Kamis 08 Juni 2023, 15:28 WIB

Asumsi Pertumbuhan Ekonomi 2024 Diubah Berkisar 5,1%-5,7%

M Ilham Ramadhan Avisena | Ekonomi
Asumsi Pertumbuhan Ekonomi 2024 Diubah Berkisar 5,1%-5,7%

MI/SUSANTO
Head of Fixed Income Research Handy Yunianto Mandiri Sekuritas menyampaikan paparan dalam Equity and Fixed Income Markets Outlook 2023.

 

PEMERINTAH dan Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyepakati laporan pembahasan yang dilakukan oleh Panitia Kerja (Panja) Asumsi Dasar RAPBN 2024. Setidaknya ada perubahan dalam asumsi pertumbuhan ekonomi menjadi 5,1% hingga 5,7% dari usulan awal yang berkisar 5,3% hingga 5,7%.

Wakil Ketua Komisi XI DPR Amir Uskara mengungkapkan, perubahan tersebut merupakan kesepakatan Panja berlandaskan pada beragam upaya yang akan dilakukan pemerintah di tahun depan.

"Ini kesepakatan Panja mengenai asumsi pertumbuhan ekonomi yang dilandaskan pada upaya pemerintah menjalankan kebijakan dan program di tahun depan," tuturnya selaku pimpinan rapat kerja Komisi XI bersama pemerintah di Gedung DPR, Kamis (8/6).

Asumsi pertumbuhan ekonomi itu juga didasari pada komponen pengeluaran yang disepakati Panja, yakni, konsumsi rumah tangga mampu tumbuh di kisaran 5% hingga 5,6% dengan share terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) 51,9%.

Baca juga: OECD Naikkan Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Dunia 2023

Lalu konsumsi pemerintah diasumsikan mampu tumbuh 3,6% hingga 4,3% dan berkontribusi 7,7% terhadap PDB. Investasi atau Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) diasumsikan tumbuh 4,6% hingga 5,5% dan berkontribusi 29,1% terhadap PDB.

Kemudian ekspor diasumsikan tumbuh 6,9% hingga 8,1% dan berkontribusi 24,5% terhadap PDB dan impor diasumsikan tumbuh 5,3% hingga 6,5% serta berkontribusi 20,9% terhadap PDB.

Guna mengejar asumsi pertumbuhan ekonomi itu, kata Amir, pemerintah mesti bisa menjaga stabilitas harga untuk memperkuat daya beli masyarakat sehingga aktivitas ekonomi dapat terus tumbuh. Selain itu, pengambil kebijakan juga didorong untuk meningkatkan kualitas belanja negara.

"Dalam meningkatkan investasi, pemerintah melanjutkan reformasi struktural yang berdampak pada penciptaan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, berdaya saing, dan berkualitas melalui penciptaan struktur ekonomi yang lebih produktif, bernilai tambah tinggi, serta inklusif," jelas Amir.

Baca juga: KEK Bisa Menjadi Sumber Pertumbuhan Ekonomi Baru

Di kesempatan yang sama, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan persetujuannya terkait perubahan asumsi pertumbuhan ekonomi yang dihasilkan oleh Panja. Penurunan batas bawah asumsi pertumbuhan dari 5,3% menjadi 5,1% menurutnya telah menggambarkan risiko ketidakpastian dunia yang kian nyata.

"Itu merefleksikan risiko yang meningkat, dan memang asessment beberapa lembaga global memperkirakan perekonomian dunia melemah di semester dua ini dan berlanjut di 2024," jelasnya. (Z-6)

Baca Juga

ANTARA/AKBAR NUGROHO GUMAY

Bursa Karbon Sepi, BEI: Tingkat Likuidnya Berbeda dengan Saham

👤Fetry Wuryasti 🕔Jumat 29 September 2023, 18:03 WIB
DIREKTUR Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik menjelaskan penyebab kinerja pasar bursa karbon terlihat tidak aktif, bahkan tidak terjadi...
Dok. FLOII Expo 2023

FLOII Expo 2023 Buka Potensi Tanaman Hias Indonesia Tembus Pasar Global

👤Ghani Nurcahyadi 🕔Jumat 29 September 2023, 17:38 WIB
Indonesia memiliki keunggulan komparatif dengan negara lain dalam hal budidaya tanaman...
Dok. Ist

Kapan Waktu Terbaik Membeli Properti? Simak Tips dari Hana Business Square

👤Gana Buana 🕔Jumat 29 September 2023, 17:11 WIB
Pengembang akan menawarkan harga perdana yang merupakan harga awal di titik terendah. Selanjutnya harga pasti merangkak...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

MI TV

Selengkapnya

Berita Terkini

Selengkapnya

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya