Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Berangkat dari Keresahan, Murtini Lahirkan Susu Kedelai yang Baik untuk Kesehatan

Andhika Prasetyo
22/6/2023 13:00
Berangkat dari Keresahan, Murtini Lahirkan Susu Kedelai yang Baik untuk Kesehatan
Susu kedelai produksi Agus Murtini(Instagram/Rumahkedelaipakmien)

Agus Murtini mengaku prihatin melihat begitu banyak produk susu kedelai yang dijual secara tidak higienis. Komoditas yang semestinya memiliki nilai gizi tinggi, karena salah cara pengemasan, akhirnya kehilangan manfaat bahkan bisa menimbulkan penyakit bagi yang mengonsumsi.

“Saya melihat banyak susu kedelai yang dijual keliling atau di warung-warung itu pakai plastik. Sebetulnya tidak baik dikemas seperti itu. Apalagi kalau susunya hangat. Di plastik ada kandungan kimiannya yang ketika bercampur ke susu bisa menimbulkan kanker,” ujar Murtini di Pesta Rakyat Simpedes, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (10/6).

Dari keprihatinan itulah kemudian ia tergugah, mencoba memperbaiki apa yang salah. Murtini berinisiatif memproduksi susu kedelai yang disajikan dengan kemasan yang layak. Tentunya, kualitas dan rasa juga menjadi perhatian utama.

Baca juga: Inovasi Jadi Kunci Sukses Murtini Kembangkan Produk Kedelai

Ia mengaku membutuhkan waktu satu tahun hingga akhirnya menemukan sebuah cita rasa yang menurutnya memuaskan dan memiliki nilai komersil di lapangan. Setelah menemukan formula yang sudah ideal pun, Murtini merasa masih harus sekali lagi melakukan pengetesan. Tidak tanggung-tanggung, ia mengikutsertakan produknya dalam perlombaan yang diselenggarakan Institut Pertanian Bogor (IPB).

Di ajang tersebut, susu kedelai buatan Murtini masuk nominasi dan memperoleh penghargaan. Produk yang diberi jenama Soya Ayu Pak Mien itu tidak hanya dianggap baik dari segi rasa, tetapi juga dari kandungan nutrisi.

Baca juga: Mengeruk Untung sekaligus Menyelamatkan Depok Kota Belimbing

Melalui lomba itu, kami bisa menunjukan nutrition fact dari susu kedelai itu sendiri. Kami sudah mengujinya di laboratorium dan setiap 100 mililiter susu kedelai ini mengandung 3,3 gram protein. Satu botol produk kami isinya 250 mililiter, jadi tinggal dikalikan saja proteinnya,” jelas Murtini di Bogor, Jawa Barat.

Karena keberhasilannya masuk nominasi, kini Murtini menjadi penyuplai tetap produk susu kedelai ke gerai di IPB. Bahkan, ia diberikan pendampingan secara langsung oleh kampus untuk terus menginovasikan dan menyempurnakan produk-produknya.

“Produk-produk saya ini diinovasikan bersama tiga doktor di IPB. Ada yang ahli pangan, ahli rasa dan ahli mikroba. Jadi, setiap mau mengeluarkan produk baru, menginovasi produk baru, saya kirim dulu sampel ke mereka. Kemudian mereka kasih rekomendasi apa yang kurang,” jelasnya.Kini, susu yang dihasilkan Murtini memiliki banyak cita rasa, mulai dari orisinil, kopyor, gula jawa, leci, stroberi, coklat, green tea, kacang hijau, mangga dan kopi dalgona. Adapun, harga per botol ia banderol di kisaran Rp10.000 hingga Rp15.000.

Ia mengaku produknya sedikit lebih mahal ketimbang produk serupa di pasaran. Namun itu sudah sesuai dengan kualitas yang disajikan di dalamnya.

“Kenapa Soya Ayu cenderung mahal? Karena memang saya mengedepankan kualitas. Kita puas ketika menjamu konsumen dengan kedelai yang creamy. Itu mebuat kita bangga karena ada value yang kita berikan. Jangan sampai valuenya rendah, tidak ada manfaat, tidak ada gizi,” tandas Murtini.

Keberhasilan menginovasikan produk kedelai tidak hanya membuat Murtini dilirik IPB, tetapi juga Bank Rakyat Indonesia (BRI). Ia kini terdaftar sebagai salah satu UMKM binaan BRI Cabang Bogor Dewi Sartika. (Z-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika
Berita Lainnya