Headline
Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.
DIREKTUR Eksekutif Segara Institute Piter Abdullah mengatakan bahwa untuk mencapai visi Indonesia menjadi negara maju pada tahun 2045, tentunya Indonesia harus memiliki pertumbuhan ekonomi yang baik dan konsisten.
Menurut Piter, selama pertumbuhan perekonomian Indonesia hanya sekitar 5 persen, visi Indonesia menjadi negara maju pada 2045 kemungkinan tidak akan dapat tercapai.
"Untuk mencapai visi Indonesia menjadi negara maju 2045, perekonomian Indonesia harus bisa tumbuh rata-rata diatas 8 persen setiap tahunnya. Tapi kalau pertumbuhannya hanya sekitar 5 persen, visi 2045 itu pasti sulit atau bahkan tidak mungkin dicapai," kata Piter kepada Media Indonesia, Sabtu (25/3).
Baca juga: Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Bisa Dicapai Asal Jaga Inflasi
Piter mengatakan, terdapat beberapa sumber pertumbuhan ekonomi baru yang digagas pada pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), salah satunya adalah hilirisasi. Selain itu, ekonomi digital dan ekonomi hijau juga diyakini mampu menyumbang pertumbuhan perekonomian lebih besar.
Namun, menurutnya, sumber pertumbuhan ekonomi baru tersebut tidak akan cukup untuk mendorong terjadinya lompatan pertumbuhan hingga di atas 8 persen per tahun. Ia menilai, lompatan pertumbuhan ekonomi hanya bisa terjadi apabila pemerintah melakukan transformasi struktural.
Baca juga: Luhut: Hilirisasi sebagai Kunci Indonesia Menjadi Negara Maju 2045
"Pertumbuhan hingga di atas 8 persen hanya dapat dilakukan dengan transformasi struktural. Tetapi sampai saat ini belum terlihat seperti apa transformasi struktural yang akan dilakukan oleh pemerintah dan juga permasalahan ekonomi apa saja yang akan diselesaikan dengan transformasi struktural tersebut," ujarnya.
Piter menegaskan, selama pemerintah Indonesia belum mampu mengidentifikasi permasalahan ekonomi yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi indonesia terbatasi, selama itu juga pertumbuhan ekonomi Indonesia akan senantiasa tidak maksimal.
"Selama Indonesia belum mampu mengidentifikasi permasalahan ekonomi pada saat ini, dengan demikian visi Indonesia menjadi negara maju tahun 2045 pastinya juga akan sulit tercapai," pungkasnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan bahwa hilirisasi dan transformasi ekonomi merupakan salah satu kunci untuk mencapai visi Indonesia menjadi negara maju di tahun 2045.
Luhut mengungkapkan, dengan meningkatnya permintaan pasar global terhadap komoditas mineral dan produk turunannya serta pengembangan produk teknologi ramah lingkungan, Indonesia memiliki peluang besar untuk memainkan peran strategis di pasar global.
“Negara kita ini terletak di sepanjang jalur laut utama yang menghubungkan Asia Timur, Asia Selatan, dan Oseania, serta kaya akan cadangan mineral transisi energi sehingga potensi energi baru terbarukan tinggi,” kata Luhut dalam keterangan resmi (25/3). (Fik/Z-7)
Ketua Dewan Ekonomi Nssional (DEN) Luhut Binsar Panjaitan bersilaturahim Lebaran ke kediaman Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi) di hari pertama Lebaran, Senin (31/3).
Luhut Pandjaitan mengaku heran dengan penerapan Pembaruan Sistem Inti Administrasi Perpajakan (PSIAP) atau Coretax yang masih sarat bermasalah.
KETUA Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Pandjaitan turut buka suara atas bergabungnya Indonesia menjadi anggota penuh BRICS.
KETUA Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Pandjaitan menyinggung keberadaan orang-orang toxic dalam pemerintahan yang dianggap mengganggu iklim investasi di Indonesia.
Pada semester I 2024, Garuda mencatat kerugian sebesar Rp1,54 triliun. Perseroan pelat merah itu mencatatkan pembengkakan beban usaha yang besar.
Ekspor Asia ke Afrika mencapai 26% dari jumlah total ekspornya, sedangkan ekspor Afrika ke Asia baru 3% dari total ekspornya.
PENURUNAN tajam peringkat daya saing Indonesia dalam laporan IMD World Competitiveness Ranking 2025 tidak lepas dari merosotnya efisiensi pemerintah dan efisiensi bisnis.
Keputusan BI mempertahankan suku bunga acuan di level 5,50% dipandang sebagai langkah konservatif yang tepat di tengah ketidakpastian global dan perlambatan ekonomi domestik.
Keputusan Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan, atau BI Rate di level 5,50% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) 17-18 Juni 2025 dinilai sebagai langkah yang tepat.
Situasi global yang masih dan kian tak menentu patut diwaspadai. Perkembangan dari ekonomi dunia dan konflik Timur Tengah Iran vs Israel dinilai dapat memberi dampak ke perekonomian Indonesia.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) kembali mencatatkan defisit sebesar Rp21 triliun, setara 0,09% dari Produk Domestik Bruto (PDB) hingga akhir Mei 2025.
Di tengah ketidakpastian ekonomi global, masyarakat dan pelaku usaha diprediksi akan menghadapi berbagai tantangan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved