PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) berencana melantai masuk pasar modal dalam negeri. Rencana initial public offering (IPO) menargetkan peroleh dana dari investor sekitar Rp12.935.348.000.000. Ini merupakan IPO Jumbo ketiga yang terjadi dalam setahun terakhir setelah Pertamina Geothermal Energi Tbk dan Harita Nickel Tbk.
Presiden direktur AMMAN, Alexander Ramlie menyebut langkah perusahaan ini sebagai upaya pengembangan bisnis. Selain itu, AMMAN melihat potensi permintaan tembaga di masa transisi menuju energi bersih.
"Pengembangan usaha AMMAN, mulai dari pembangunan smelter, penambahan kapasitas pabrik konsentrator hingga pembangunan pembangkit listrik tenaga gas merupakan langkah besar yang akan membawa dampak positif bagi Perseroan, pemangku kepentingan (stakeholders), masyarakat sekitar wilayah operasional, warga Indonesia, dan juga dunia," ujar Alexander pada acara Investor Gathering di Bali Room, Hotel Kempinski, Jakarta, pada hari Rabu (31/5).
Amman berencana menawarkan 7.287.520.000 lembar saham kepada publik. Penawaran diberikan dengan perkiraan rentang harga Rp 1.650 sampai Rp 1.775 / perlembar.
Dari target perolehan dana Rp12,93 triliun itu, AMMAN akan menggunakan dana itu sebesar US117 juta atau sekitar Rp1,78 triliun untuk membiayai pembangunan smelter. Kemudian US$200 juta atau Rp3 triliun untuk membayar utang perseroan kepada AMNT. Dan sisanya untuk pembiayaan ekspansi serta pembangunan PLTG.
Dalam menjalankan rencana IPO, Amman menunjuk beberap penjamin emisi efek yakni Mandiri Sekuritas, DBS Vickers Sekuritas Indonesia, CLSA Sekuritas Indonesia dan BNI Sekuritas. (JDP/E-1)