Kamis 01 Juni 2023, 17:02 WIB

Tidak Mau Jadi Importir, Pemerintah Terus Berpacu Bangun Industri Kendaraan Listrik

Insi Nantika Jelita | Ekonomi
Tidak Mau Jadi Importir, Pemerintah Terus Berpacu Bangun Industri Kendaraan Listrik

Antara/Aditya Pradana Putra
Pengisian baterai mobil listrik di SPKLU

 

PEMERINTAH Indonesia tengah berpacu dengan waktu untuk dapat memimpin persaingan investasi kendaraan listrik atau electric vehicle/ev dengan negara tetangga. Jika gagal mengembangkan industri kendaraan listrik, Indonesia akan kehilangan pasar besar dan hanya menjadi importir.

"Kita berpacu pada waktu golden periode, karena mereka (investor) lagi lihat pasar di ASEAN. Jika gagal menarik minat mereka, kita hanya menjadi pasar saja dan bukan produsen," ungkap Rachmat Kaimuddin, Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Rabu (1/6)

Rachmat menjelaskan para investor akan melihat keseriusan pemerintahan suatu negara untuk mau berinvestasi mengembangkan pasar kendaraan listrik. Misalnya, dari segi kesiapan kebijakan fiskal untuk kemajuan industri kendaraan listrik.

Baca juga : Pameran Kendaraan Listrik PEVS 2023 Catatkan Nilai Transaksi Rp379 Miliar

"Pertanyaan dari investor itu soal serius tidak pemerintahan kalian, punya kebijakan yang suportif terhadap ev atau tidak. Kalau di kita tidak ada itu, mereka punya pilihan ke negara lain. Kita khawatir mereka enggak melihat itu di Indonesia," ucapnya.

Saat ini, Thailand menjadi saingan utama Indonesia dalam pengembangan industri kendaraan listrik. Dengan menggandeng perusahaan mobil listrik ternama asal Tiongkok yakni BYD dan Human Horizons, serta perusahaan otomotif asal Jepang, Mitsubishi Motors, dapat memproduksi 240 ribu mobil listrik.

Baca juga : Perusahaan Motor Listrik Diminta Jemput Bola untuk Salurkan Insentif

"Negara-negara tetangga lain juga menyebarkan karpet merah dan kita harus bersaing dengan mereka untuk menarik para pemain besar ini," tegas Rachmat.

Direktur eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa menambahkan, untuk menarik investasi kendaraan listrik, perlu menciptakan permintaan pasar yang besar dan meningkatkan kapasitas manufaktur.

"Sementara, permintaan kendaraan listrik di Indonesia masih terbilang kecil," ucapnya.

Menurut studi Bloomberg Energy Forum, tahun lalu pangsa pasar penjualan kendaraan listrik dunia mencapai 14%. Melampaui ambang batas 10% yang merupakan tipping point atau titik kritis pertumbuhan pasar kendaraan listrik eksponensial. (Z-5)

Baca Juga

Ist/DPR

Rachmat Gobel: Sebelum yang Lain, Petani Harus Sejahtera Dulu

👤Media Indonesia 🕔Kamis 28 September 2023, 11:16 WIB
Petani plasma mengeluhkan penentuan bagi hasil dan penentuan harga hasil panen serta kurangnya perawatan dari perusahaan...
Dok.Ist

KAKI Dorong Terciptanya Masyarakat Ekonomi yang Berkelanjutan di Kawasan Indo-Pasifik ASEAN

👤Media Indonesia 🕔Kamis 28 September 2023, 11:04 WIB
Tiga perusahaan baru yang bergabung dengan KAKI adalah  PT Binaman Utama, PT Mahadana Dasha Utama dan PT Hexindo Adi Perkasa...
Ist

HIPPI DKI Jakarta Dukung Mendag Larang TikTok Shop Jadi Sarana Transaksi

👤Media Indonesia 🕔Kamis 28 September 2023, 10:07 WIB
Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) menilai kebijakan tersebut sudah tepat untuk melindungi pengusaha khususnya pelaku UMKM dan...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

MI TV

Selengkapnya

Berita Terkini

Selengkapnya

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya