Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Ekspor Turun, Defisit Perdagangan AS di April Bertambah

Wisnu Arto Subari
07/6/2023 20:45
Ekspor Turun, Defisit Perdagangan AS di April Bertambah
Kapal kargo berlabuh di Terminal Peti Kemas Port Newark di Newark, New Jersey, pada 21 Juli 2022.(AFP/Kena Betancur.)

DEFISIT perdagangan Amerika Serikat (AS) makin bertambah pada April karena penurunan ekspor. Ini membuat kesenjangan terlebar sejak Oktober 2022, menurut data pemerintah yang dirilis pada Rabu (7/6).

Meskipun impor negara itu didorong oleh pembelanjaan konsumen yang kuat, analis memperkirakan tren ini juga akan melemah di masa mendatang. Kondisi pinjaman yang lebih ketat membebani investasi.

Antisipasinya yaitu perdagangan dapat membawa pertumbuhan negatif produk domestik bruto pada kuartal kedua tahun ini. Pada April, defisit perdagangan secara keseluruhan mencapai US$74,6 miliar, lebih besar daripada perkiraan sekitar US$14 miliar, menurut data Departemen Perdagangan.

Baca juga: Tekan Pemanasan Global, Investasi Efisiensi Energi Harus Naik Tiga Kali Lipat

Ekspor turun US$9,2 miliar menjadi US$249 miliar pada bulan tersebut. Impor naik tipis sebesar US$4,8 miliar menjadi US$323,6 miliar.

"Perdagangan luar negeri bersih sering dikesampingkan dalam diskusi tentang pertumbuhan PDB utama, tetapi itu telah menjadi faktor ayunan besar sejak covid-19," kata ekonom Pantheon Makroekonomi Ian Shepherdson dan Kieran Clancy dalam laporan baru-baru ini. Mereka menambahkan bahwa pelemahan dalam perdagangan luar negeri kemungkinan disertai dengan hambatan lebih lanjut dari komponen inventaris dan penurunan tajam dalam investasi pada peralatan bisnis membuat kemungkinan penurunan langsung dalam PDB utama.

Baca juga: Perekrutan Tenaga Kerja Amerika Serikat Melejit pada Mei

Penurunan ekspor tersebut dilatarbelakangi oleh penurunan nilai pengiriman barang, seperti minyak mentah dan bahan bakar minyak, serta beberapa barang konsumsi. Impor barang meningkat dengan dukungan dari kendaraan dan suku cadang mobil serta beberapa pasokan dan material industri.

Namun impor cenderung melemah dalam beberapa bulan ke depan, menurut ekonom Matthew Martin dari Oxford Economics dalam catatan baru-baru ini. Ia mengutip bahwa gabungan dari kekuatan konsumen yang menurun dan gelombang destocking oleh bisnis. Defisit barang AS dengan Tiongkok mencapai US$24,2 miliar pada April. (AFP/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya