangun bersama suaminya sejak awal.
“Kebetulan waktu itu ada yang memesan dalam jumlah besar. Saya mulai mengerjakan lagi dari situ,” sambungnya.
Saat itu, Yunia mengaku tidak memiliki modal untuk membangun ulang usahanya. Ia pun mengajukan permohonan pinjaman kepada BRI. Tidak butuh waktu lama, pengajuannya dikabulkan dan ia menerima dana segar untuk membeli bahan baku.
“Saya pinjam Rp10 juta untuk modal setelah vakum. Senang sekali karena prosesnya cepat. Hanya butuh Kartu Tanda Penduduk (KTP), surat keterangan usaha (SKU) dan Kartu Keluarga (KK). Tidak pakai jaminan apa-apa,” jelas Yunia.
“Beberapa hari kemudian, saya diminta mengisi bazar di acara ini. Saya makin senang.”
Pengganti Sementara Kepala BRI Cabang Bekasi Kota Hendra Satya Darma mengungkapkan, di wilayah kerjanya, sebagian besar pelaku UMKM memang bergerak di bidang perdagangan terutama kuliner. Namun, terkadang, ada pengusaha yang bisa memanfaatkan peluang di bidang lain. Ia pun memastikan bahwa BRI tidak pilih-pilih dalam memberikan bantuan dan pendampingan. (Z-11)
Komitmen dalam membangun UMKM ini sejalan dengan misi besar perusahaan untuk memperkuat jaringan distribusi makanan yang kuat di seluruh Indonesia.
Pertemuan ke-8 IGE FfD secara khusus soroti tingginya biaya pendanaan pembangunan yang menjadi tantanga pencapaian SDGs.
Hanny Widiarti, pemilik usaha kuliner mengaku sangat terbantu dengan kehadiran LinkUMKM.
Kata Teten, kampus diajak bekerja sama sebagai upaya untuk menjadikan civitas akademika ini sebagai pabrik wirausaha guna mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Beragam produk UMKM yang label dan kemasannya sudah naik kelas pada event IdeaFest 2024 yang digelar di Jakarta Convention Centre (JCC)
Kehadiran Tamado Pos ini tidak lepas dukungan penuh dari Trans Digital Cemerlang (TDC) sebagai solusi kasir paling sederhana dan gratis untuk UMKM di Indonesia.
Komitmen SIG untuk terus berkontribusi mendukung peningkatan ekonomi secara berkelanjutan, telah membantu banyak pengusaha-pengusaha lokal seperti Deni Saputra.
Wajah Nia, 34, semringah ketika ditanya mengenai usaha toko kelontongnya yang kian ramai pembeli. Warga hilir mudik berbelanja setelah melakukan transaksi keuangan melalui BRILink.
PELAKU bisnis fesyen di bawah merek Ghawean Dewe, Dewi Astuti, mengaku salut dengan program pemberdayaan UMKM yang digagas PT HM Sampoerna Tbk.
Keunikan dari Tees Industry adalah memberikan keleluasaan kepada konsumen untuk memilih spesifikasi dan desain yang diinginkan.
Jadi Inspirasi Karena Inovatif, Sri Rejeki Jual Kudapan Kulit Semangka
Dua sahabat yang dekat dari hobi naik gunung itu mengakui memilih kopi karena terinspirasi dari kebiasannya, yaitu nongkrong di tempat kopi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved