Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar mengungkapkan, sejumlah lembaga jasa keuangan baik di luar maupun dalam kawasan ASEAN telah menyatakan kesediaannya membiayai program pemensiunan dini pembangkit listrik batu bara.
"Saya telah menerima banyak kesediaan dan kesiapan berbagai bank regional dan internasional dan lembaga keuangan untuk mendukung pembiayaan proyek bahan bakar fosil sehubungan dengan pensiun dini," ujarnya dalam konferensi pers Financing Transition ASEAN, Kamis (30/3).
Hal itu akan menguntungkan bagi Indonesia lantaran sejalan dengan rencana pengaktifan pertukaran perdagangan karbon pada paruh kedua tahun ini. Pasalnya, kata Mahendra, Indonesia merupakan negara dengan potensi terbesar yang dapat berkontribusi dalam upaya penghematan karbon dunia.
Baca juga: Pakar : PLTSa Hasilkan Emisi Gas Rumah Kaca Lebih Tinggi Dibanding PLTU Batu Bara
"Karenanya Indonesia berkomitmen untuk melakukan yang terbaik untuk mewujudkannya segera. Ini benar-benar waktu untuk walk the talk," tuturnya.
Dukungan untuk pemenuhan pembiayaan pemensiunan batu bara itu tak luput dari kehadiran Taksonomi Keuangan Berkelanjutan ASEAN versi 2 yang baru-baru ini dirilis. Taksonomi ASEAN versi 2 itu mengedepankan aspek sosial dalam kerangka implementasi komitmen nol emisi.
Baca juga: PLTS Atap Dihambat PLN, Asosiasi Panel Surya akan Temui Jokowi
Itu juga didesain selaras dengan upaya penyeimbangan aspek lingkungan, ekonomi, dan sosial yang ada di dalam tujuan pembangunan berkelanjutan (SDG's) 2030. Karena itu Mahendra mengapresiasi penerbitan Taksonomi ASEAN versi 2 tersebut.
"Taksonomi ini diharapkan dapat menarik banyak investasi lokal dan internasional ke ASEAN guna mendukung pembangunan berkelanjutan di kawasan. Ini adalah salah satu prioritas keketuaan ASEAN Indonesia yang dapat kami katakan telah kami capai dan siap untuk diimplementasikan," tuturnya.
"Indonesia dan ASEAN perlu memimpin dengan memberi contoh, dalam cara menerjemahkan komitmen dan pernyataan keuangan berkelanjutan dan iklim menjadi tindakan nyata, proyek nyata, manfaat nyata terhadap masyarakat, lingkungan dan bisnis," lanjut Mahendra.
(Z-9)