Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Ekonom Piter Abdullah mengatakan Indonesia relatif aman dari dampak kenaikan suku bunga acuan Federal Reserve (The Fed). Menurutnya, suku bunga The Fed hanya memberi dampak besar bagi pasar keuangan, namun tidak langsung ke sektor riil.
“Sementara, kita tahu kalua pertumbuhan perekonomian Indonesia digerakkan oleh sektor riil,” ujar Piter di Jakarta, Jumat (24/3).
Ia menambahkan, saat ini, kondisi pasar keuangan dalam negeri juga masih terjaga karena Bank Indonesia (BI) melakukan sejumlah strategi yang baik. Itu terlihat dari kondisi nilai tukar rupiah yang tidak terlalu terdepresiasi, likuiditas perbankan yang masih terjaga, dan kenaikan inflasi yang cenderung tidak tajam.
Baca juga: Lagi, The Fed Naikkan Suku Bunga Acuan 25 Bps
“Saya kira itu masih relatif aman,” sambung Direktur Center of Reform on Economics itu.
Oleh karena itu, Piter memprediksi BI tidak akan ikut menaikkan suku bunga acuan 25 basis poin (bps) atau 0,25 persen seperti yang baru saja dilakukan The Fed.
Baca juga: BI: Likuiditas Perekonomian Tumbuh Positif
Indonesia, imbuhnya, relatif tangguh dalam menghadapi kenaikan suku bunga acuan karena sudah biasa memiliki tingkat suku bunga acuan di atas 5%.
“Meski BI akhirnya menaikkan tingkat suku bunga acuan sekalipun, perekonomian Indonesia tidak akan terlalu terguncang,” tandas Piter.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, The Fed resmi menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada pertemuan The Federal Open Market Comittee (FOMC), Rabu (22/3). Dengan kenaikan itu, suku bunga acuan The Fed saat ini berada di level 4,75% sampai 5%. Kenaikan suku bunga acuan tersebut dilakukan di tengah gejolak sektor perbankan dengan kolapsnya Silicon Valley Bank dan Signature Bank. (Ant/Z-11)
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Selasa, 26 Agustus 2925, dibuka menguat 14,01 poin atau 0,18% ke posisi 7.940,92.
Presiden Donald Trump mengumumkan pemecatan Gubernur Federal Reserve (The Fed) Lisa Cook. Trump menuding Cook terlibat dalam dugaan penipuan hipotek.
PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) memproyeksikan indeks harga saham gabungan (IHSG) berpotensi menguat ke level 8.000 dalam sepekan mendatang.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Senin, 25 Agustus 2025, dibuka menguat 73,72 poin atau 0,94% ke posisi 7.932,57.
Para ekonom menyamaikan pandangan berbeda mengenai arah kebijakan suku bunga acuan (BI-Rate) periode Agustus 2025.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada perdagangan Rabu 20 Agustus 2025, diprediksi bergerak mendatar. Sentimen utamanya akan berasal dari tingkat domestik.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Senin, 25 Agustus 2025, dibuka menguat 73,72 poin atau 0,94% ke posisi 7.932,57.
The Fed mempertahankan suku bunga dengan kisaran 4,25%-4,5%, meski ada tekanan dari Presiden AS Donald Trump.
Keputusan BI mempertahankan suku bunga acuan di level 5,50% dipandang sebagai langkah konservatif yang tepat di tengah ketidakpastian global dan perlambatan ekonomi domestik.
Keputusan Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan, atau BI Rate di level 5,50% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) 17-18 Juni 2025 dinilai sebagai langkah yang tepat.
Fixed Income Research PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Karinska Salsabila Priyatno menilai ruang bagi Bank Indonesia (BI) untuk menurunkan suku bunga dalam waktu dekat sangat terbatas.
KETIDAKPASTIAN arah kebijakan moneter Amerika Serikat kembali menjadi perhatian setelah desakan terbuka Presiden Donald Trump agar Federal Reserve memangkas suku bunga acuan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved