Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
PERMINTAAN minyak global dapat mencapai puncaknya sebelum akhir dekade ini karena krisis energi mempercepat transisi ke teknologi yang lebih bersih. Ini dikatakan Badan Energi Internasional (IEA), Rabu (14/6).
Badan berbasis di Paris itu, yang memberi nasihat kepada negara-negara maju, memperkirakan dalam laporan pasar jangka menengah minyak pada 2023 bahwa pertumbuhan permintaan tahunan akan melambat tajam selama lima tahun ke depan.
"Pergeseran ke ekonomi energi bersih semakin cepat dengan puncak permintaan minyak global terlihat sebelum akhir dekade ini karena kendaraan listrik, efisiensi energi, dan kemajuan teknologi lain," kata Direktur Eksekutif IEA Fatih Birol dalam sebuah pernyataan. "Produsen minyak perlu memperhatikan dengan cermat kecepatan perubahan dan mengalibrasi keputusan investasi mereka untuk memastikan transisi yang teratur," kata Birol.
Baca juga: Inflasi Amerika Serikat Turun selama 11 Bulan Terakhir
Harga energi melonjak tahun lalu setelah Rusia, pengekspor utama bahan bakar fosil, menginvasi Ukraina, dan menghentikan pengiriman gas alam ke Eropa. Kekuatan Barat memberlakukan larangan dan pembatasan harga pada ekspor minyak Rusia dalam upaya menguras sumber utama uang tunai untuk upaya perang Moskow.
Harga minyak dan gas telah jatuh dalam beberapa bulan terakhir. Permintaan minyak dunia akan meningkat 6% antara 2022 dan 2028 hingga mencapai 105,7 juta barel per hari karena kebutuhan sektor petrokimia dan penerbangan.
Baca juga: UBS Tuntaskan Pengambilalihan Credit Suisse
Namun pertumbuhan tahunan akan melambat secara signifikan, dari 2,4 juta barel per hari tahun ini menjadi hanya 400.000 barel per hari pada 2028. "Pertumbuhan permintaan minyak dunia akan melambat hampir berhenti di tahun-tahun mendatang," kata IEA.
Dalam Prospek Energi Dunia 2022, IEA memperkirakan permintaan dunia memuncak dan stabil setelah 2035. Namun krisis energi mempercepat peralihan menuju teknologi energi yang lebih bersih.
Baca juga: Inflasi AS Turun Lebih Cepat dari Proyeksi Analis
Penggunaan minyak untuk sektor transportasi akan menurun setelah 2026 karena semakin banyak kendaraan listrik beroperasi. Kebutuhan minyak akan menurun mulai 2024 di 38 negara yang tergabung dalam Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) yang anggotanya berkisar dari Australia hingga negara-negara Eropa, Jepang, Meksiko, dan Amerika Serikat.
"Namun demikian, permintaan petrokimia yang berkembang dan pertumbuhan konsumsi yang kuat di negara berkembang akan mengimbangi kontraksi di negara maju," kata IEA. Pertumbuhan permintaan di Tiongkok, ekonomi terbesar kedua di dunia, akan melambat secara nyata mulai 2024 dan seterusnya setelah rebound pascacovid-19 tahun ini.
"Pasar minyak global masih perlahan-lahan melakukan kalibrasi ulang setelah tiga tahun yang bergejolak. Mereka pertama kali dijungkirbalikkan oleh pandemi covid-19 dan kemudian oleh invasi Rusia ke Ukraina," kata agensi itu.
Baca juga: Tekan Pemanasan Global, Investasi Efisiensi Energi Harus Naik Tiga Kali Lipat
"Pasar minyak global dapat mengetat secara signifikan dalam beberapa bulan mendatang," tambahnya. Ia mencatat pengurangan produksi oleh aliansi OPEC+ dari produsen utama yang dipimpin oleh Arab Saudi dan Rusia. "Namun, sejumlah ketegangan di pasar tampaknya akan mereda di tahun-tahun berikutnya."
Sementara permintaan akan melambat, investasi global dalam eksplorasi, ekstraksi, dan produksi minyak dan gas akan mencapai tingkat tertinggi sejak 2015 dengan kenaikan tahunan 15% menjadi US$528 miliar pada 2023. Sebelumnya, raksasa minyak Inggris Shell mengatakan akan mempertahankan produksi minyaknya tetap stabil hingga 2030. Ini membuat marah para aktivis lingkungan yang melihat pengumuman tersebut sebagai putar balik yang merusak iklim.
Perusahaan minyak besar Inggris lain, BP, mengumumkan pada Februari bahwa mereka berharap untuk meningkatkan keuntungannya antara sekarang dan 2030 dengan berinvestasi lebih banyak di energi terbarukan dan hidrokarbon, memperlambat laju transisinya. (AFP/Z-2)
Proyeksi Badan Energi Internasional (IEA) tidak lepas dari konflik Rusia-Ukraina yang masih berlanjut, sehingga berdampak pada lonjakan harga energi dan mendorong investasi di sektor EBT.
Israel tidak secara terbuka mengakui mereka memiliki senjata nuklir meskipun Federasi Ilmuwan Amerika memperkirakan Israel memiliki sekitar 90 hulu ledak nuklir.
Rusia, pengekspor minyak terbesar di dunia, telah terkena sejumlah sanksi internasional atas perang di Ukraina. Ini membuat harga minyak melonjak.
IEA mengatakan pada 1 Maret bahwa negara-negara anggotanya telah setuju untuk melepaskan 60 juta barel minyak dari cadangan strategis mereka untuk menstabilkan pasar.
Permintaan global untuk listrik melambat tajam tahun ini karena pertumbuhan ekonomi yang lamban dan harga energi melambung serta tren tersebut kemungkinan berlanjut tahun depan.
Investasi dalam meningkatkan efisiensi energi harus tiga kali lipat pada dekade ini jika dunia ingin mempertahankan tujuan membatasi pemanasan global hingga 1,5 derajat Celcius.
Kehadiran VinFast tidak hanya akan memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah, tetapi juga akan membuka peluang kerja baru
ID. Buzz merupakan kendaraan listrik berbasis baterai (BEV) pertama Volkswagen di Indonesia. Desainnya terinspirasi dari Volkswagen T1 (VW Kombi Dakota)
SPKLU Center di Rest Area 38B Tol Jagorawi merupakan SPKLU Center pertama di Indonesia.
Sebuah pidato pada 7 Mei 2023 lalu di Gelora Bung Karno Jakarta ternyata menyentak dan menimbulkan riak.
Secara bertahap, peralihan bus berbasis bahan bakar fosil ke daya listrik mulai dilakukan tahun ini. Pada 2030, terdapat 10.400 bus listrik yang mengaspal di Ibu Kota.
Bus ramah lingkungan ini beroperasi setiap hari, pada pukul 08.00-20.00 WIB dengan rute Blok M-Balaikota.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved