Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
PERISET dari Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet menilai ada potensi sumber-sumber pertumbuhan ekonomi tak akan berkinerja optimal di tahun depan. Itu menurutnya menjadi alasan diturunkannya batas bawah asumsi pertumbuhan ekonomi 2024 dari 5,3% menjadi 5,1%.
"Saya kira ada pos-pos yang dinilai pertumbuhannya tidak akan setinggi dibandingkan proyeksi sebelumnya dan tentu ini perlu di mitigasi," ujarnya saat dihubungi, Jumat (9/6).
Perubahan asumsi pertumbuhan batas bawah itu menurutnya dilakukan berdasarkan kalkulasi ulang yang dilakukan pemerintah dan DPR melalui Panitia Kerja (Panja). Besar kemungkinan, perubahan itu didapat dari asumsi kinerja pos-pos pendorong pertumbuhan ekonomi.
Baca juga: Asumsi Pertumbuhan Ekonomi 2024 Diubah Berkisar 5,1%-5,7%
Pos dari investasi dinilai menjadi yang paling potensial mengalami pertumbuhan yang kurang optimal. Setidaknya, kata Yusuf, ada dua kemungkinan yang menjadi sebab. Pertama, dari proses investasi tersebut. Kedua, berkaitan dengan tahun politik. Karenanya, pemetaan untuk memitigasi dan mengantisipasi kurang optimalnya kinerja investasi perlu dilakukan oleh pengambil kebijakan.
"Kalau masalahnya ada karena proses investasi itu sendiri, maka seharusnya pemerintah menginventarisir masalah-masalah yang bisa menghambat realisasi investasi di tahun depan," tutur Yusuf.
Baca juga: Melambat, Bank Dunia Koreksi Pertumbuhan Ekonomi Menjadi 2,1% pada 2023
Di saat yang sama, dengan asumsi kurang optimalnya investasi di tahun depan, maka pemerintah juga harus mencari cara mendorong sumber pertumbuhan ekonomi lainnya.
"Misalnya dengan mendorong belanja pemerintah yang lebih besar untuk mengakomodasi target pertumbuhan ekonomi dan memberikan stimulus kepada konsumsi rumah tangga untuk bisa juga tumbuh lebih tinggi," sambung Yusuf.
Diketahui sebelumnya, Komisi XI DPR dan pemerintah menyepakati perubahan asumsi pertumbuhan ekonomi 2024 dari 5,3% hingga 5,7% menjadi 5,1% hingga 5,7%. Tingginya potensi risiko ekonomi global disebut menjadi salah satu alasan perubahan tersebut.
Meski batas bawah asumsi pertumbuhan diubah, parlemen dan pihak eksekutif tak serta merta mengubah batas atas dari asumsi pertumbuhan itu. Yusuf mengatakan, lebarnya jarak asumsi tersebut bakal mempengaruhi kinerja APBN di tahun depan.
"Tentu target ataupun range pertemuan ekonomi yang relatif lebar itu juga akan ikut mempengaruhi asumsi makro yang lain baik itu nilai tukar, imbal hasil surat utang, hingga inflasi, sehingga seharusnya memang ada penyesuaian dari asumsi makro yang lain untuk mengakomodir perubahan pada range target pertumbuhan ekonomi," pungkas dia. (Mir/Z-7)
PEMERINTAH merevisi target pertumbuhan ekonomi tahun ini menjadi di kisaran 4,7% hingga 5,0%.
PRESIDEN Prabowo Subianto menargetkan pertumbuhan ekonomi nasional dapat mencapai 8 persen selama masa pemerintahannya.
Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi di atas 5,2% yoy pada 2025. Ini perlu didukung beberapa sektor unggulan seperti pariwisata, digital ekonomi, dan industri manufaktur.
Mendag diharapkan dapat menjabarkan grand-design dan peta jalan yang dapat berkontribusi maksimal pada pencapaian target pertumbuhan ekonomi.
Pemerintahan Prabowo Subianto telah mencanangkan pencapaian swasembaga energi dalam tempo 4-5 tahun mendatang.
Untuk menggenjot penerimaan negara, pemerintah mendatang perlu melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi pajak, serta menerapkan tarif baru pajak.
CitraGarden City menghadirkan inovasi hunian dengan meresmikan Show Unit Cluster Malta, rumah 3 lantai terbaru yang mengusung arsitektur bergaya Mediterania modern.
Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat RI menyebut realiasai investasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Industropolis Batang atau Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) masih jauh dari target.
HARAPAN baru bagi jutaan perempuan Indonesia kembali menyala melalui peluncuran Orange Bond oleh PT Permodalan Nasional Madani (PNM).
Keterbukaan terhadap ide dan kolaborasi lintas sektor merupakan kunci dalam mewujudkan visi Indonesia menuju 2045.
Kehadiran Indonesia dalam pameran ini merupakan undangan resmi dari Pemerintah Provinsi Gansu.
Bank Indonesia mengungkapkan posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Juni 2025 tercatat sebesar US$152,6 miliar atau senilai Rp2.477 triliun.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved